Makan malam bersama

1111 Words
Rika menyambut kedatangan Ratu dengan hangat. Wanita berambut pirang itu datang terlambat, pekerjaannya ada banyak sekali sehingga ia kesulitan untuk datang tepat waktu, Ratu balas memeluk ibu mertuanya itu, satu-satu nya orang yang Ratu percaya setelah ibu kandungnya sendiri adalah Rika, wanita itu sejak dahulu sudah berperan sebagai ibu kedua Ratu, bahkan jauh sebelum Hartawan menjodohkan Raja dengan Ratu, Rika sudah memperlakukan Ratu seperti putrinya sendiri. Sementara itu, Raja dan Kaisar saling melempar tatapan satu sama lain, tidak, sebenarnya Kaisar lah yang menatap kakaknya itu dengan tatapan kaget, sementara Raja justru bingung akan sikap Kaisar yang seperti itu. “Lo kenapa?” Tanya Raja, tanpa suara. Kaisar kemudian menatapnya dengan tatapan khawatir. “Ratu kesini juga? Gua pikir lo doang.” “Kenapa?” “Gua suruh Raina kesini.” Detik itu juga andai saja bisa, Raja tentu saja akan menghajar Kaisar habis-habisan, bagaimana tidak Kaisar menempatkan Raja pada posisi yang sulit. Belum lama setelah Ratu datang, tiba-tiba Raina muncul dari balik pintu, ia menggunakan sebuah dress selutut berwarna merah dengan rambut yang telah di cat pirang, tak lupa sebuah tas branded yang melengkapi fashionnya malam itu. “Ewh… your taste is so bad.” Ratu memandang Kaisar dengan tatapan remeh, sesekali ia menatap Raina dengan tatapan yang dari tatapannya saja orang sudah bisa tahu bahwa Ratu sedang meremehkan gadis itu. “Dek… dia pacar kamu?” Rika berbisik kepada putra bungsunya, sesekali ia menatap heran kepada Raina yang berdiri tak jauh dari mereka. Kemudian Kaisar berdiri tanpa menjawab pertanyaan orang tuanya terlebih dahulu, ia menghampiri Raina, membawa Raina untuk duduk dan bergabung bersama mereka semua. “Ini Raina, teman aku. sengaja aku undang makan malam di sini biar sekalian makan malam sama kita.” Jelas Kaisar. Semua orang di sana diam, termasuk juga Raja. Ia hanya diam, sibuk dengan ponselnya. “Hai Rai..na, silahkan duduk.” Rika cukup canggung begitu melihat Raina, selama ini Kaisar tidak pernah memanggil ataupun membawa perempuan atau bahkan mengenalkan perempuan kepada mreka semua, tak sekalipun selama hidup kurang lebih dua puluh tahun, melihat Raina yang tiba-tiba hadir di tengah keluarga mereka tentu saja membuat Rika kaget, anak konglomerat mana yang di bawa oleh anaknya dan tak ia kenali itu? “Iya tante, terimakasih.” Sejak awal kedatangan Raina, Ratu tak juga melepas pandangannya kepada gadis yang duduk di samping suaminya itu, hingga akhirnya ia memutuskan untuk berbicara seorang diri. “Your taste is so bad. Besok-besok kalau mau datang ke sini pakai pakaian yang normal-normal aja, daripada kelihatan norak.” Ratu bersuara, ia menatap Raina dengan tatapan malas. Bagaimana tidak, menurut Ratu, Raina memakai paduan baju yang sama sekali tidak nyambung, dress merah, tas orange dan sepatu cokelat. Dimana letak nyambungnya? “Ya?” Raina cukup kaget begitu mendengar ucapan Ratu barusan. di pertemuan kedua mereka, Ratu bahkan masih sama kasarnya. Raina kesulitan untuk menjawab pertanyaan Ratu, sesekali ia menyenggol kaki Raja agar pria itu mau membantunya, Raina tidak terbiasa dengan sikap yang di tunjukan oleh Ratu kepadanya. “Ayo makan.” Setelah sekian lama, akhirnya Raja bersuara, ia mulai mengambil makanan-makanan ke atas piringnya, lalu berusaha makan dengan tenang. Namun tentu saja Ratu tetaplah Ratu, ia tidak akan berhenti sebelum ia puas. Ia melipat kedua tangannya di depan d**a kemudian menatap Raina dalam-dalam, satu kesalahan Raina ketika ia berani datang ke makan malam keluarga Raja, ia tidak mempersiapkan dirinya sama sekali. “Orang tua kamu siapa ? mereka kerja dimana?” Kini, Rika juga mulai angkat bicara, ia sejak tadi penasaran siapa orang tua dari gadis yang di bawa oleh putranya itu. “Ma… kayaknya agak gak sopan deh kalau nanyain kayak gitu, kenapa nggak ngobrol yang biasa aja sih? ini kan mama baru pertama kali ketemu sama Raina, masa udah nanya ini itu?” Balas Kaisar, tentu sebagai teman yang baik ia akan melindungi Raina dari pertanyaan-pertanyaan dari mama dan juga kakak ipar nya yang sudah pasti akan membuat Raina sakit hati sendiri, Kaisar tahu betul bagaimana keluarganya itu. “Ya nggak apa-apa dong, namanya juga pertama kali ketemu, pertama kali kenalan, ya namanya kenalan kan emang gitu dek, udah deh adek diem aja, mama Cuma pengen dengar jawaban dari Raina, ini kita sambil makan sambil ngobrol gapapa dong? Biar lebih cepat akrab. Lagi pula, siapa tau mama kenal sama orang tua nya Raina, kan enak ya. Jadi gimana Raina?” Detik itu juga Raina merasa ingin tenggelam dan hilang begitu saja, tatapan yang diberikan oleh orang tua Raja membuatnya mati kutu, ia tak tahu harus berbicara seperti apa. “Orang kaya itu mah, liat aja deh hp nya, tas nya, sepatunya, baju nya aja cuma ada beberapa di Indo, bajunya itu baru rilis kemarin loh, aku aja belum sempat dapat.” Ratu mengompori. “Aku kenal sama orang tua nya Raina, mereka salah satu pengusaha kaya, konglomerat juga, mereka sering di Malaysia, kami sempat ketemu di beberapa kesempatan, mama gak usah khawatir.” Raja menimpali, sejenak Rika dan Ratu diam atas ucapan Raja. “Siapa namanya? Barangkali mama kenal, mama punya banyak kenalan di Malaysia.” Balasnya. Raja menggeleng cepat “Mama gak kenal mereka, dan mereka juga gak kenal sama mama, mereka sering ke luar negeri, usaha mereka tidak hanya ada di satu negara.”                 “Wah menarik juga, Raina kapan-kapan ajak orang tua kamu dinner sama kami ya, tapi nanti setelah om pulang dari Dubai.” Raina hanya bisa mengangguk begitu mendengar ucapan orang tua Raja barusan, sebenarnya Raina tidak mau berbohong, ia hanya ingin menjadi dirinya sendiri, namun karena Raja yang berbucara, Raina jadi yakin bahwa Raja akan mengambil keputusan yang benar.                 “Tapi kayaknya dia bukan anak konglomerat, I know… dari gaya nya, bahkan dari caranya pegang garpu pun masih perlu di pertanyakan, Reina or whoever your name I don’t care, jangan memaksakan diri.” Ucap Ratu. *****                 Raina pulang dari kediaman orang tua Raja dan Kaisar dengan perasaan kacau, ia seperti hanya membawa dirinya kesana hanya untuk di bully habis-habisan, terlebih Ratu. Secara tidak segan-segan ia mengeluarkan pendapat yang menyakiti hati Raina. Rika juga tak begitu bersahabat dengannya, bahkan setelah makan Rika sama sekali tak mau ikut bergabung bersama mereka untuk menikmati hidangan penutup, bahkan menurut Ratu, sikap Rika tak jauh berbeda dengan sikap Ratu.                 “Emang bener ya, kalau anak kembar tuh pasti sifatnya bisa aja gak sama.” Raina mendengus kesal di sepanjang perjalanan, iya, ia di antar pulang oleh Kaisar sebab ia datang menggunakan taxi online.                 “Maksudnya?” Tanya Kaisar bingung.                 “Ya Mas Raja sama Mbak Ratu maksud gue, mereka kembar tapi sifatnya Mas Raja kayak malaikat, Mbak Ratu kayak iblis. Mana mulutnya pedes banget kayak di cabein.” Mendengar hal itu, Kaisar cukup terkejut, rupanya Raina salah paham atas mereka berdua.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD