Dikhianati

1680 Words
Zahra dan Maryam mampir ke kedai es cream sepulang sekolah. Kali ini Maryam yang mentraktir Zahra, dalam rangka merayakan acara keberhasilan Maryam yang akhirnya mendapat nilai yang bagus dalam ulangan fisikanya. “Kak, mau beli puding juga gak? “ tanya Maryam saat mereka baru duduk di kedai. “Emang di sini jual puding ?” “Iya, kak, menu baru.” “Wah, enak kayaknya puding dan es ceram.” “Betul banget.” “Oke kalo gitu, pudding kakak yang bayar, kamu bayar es creamnya.” “Gak perlu kak, biar aku yang bayar semuanya. Aku bawa uang lebih, kok. Tenang aja, Kak.” “Serius nih? “ “Ck, apaan sih Lo kak! Susah banget orang mau berbuat baik, banyak tanya nih!” sewot Maryam, stok sabarnya belum di isi ulang. “Buruan jadi mau pesan pudding rasa apa? “ “Hem...terserah deh.” “Terserah? Ck! “ Maryam kembali mendengus. “Kak, jangan pake teori cewek ke cowok dong! Terserah, terserah, yang pasti dong kak! Mau gue pesenin puding rasa nanas? “ Zahra alergi nanas. Zahra terkekeh. “ Gitu aja marah. Ya udah, aku mau puding rasa stawberi aja.” “Nah gitu dong, Kak. Oke, aku pesan dulu.” Seperti biasa, Zahra selalu duduk di depan kaca lebar yang langsung menghadap jalan raya langsung. Di sebrang jalan, Zahra melihat Stefani dan di sebelahnya ada anak kecil. Pertama anak kecil itu menjaga jarak dari Stefani, tapi perlahan ia berjalan mendekati Stefani. Stefani menoleh. Anak kecil itu menghentikan langkahnya karena takut. Di luar duga Zahra, Stefani tersenyum pada anak kecil itu, Stefani bahkan menyamai tingginya dengan anak kecil di hadapannya itu. Zahra tidak tahu apa yang mereka bicarakan, Zahra hanya bisa menebak terjadi percakapan di antara mereka, lalu tidak terlalu ragu lagi, anak kecil itu mengangkat tangannya ke arah Stefani. Stefani merogoh tasnya kau memberikan sesuatu pada anak kecil itu. Setelah mendapatkan sesuatu dari Stefani, wajah anak kecil itu seketika berbinar. Stefani membentangkan tangannya dan anak itu langsung memeluk Stefani. Zahra tertegun melihat pemandangan tadi, bahkan Zahra sampai tidak tahu sejak kapan Maryam sudah duduk di kursinya sembari makan pudding. “Kak, entar temenin ke pondok ya.. “ “Ngapain?” “Kak Amina mau kasih aku kado.” “Emang kamu ulang tahu? “ “Udah lewat sih, tapi kak Amina baru bisa kasih kado sekarang.” “Oke.” Setelah selesai di kedai, sesuai rencana mereka ke pondok. Zahra menunggu di luar karena hanya boleh satu yang masuk. Pakde tidak ada di pos penjaga karena sakit, Zahra tahu hal ini dari santri yang menggantikan tugas pakde. Berhubung rumah pakde dan pondok tidak terlalu jauh, Zahra memutuskan untuk membesuk pakde, tapi sebelum itu ia ke warung terdekat untuk membeli beberapa roti dan s**u sebagai buah tangan. Saat berjalan ke rumah pakde, Zahra melihat Stefani dan seorang anak kecil yang berbeda. Zahra memperhatikan dari jauh, ia tidak perlu menyembunyikan dirinya karena Stefani tidak menyadari kehadiran di sana. Kali ini wajah Stefani tidak seramah tadi , vampire itu terlihat marah. Anak kecil itu menghampiri Stefani. Stefani terlihat membuang wajah. Anak kecil itu beringsut mendekat dan memeluk tubuh tinggi Stefani. Stefani marah dan melepas dengan kasar pelukan tangan kecil itu. “PERGI! “ teriak Stefani murka. Anak kecil itu menangis karena teriakan Stefani. Zahra tidak bisa tinggal diam, dia langsung menghampiri Stefani dan memeluk anak kecil itu. “Apa-apaan ini, Stefani ! Kenapa kamu berteriak dan marah pada anak kecil! “ Stefani kaget ada Zahra di sana. “Kakak, kenapa kakak itu jahat? “sela anak kecil itu sembari masih menangis. “Diam kamu j—!” “Kamu yang diam, Stefani! “sergah Zahra duluan. Anak kecil itu langsung lari melihat kemarahan Stefani. Zahra berdiri menantang Stefani. “Saya tidak akan biarkan kamu berbuat jahat pada anak kecil yang tidak berdosa! Apa sebenarnya masalah kamu! Dia hanya anak kecil! Kamu sangat jahat !” “Saat tadi melihatmu di sebrang kedai, saya pikir kamu mulai menjadi baik ternyata tidak! “ ** @macima: fiks sih cocokan Zahra sama Kelvin, ketimbang Kelvin sama Stefani, kek gak enak aja gitu liatnya. Kalo sama Zahra kan kekuatan kayak pasang goals gitu, unyu-unyu.” @ciam: Apaan sih @macima, cocokan Stefani kemana-mana juga kali. Stefani tuh cantiknya di atas rata-rata, matanya, terus bentuk wajahnya, kecantikannya highclass banget.” @Kezi: Zahra juga manis kok, wajah khas orang Asia banget, cewek-cewek jawa yang manisnya bingkin klepek-klepek. @Tobotyuk: guys, ingiat jangan dilihat terus, oi! Dosa mata, zina mata !” @Eraap : Iri bilang bos... @Budi : Apa sih kalian jodoh-jodohin orang, emang kalian siapa wahai netizen budiman, emak angkat mereka? @Uwu: ihh, gemas banget deh liat mereka. Zahra sama Kelvin unyu banget sih. @Pengamatcin: Iya ih @Uwu, Kemistri Zahra sama Kelvin dapat banget, di real life mereka ada hubungan atau something gitu gak sih? Serius nanya, guys. @Macima: Setahu gue sih, Zahra itu muslimah taat, dia gak akan mau pacaran. Btw, dulu gue kakak tingkatnya dia. @Relreal: Stefani cantiknya gak manusiwi, kek bidadari turun dari langit. @singelillah : Masyaallah ukhti @Zahra cantik banget, calon bidadari surga nih. @Ikhwanna: Assalamualaikum ukhti @Zahra, taaruf yuk... @Vavr : @Stefani kenapa setiap liat kamu aku berasa liat, ibu dari anak-anak kita? @Uwu: ngakak so hard, bisa aja lo @Vavr. @Pencintacogan: Kalian perhatian gak sih, tatapan mata Kelvin dalam banget, berasa tenggelam liat tatapannya @Kelvin. @Uwu : Berasa lagi berenang ya, bun, @pencintacogan, jangan lupa bawa pelampung buat jaga-jaga, kalo tenggelam kan berabe. @pencintacogan : @Uwu, gak papa-papa tenggelam, asal tenggelamnya di lautan cinta @Kelvin. Ikhlas dah gue.... @Uwu: Lah bisa ae lu @pencintacogan. @Maumaur: Eh, ada yang tahu gak sih, Stefani pake skincare apa deh, mukanya bening banget? @Uwu : skincarenya air wuduh mungkin bun, @maumaur. @Maumaur : gue cowok, bang @uwu. @Gakjebo: fiks gue tim #ZahraKelvin. @Ciam : #StefaniKelvin, kawal teros sampai pelaminan. Sarah sejak tadi cekikikan membaca semua komentar di beranda i********: nya. Sarah baru saja mengupload foto dan sepenggal video drama waktu itu. Belum sampai satu jam, postingannya sudah di-like sebanyak lima ribu orang dan komentar sekitar enam rautus orang. “Lo upload foto kita? Bagian gue gak pake jilbab di tutup stiker atau crop ya.. “ “Iya. Gue crop, foto gue yang gak pake jilbab juga gue crop.” “Mereka masih sibuk jodoh-jodohi orang?” Para netizen terbagi menjadi dua kubu, #ZahraKelvin dan #StefaniKelvin. Tidak jarang para netizen juga menge-tag Kerly dan Sarah mencari dukungan. Ponsel Kerly sejak tadi berdering terus, hingga akhirnya Kerly merubah menjadi mode senyap. Dia jadi fokus membaca buku tentang Islam yang Zahra pinjamkan. “Ponsel Lo gak dibuka dari tadi? Notifnya pasti jeboo tuh.” “Biarin aja. Malas gue, mereka seenaknya aja nge-tag.” “Ya udah sini biar gue aja yang buka, gue suka banget baca komentar berizin, moodboster banget.” “Dari pada bacaain komentar orang, meding sekarang kita nyusulin Zahra ke musholah. Ada waktu dua puluh menit lagi, kita juga bisa salat duhha dulu.” “Ide bagus. Kuy lah....” Keduanya lalu pergi ke musholah. Di mushola Zahra sedang membaca Al-Qur’an Kelvin yang memintanya. Kelvin ingin mendengarkan lantunan ayat Qur’an dari Zahra. Zahra berada di dalam mushola dan Kelvin duduk di luar, teras musholah sembari mendengar Zahra membaca Al-Quran. “Sadaqallahuazim.” Kelvin tersenyum. “Zahr, kamu tahu, saat kamu baca ayat Al-Quran itu atas permintaan saya. Saya tidak merasa sakit sedikit pun.” “Masyaallah, benarkan?” “Iya.” “Berarti ada kemajuan, dulu kamu mendengar lantunan ayat Al-Quran dan terasa terbakar tapi sekarang tidak lagi.” “Iya, itu semua karena kamu, Zahr.” “Alhamdulillah.” “Zahr, saya mau dengar kamu mengaji lagi, boleh kah? “ “Tentu saja.” Zahra kembali membuka mushaf miliknya, ia merasa sangat bahagia akan sesuatu yang menurutnya sebuah perkembangan, Zahra terus berdoa agar Kelvin segera mendapatkan hidayahnya. “Zahr...” “Kerly, Sarah... “senyum Zahra makin lebar, melihat kedua sahabatnya itu. “Kalian ke sini mau salat duhha ya? Masyallah...” “Iya, nih, supaya berkah,” jawab Kerly. “Lo udah sama duha? Lagi ngaji ya?” “Iya. “ “ Kelihatannya Lo lagi bahagia banget, Zahr, wajah-wajah lo sampai berseri-seri gitu. Ada apa?” tanya Sarah. Sarah dan Kerly sedang melepaskan kaos kaki dan bersiap-siap untuk mengambil wuduh. Zahra tersenyum dan tiba-tiba langsung memeluk kedua sahabatnya itu. “Karena dia mulai dekat dengan sang pencipta...,” gumam Zahra pelan, sangat pelan bersama hembusan angin, nyaris tidak terdengar tapi Kerly mendengar apa yang Zahra katakan, dahi Kerly berkerut tidak mengerti maksud kata ganti ‘dia’. Saat Zahra merlepas pelukannya Kerly menangkap keberadaan Kelvin dari celah dinding tembok musholah. “Dia? Kelvin ?” . . “Kak, nanti pulang sekolah, pulang aja duluan gak usah tunggu aku. Aku mau kerja kelompok.” “Oke.” Maryam dan Zahra berpisah di lorong, berjalan ke kelas mereka masing-masing. “KELVIN! “ Zahra mengenali teriakan itu. Stefani dan Kelvin lagi-lagi membuat Zahra terlibat perasaan penasaran yang berujung menjadi penonton ilegal. Zahra menyembunyikan dirinya, dari kedua jin yang sepertinya tengah cek-cok. “Stefani, turunkan suaramu!” suara Kelvin terdengar. “Kamu hampir saja membongkar semuanya, Kelvin! Liat di internet, manusia-manusia itu sedang membahas perkataan di acara itu! Mereka berpikir kalo kalimat itu kamu katakan karena kamu tidak terlalu baik dalam penggunaan bahasa, tapi tetap saja ini berbahaya untuk kita! “ “Kamu terlalu membesarkan segalanya, Stefani!” sahut Kelvin datar. “Saya hanya melakukan itu karena Zahra.” “Zahra! Berhenti membawa-bawa gadis itu, Kelvin! Berhenti !” “Apa hak mu meminta saya berhenti melakukan itu ! Kamu sekarang bukanlah bagian dari semua ini! Sebaiknya kamu pergi dari sini! Atau.. “ “Atau apa? Kita memang sudah tidak sama, tapi perlu kamu ingat, bahwa kamu tidak bisa melakukan apa pun pada saya!” “Jangan paksa saya melakukan hal yang akan menyakitimu, Stefani !” “Saya tidak takut!” “Ck! “Kelvin tersenyum sinis. “Saya akan pergi, jika kamu juga pergi! “ Sarah membuang muka dan tanpa sengaja melihat Zahra yang bersembunyi. Stefani bergerak sangat cepat ke arah Zahra. Zahra kaget saat melihat Stefani sudah ada di hadapannya. Stefani menggenggam tangan Zahra. Zahra meringgis kesakitan. “Lepasin dia, Stefani! “ sentak Kelvin. “Kenapa kamu mencuri dengar?” Stefani mengabaikan seruan Kelvin. “S-saya hanya,” Zahra meringgis, genggam tangan Stefani makin kuat. “Lepasin tangan saya, Fan. Sakit!” “Lepasin tangan Zahra, Stefani !” Kali ini Kelvin marah pada perbuatan Stefani, ia menarik lengan Stefani dan menghempaskan Stefani jatuh ke tanah. Zahra berlari ke belakang Kelvin. Zahra takut pada kemarahan Stefani yang tertampil jelas pada sorot mata Stefani. “Saya tidak akan bisa memaafkan kamu, jika kamu berusaha menyakiti Zahra! “ “Wow! Berita ini akan heboh jika aku unggah ke internet,” gumam gadis yang sejak tadi sudah mengabadikan momen pertengkaran Kelvin, Zahra dan Stefani. Gadis itu buru-buru pergi dari sana, ia tidak mau bernasib sama dengan Zahra yang ketahuan menjadi penonton ilegal. “Apa judul yang cocok? “gumam gadis itu. “Hubungan cinta segitiga. Stefani dikhianati.” ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD