Hadiah

1223 Words
                “Sakit anjing!” Ratu berteriak frustasi di tengah-tengah kemacetan Jakarta. Kali ini ia tidak bersama sopir ataupun para pengawal pribadinya, iya, ia mengendarai mobilnya sendiri setelah menjemput Kirana di Bandara, gadis itu baru saja pulang setelah menjenguk ayahnya yang tengah sakit.                 “Lo kenapa sih? marah-marah mulu, lo gak capek apa?” Kepala Kirana mulai pusing, bagaimana tidak, setiap kali bertemu dengan Ratu, wanita itu hanya meluapkan emosinya, kalian ingat terakhir kali Ratu datang ke tempat Kirana dan memecahkan piring-piring milik Kirana hanya karena ia kesal?                 “Lo gak suka kalau gue marah-marah?!” Ratu menghardik sahabatnya sendiri. Kirana yang duduk di kursi samping kemudi hanya menggeleng khawatir, ia memilih diam dan menyandarkan tubuhnya daripada meladeni Ratu yang semakin hari semakin parah. Andai saja tahu akan begini pasti Kirana akan menolak tawaran Ratu untuk menjemputnya tadi.                 “Dia ngebayarin bill rumah sakit bokap gue, jumlahnya gak dikit kii, banyak banget. dia pasti mikir kalau gue udah gak mampu bayar, apaan coba? Harga diri dia aja mampu gue beli kalau gue mau! Gila apa?! gue juga mau gantiin tapi dia gak mau, dia pasti sengaja banget kayak gitu biar dia ngerasa heroik, oh my god! He is so stupid, dia pikir dengan cara kayak gitu dia bisa keliatan baik di mata gue? Enggak kii, enggak!” Emosi Ratu begitu meluap-luap mengingat apa yang Raja lakukan kepadanya, tahu sendiri bahwa istrinya itu tidak suka di kasihani, tidak suka merepotkan orang lain, begitu egois dan begitu keras pada dirinya sendiri, namun Raja nekat membantu.                 “Ini semua gara-gara Anne! Anne Sialan! Dia ngasih tau Raja kalau keuangan gue lagi gak stabil gara-gara Rio dan Raja udah bikin kesepakatan sama bokap yang kemarin gue ceritain ke lu, asli harga diri gue di depan Raja udah gak ada apa-apa nya.” Ratu semakin naik pitam, di tengah-tengah traffict light berwarna merah yang tengah menyala, ia menekan klakson mobilnya hingga membuat para pengguna jalan lain merasa terganggu.                 “Pardon?”                 “Apa?!”                 “He is your husband, and he pay the bills for your father, masalahnya ada di mana? Di mana bagian Raja menginjak harga diri lo yang super tinggi itu?” Tanya Kirana.                 “Dia ngebayain tagihan rumah sakit bokap aja udah kayak sama aja nginjek harga diri gue! Emangnya dia doang yang punya duit segitu?! Gue juga punya ki, catat itu!” Suaranya terdengar begitu menggema di dalam mobil yang sempit itu, kepala Kirana terasa semakin ingin pecah begitu mendengar teriakan Ratu beserta dengan suara klakson yang sedikit terdengar saling bersahutan, tidak lupa asap kendaraan yang mengganggu pemandangan mereka membuat Kirana ingin lenyap saja saat itu juga.                 “Gue bakal bikin dia nyesel karena udah berani ngeremehin gue!” Sejak awal berteman dengan Ratu, Kirana sudah paham betul bagaimana egois dan kerasnya wanita di sampingnya itu. bagaimana Ratu bertahan sendirian di kampus dan bisa di bilang hampir tak memiliki teman karena sikap dan sifatnya yang terlalu melampaui batas. selama ini, Ratu tidak pernah percaya kepada orang lain, bahkan Kirana sekalipun. Satu-satunya yang ia percaya adalah dirinya sendiri, bagi Ratu, dirinya adalah aset paling berharga yang memang bisa ia andalkan untuk melakukan segalanya, Ratu benci di kasihani, Ratu benci melihat siapa saja yang berusaha merendahkan dirinya, Ratu bahkan terlalu mencintai dirinya sendiri, aneh memang, namun itulah kenyataan yang ada.                 Sementara itu di lain sisi, seorang gadis berjalan santai di lobby kantor, semua mata tertuju kepadanya. Ya bagaimana tidak, penampilannya begitu mencolok dan berbeda dari kemarin, dari ujung kaki hingga ujung rambut semuanya barang bermerk yang harganya tidak main-main. Siapa yang tidak heran melihat anak magang yang kemarin mengaku yatim piatu, dan hidup susah itu tiba-tiba memakai pakaian yang super mahal?                 “Sist… you looks so good. Outfit lo kece juga, beli dimana?” Tanya salah seorang gadis yang juga merupakan anak magang, sama seperti Raina di sana. Raina tersenyum malu-malu “Ini hadiah.” Jawabnya.                 “Hadiah dari siapa kalau boleh tahu?” Siapa saja pasti penasaran, bagaimana Raina bisa mendapatkan setelan seharga ratusan juta dalam semalam, tentu saja mereka curiga, tentu saja mereka berpikir bahwa Raina pasti adalah simpanan om-om kaya raya yang kesepian, atau bosan dengan pasangannya.                 “Hadiah dari kakaknya temen aku.”                 “W-wow, kaya banget ya, congrats.”                 “Iya, oh iya aku duluan.” Raina berjalan keluar dari gedung kantornya, lalu masuk ke dalam sebuah mobil yang ia tumpangi untuk makan bersamanya dengan Raja kemarin, baru sekali, namun ia sudah merasa terbiasa.                 Raina selalu suka jadi pusat perhatian, walau penampilannya hari itu bukan ciri khas dari dirinya, namun ia tetap menyukai semuanya, tak henti-hentinya ia memandang foto-foto dirinya yang sempat ia ambil tadi, rasa bangganya masih terasa, apalagi setiap kali orang-orang menatapnya dengan tatapan kagum, hal-hal seperti itulah yang Raina suka, bukan mendapat tatapan kasihan dari orang-orang setiap kali melihat dirinya. Raja kembali mengajaknya untuk bertemu, untuk makan bersama sebelum mereka pulang ke rumah, Raina bahkan sudah terbayang bagaimana jika ia menjadi istri dari pria itu, bahkan tak menjalin hubungan apa-apa saja, Raja sudah se-loyal itu kepadanya, apa lagi jika ia sudah berstatus sebagai istri Raja.                 “Bapak emang se baik ini ya pak ke anak magang?” Tanya Raina, sebenarnya pertanyaan yang ia lontarkan barusan adalah pertanyaan pancingan, sebenarnya ia hanya ingin tahu apakah ada seseorang yang di perlakukan ini sebelum dirinya, atau dirinya lah yang memang menarik di mata Raja. Pria yang mengemudikan mobil itu menoleh sejenak, lalu kembali fokus pada jalanan di depannya “Bapak tidak pernah sama sekali sebaik ini ke orang lain.” Jawabnya. Mendengar hal itu Raina hampir saja berteriak senang, ia mengulum senyumnya, mengalihkan pandangan ke arah luar jendela, agar sopir itu tak melihatnya tersipu malu. Ia bahkan semakin yakin bahwa Raja, jatuh cinta kepadanya pada pandangan pertama.                 “Saya tinggal di sini pak?” Raina berkali-kali menanyakan hal itu kepada sopir yang mengantarnya. Ia tak percaya bahwa barista dan mahasiswi miskin sepertinya bisa tinggal di The Royal Club, apartement terkenal yang katanya hanya bisa di beli oleh para orang-orang ternama di negeri ini. Pria tua itu mengangguk, ia kemudian menurunkan barang-barang Raina untuk di bawa ke apartement yang akan ia tempati selama beberapa waktu ke depan “Ikut saya.” Ucapnya. Raina kemudian mengekor di belakangnya, hingga mereka sampai ke sebuah unit dengan luas yang bahkan lima hingga delapan kali lebih luas dari kontrakan sepetak milik Raina dulu, di sana sudah ada Raja yang menunggunya, sejenak Raina berpikir apakah ia akan di jadikan sugar baby oleh Raja?                 “Mas…” Ucap Raina begitu ia sampai di sana. Raja tersenyum dan menghampiri Raina. “Welcome.” Balasnya.                 “Mas ini, apa gak berlebihan?” Tanya Raina, ia ingin memastikan, atas dasar apa Raja memberinya satu unit apartement secara Cuma-Cuma padahal Raja belum mengenalnya luar dalam.                 “Tidak, ini sebagai hadiah karena teman adik saya magang di tempat saja, lagi pula dari yang saya dengar, kalau kontrakan kamu kemarin itu agak kumuh Rain, tidak cocok untuk kamu, sebaiknya kamu tinggal di sini, lebih aman dan lebih nyaman.” Raina agak sedikit kecewa mendengar kata teman adik saya namun Raina percaya, bahwa itu semua hanyalah sebuah alasan dari pria konglomerat lajang yang berusaha menarik perhatian gadis miskin sepertinya.                 “Terimakasih mas.” Ucap Raina, senang. Raja mengangguk “Kalau begitu saya mau pulang ya, di rumah ada acara makan malam keluarga, saya takut terlambat, kamu selamat istirahat, kalau ada apa-apa kamu bisa hubungi saya.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD