Halo Raina

1278 Words
                “Rain, masuk.” Kaisar mempersilahkan Raina untuk masuk ke dalam rumahnya. Kesan pertama yang Raina rasakan ketika masuk ke dalam rumah itu adalah, kemewahan yang bahkan seumur hidup belum pernah ia lihat dan rasakan sebelumnya.                 “Bengongnya biasa aja kali.” Tegur Kaisar ketika melihat Raina masih pada tempatnya, menatap sekeliling rumah dengan ekspresi kagum.                 “Lo asli tinggal di tempat kayak gini? Hotel aja kalah Kai.” Desis Raina, kagum. Kaisar terkekeh pelan menatap betapa polosnya gadis itu “Norak lo, sini belajar bareng.” Kaisar berjalan mendahului Raina, memberi kode kepada para pelayan di rumahnya untuk menyiapkan jamuan kepada Raina, sementara itu gadis polos itu masih terkagum-kagum akan kemewahan rumah yang ia datangi saat ini.                 “Eh nyokap bokap lo mana Kai?” Sejak tadi, orang-orang yang terlihat di depan Raina hanyalah para perempuan berseragam khusus yang bisa Raina pastikan kalau orang-orang itu adalah para pekerja di rumah ini.                 “Kerja.” Balas Kaisar. Raina melongo “Jam segini? Maksud gua kan udah maghrib.”                 “Emang masih kerja.”                 “Pantesan aja keluarga lo kaya.”                 “Berlebihan lo, udah buka bukunya habis itu lo makan dulu deh baru balik.” Sebenarnya Kaisar sejak tadi menunggu kakak nya yang juga tak kunjung datang, entah sudah berapa banyak pesan yang ia kirimkan kepada Raja, entah sudah berapa kali ia berusaha menghubungi pria itu, namun sayang, Raja tak menjawabnya satu kali pun.                 “Lo gak mau diskusi apa gitu?” Tanya Raina yang sejak tadi memperhatikan gelagat aneh Kaisar. Kaisar menggeleng “Diskusi apaan orang juga baru pertemuan pertama, harusnya pertemuan pertama tuh evaluasi aja gak sih? lo ngerti yang mana gua ngerti yang mana habis itu baru bagi materi.”                 “Yaudah, kalau gitu kenapa lo gak buka buku juga?”                 “Oh iya ya.” Andai saja bukan Raja yang meminta tolong kepadanya mungkin Kaisar tidak akan berhadapan dengan gadis aneh dan setumpuk buku tebal milik Raina untuk lomba yang akan mereka ikuti, tentu saja menang atau tidaknya mereka nanti Kaisar tidak begitu peduli, jika hanya menyangkut perihal hadiah yang katanya lumanay besar bagi Raina, Kaisar bisa saja memberi gadis itu uang seperti hadiah yang di janjikan saat itu juga atau bahkan lebih dari itu Kaisar mampu memberi Raina secara Cuma-Cuma, hanya saja ia tidak mau terlihat tidak sopan.                 “Rain, bentar kayaknya kakak gua datang.” Ucap Kaisar yang langsung menutup bukunya begitu mendengar suara mobil milik Raja.                 “Lo punya kakak?” Tanya Raina, heran. Ya karena selama ini siklus hidupnya hanya kerja-makan-tidur-kuliah, tentu saja ia tidak banyak tahu tentang kehidupan teman-temannya, sekalipun manusia popular seperti Kaisar. Bahkan selama ini Raina berpikir bahwa Kaisar adalah anak tunggal kaya raya yang kesepian.                 “Ada, tuh orang nya.” Kaisar menunjuk pria yang baru saja masuk ke dalam rumah. Pria dengan kemeja putih yang lengannya di gulung hingga sikut, Raja tersenyum melihat kedatangan Raina ke rumahnya.                 “Bang, temen gua. Raina namanya.” Ucap Kaisar spontan. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal guna menghilangkan rasa canggung dan juga rasa bersalahnya. Memang yang ia lakukan agak jahat kepada rumah tangga kakak nya itu, namun sebagai seorang adik, Kaisar juga tidak mau terlalu lama melihat kakak nya hidup menderita di bawah tekanan istri nya sendiri. Istri yang tidak pernah menghargainya.                 “Oh ya, halo, selamat belajar ya. Namanya siapa?” Detik itu juga Raja seperti ingin menghilang, sapaan macam apa itu? Raja yakin bahwa setelah ini Raina pasti ilfeel melihatnya. Ganteng-ganteng kok jayus?                 “Raina mas.” Mendengar Raina memanggilnya dengan sebutan mas entah kenapa membuat Raja reflek tersenyum. Sudah lama sekali ia tidak mendengar seseorang memanggilnya dengan sebutan seperti itu.                 “Dia abang gue, namanya Raja.” Kaisar menimpali sebab Raja terdiam cukup lama sembari menjabat tangan gadis itu.                 “Udah kali jabat tangannya, udah kayak jabat tangan penghulu aja lo.” Bisik Kaisar di telinga Raja. Sadar akan hal itu Raja reflek menarik tangannya, ia mundur beberapa langkah kemudian menggaruk tengkuknya.                 “Yasudah kalau begitu, Raina saya ke atas dulu ya, Kai, lo belajar yang bener.” Raja beranjak dari sana, meninggalkan Kaisar dan Raina berdua di sana. Kaisar tentu saja heran melihat tingkah kakak nya itu, jikaia tidak mau basa-basi lebih lama dengan Raina, lantas untuk apa Raina datang ke rumah mereka hari ini? Bang, gila apa.                 Sudah lima belas menit Raja berdiri di tempatnya, sembari menatap tangan kanannya tanpa henti. Hanya sebuah jabat tangan singkat dengan Raina ia mampu di buat terdiam selama itu oleh gadis itu, bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Raja terkekeh, ia bahkan sampai menganggap dirinya sudah gila sebab tak pernah mendapat hak nya sebagai seorang suami. Semenyedihkan itu kah dirinya?                 “Bang.” Suara Kaisar akhirnya berhasil membuyarkan lamunannya, Raja kemudian menoleh, dan menghela napas ketika melihat Kaisar berdiri di ambang pintu kamarnya.                 “Lima belas menit lagi gua ke bawah, lu turun gih.” Balas Raja. Kaisar menggeleng “Tapi kata gua lu harus turun sekarang sih.”                 “Kenapa?”                 “Ratu kenapa nyusulin lu kesini?” Mendengar hal tersebut, mata Raja langsung membulat seketika, di saat yang seperti ini Ratu datang? Ada apa?                 “Lu lagi gak bercanda kan?”                 “Biar apa gua bercanda?” Tanpa basa basi, Raja langsung beranjak dari tempatnya, berjalan cepat menyusuri satu per satu anak tangga untuk menemui Ratu, sebelum Ratu membuat Raina tidak nyaman di sana. Namun ketika sampai di bawah, untung saja Ratu masih berdiri menatap pajangan-pajangan baru milik orang tua Raja, sehingga mungkin Ratu belum sempat bertemu dengan Raina.                 “I know you are here…” Desis Ratu tanpa menengok ke belakang, ia bahkan dapat mengetahui keberadaan Raja tanpa melihat pria itu.                 “Kamu ngapain di sini?” Tanya Raja. “Kenapa? Suka-suka aku lah, aku mau di mana, aku mau kemana bukan urusan kamu, emang kamu siapa?” Balas Ratu disertai dengan ekspresi menyebalkannya. “Oh iya, I just met with Kaisar’s Girlfriend, ahh dia bad banget soal milih pacar, menyedihkan.” Sambung Ratu, ia melipat tangannya di depan d**a, tentu dengan ekspresi datar nan menyebalkannya. “Just own your business.” “Kok kamu marah? Kamu marah aku ngatain selera Kaisar jelek? Kan emang jelek, percuma dong dia kaya raya gitu tapi pacarnya dusun banget, duhh.” Ratu berjalan meninggalkan Raja di sana, ia berjalan menuju ruang makan, duduk di meja makan sembari memainkan ponselnya. “Kai, ajak Raina makan.” Ucap Raja dengan nada tegas. Suasana rumah yang tadinya hangat, tiba-tiba berubah menjadi dingin, Raja duduk berseberangan dengan Ratu, sementara Ratu tetap bersikap acuh kepada suaminya itu. toh Raja jungkir balik pun Ratu tidak akan peduli dengan pria itu. “Rain sini makan.” Kaisar menarik bangku untuk Raina tepat di sebelah Raja, sementara ia duduk di sebelah Ratu. “Who are you?” Tanya Ratu dengan tatapan tajam nya. Raina bahkan seketika merasa terintimidasi akibat tatapan dari Ratu saat itu. “Saya Raina Mbak, temennya Kaisar.” Balas Raina, takut-takut. “Ahh, thank god.” Ratu menghela napas lega, dan seketika semua mata tertuju padanya. “Seenggaknya dia bukan pacar mu, kalau sampai dia jadi pacarmu, I don’t know maybe I would judge you till I die.” Balas Ratu, Raina hanya menghela napas pasrah, lagi pula memang di banding dengan keluarga mereka, Raina tidak ada apa-apanya, bagaikan butiran debu dan berlian tentu saja Raina hanya debu, di hina seperti itu tidak membuat Raina kesal, ia sudah terbiasa di bully sejak dahulu. “Mama mana?” Tanya Ratu. “Belum pulang.” “Oh.” Ratu beranjak dari tempatnya, ia mengitari meja makan, menyimpan sebuah amlop putih tebal di sebelah Raina. “Muka mu oke, Cuma gaya mu jelek banget, seenggaknya kalau miskin, gaya nya jangan jelek-jelek banget. ngerusak pemandangan.” 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD