Bab 10

1203 Words
Kinara sedang sibuk membersihkan lemari kamarnya saat ponselnya berdering nyaring dan menampilkan sederet nomor asing yang langsung membuat jantungnya berdetak dengan cepat. Firasatnya mengatakan jika panggilan tersebut berasal dari Dareen. Oh astaga, Kinara tidak mengira jika takdir hidupnya akan berubah secepat ini. Hanya karena ia menyelamatkan seekor anjing, seorang pangeran tampan yang kaya raya datang menemuinya. Bahkan pria itu sedang menghubunginya saat ini. Sebelum menjawab panggilan dari Dareen, Kinara berlari ke arah cermin untuk melihat bagaimana penampilannya. Sekalipun Dareen melakukan panggilan suara yang artinya wajah Kinara tidak akan dilihat oleh pria itu, Kinara tetap berusaha memperbaiki penampilannya sebelum ia berbicara dengan Dareen. Menjawab panggilan dari seorang pria tampan memang membutuhkan kesiapan yang lebih besar, baik dari segi penampilan maupun caranya berbicara. “Halo?” Kinara menjawab panggilan tersebut tepat di dering terakhir. “Kinara? Apakah ini benar Kinara?” Kinara tidak bisa menahan senyuman di bibirnya. Suara Dareen terdengar sangat merdu. Telinganya seperti terberkati karena mendengar suara pria tampan untuk yang pertama kalinya. Sepertinya Kinara sedang memanen keberuntungan yang selama hidupnya tidak pernah ia miliki. Yang pertama adalah bertemu dengan Dareen, makan bersama pria itu, dan sekarang mendengar suaranya di panggilan telepon. Kali ini Kinara tidak akan menyalahkan kehidupannya yang sangat menyedihkan. Karena setidaknya ia akan segera mengakhiri kesengsaraannya. “Ya, benar. Dengan siapa aku berbicara?” Satu hal yang Kinara pelajari dari berbagai film romantis yang ia tonton di televisi adalah berpura-pura tenang padahal ia sedang gugup dan sangat bahagia ketika mendengar suara Dareen. Kinara harus menunjukkan jika ia tidak sedang menunggu panggilan Dareen karena jika pria itu tahu betapa gelisahnya Kinara saat sedang menunggu dering ponselnya, maka skenario yang sudah ia susun akan hancur sia-sia. Yang pertama, Kinara akan berlaku seolah ia tidak menantikan panggilan dari Dareen. Dia harus menahan ekspresinya agar tidak terlihat seperti perempuan murahan yang baru saja melihat manusia sempurna. “Ah, iya! Ini Dareen. Kamu masih ingat? Tempo hari, kamu menyelamatkan anjing peliharaanku.” Kata Dareen. Kinara menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Seumur hidupnya, Kinara sangat jarang berbuat baik kepada orang lain. Kalau saja Kinara tahu bahwa kebaikan bisa membawanya menuju kehidupan yang menyenangkan, sudah pasti Kinara melakukannya sejak dulu. Seakan tahu jika Kinara sudah mulai lelah dengan kehidupannya, Tuhan mengirimkan seorang pangeran tampan dan kaya kepadanya. “Dareen? Ya, tentu saja aku masih ingat. Bagaimana keadaan anjingmu? Apakah ia baik-baik saja?” Dibandingkan bertanya tentang keadaan anjing, sebenarnya Kinara lebih penasaran dengan kabar dan keadaan Dareen. Namun, Kinara tahu jika sebaiknya ia membuka percakapan dengan membicarakan topik yang membuat mereka bertemu dan saling mengenal, yaitu anjing yang baru saja Kinara selamatkan beberapa hari lalu. Untuk menyelamatkan seekor anjing, Kinara hampir mengorbankan nyawanya sendiri. “Dia.. sedikit trauma. Aku sudah mengirimnya ke dokter hewan agar dia mendapatkan penanganan yang terbaik. By the way, aku berjanji untuk mengajakmu makan siang lagi karena kamu telah menyelamatkan anjingku. Kuharap kamu memiliki waktu luang siang ini.” Oh tidak, jantung Kinara berdetak dengan cepat seakan ada sebuah bom yang akan meletus di dadanya. Suara Dareen yang terdengar sangat lembut membuat konsentrasinya mulai kacau. Susunan kalimat yang seharusnya ia katakan untuk membuat Dareen semakin tertarik padanya, kini hilang dari ingatannya. Satu-satunya yang Kinara pikirkan adalah betapa beruntungnya dirinya karena bertemu dengan pemilik anjing yang begitu tampan seperti Dareen. Membantu seseorang tanpa memikirkan imbalan atau keuntungan yang akan didapatkan, adalah hal paling tulus yang tentu saja tidak akan berujung sia-sia. Saat menolong anjing Dareen, Kinara tidak pernah berpikir jika ia akan mendapatkan keberuntungan seperti ini. “Siang ini? Oh, tentu saja. Dimana aku harus menemuimu?” Tanya Kinara dengan cepat. “Aku akan mengirimkan alamatnya kepadamu. Kuharap kita bisa menghabiskan banyak waktu untuk berbicara dan saling mengenal. Aku benar-benar ingin berterima kasih kepadamu.” Kata Dareen. Matilah dia.. saat ini Kinara benar-benar tidak bisa mengendalikan detak jantungnya. “Kamu sama sekali tidak perlu melakukan itu. Semua orang yang ada di posisiku pasti akan melakukan hal yang sama.” Untunglah Kinara masih mampu berpikir jernih untuk bisa mengatakan kalimat-kalimat manis yang menjadi andalannya. “Entah apa yang terjadi jika kamu tidak ada di sana. Choki adalah anjing kesayangan kakakku, saat ini dia sedang berada di Singapura untuk melakukan operasi usus buntu. Begitu ia pulang dan menemukan bahwa Choki mati, maka dia bisa terkena serangan jantung.” Kinara menganggukkan kepalanya pelan. Akhirnya, satu demi satu informasi tentang keluarga Dareen mulai ia ketahui. Kata orang, untuk melancarkan aksi pendekatan dengan seorang pria, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengenal dan mengetahui seluk-beluk keluarganya. Sekarang Kinara sudah mengetahui jika Dareen memiliki seorang kakak yang begitu kaya sehingga ia melakukan operasi usus buntu di Singapura. “Mungkin lain kali aku juga ingin bertemu dengan kakakmu.” Kata Kinara. Satu detik pertama setelah pertanyaan tersebut meluncur dari bibirnya, Kinara memukul kepalanya dengan keras. Dia bodoh! Untuk apa mengatakan pertanyaan yang tidak berbobot seperti itu? Dareen pasti merasa aneh ketika mendengarnya. “Ya, mungkin lain kali kalian bisa bertemu. Tapi kurasa aku harus merahasiakan kejadian ini hingga ia benar-benar pulih.” Dareen menjawab dengan sopan. Kinara memejamkan matanya, ia terlalu bodoh karena kurang konsentrasi. Bagaimana mungkin ia mengajukan pertanyaan yang sama sekali tidak sesuai dengan topik pembicaraan mereka? Dengan sisa kekuatan yang masih ia miliki, Kinara mencoba menarik napasnya lalu mulai mengatakan kalimat yang seharusnya dia katakan sejak tadi sebelum mulutnya kelepasan dan mengatakan kalimat aneh. “Baik—baiklah, Dareen. Aku sedang ada kesibukan saat ini, bisakah kamu mengirimkan lokasi pertemuan sebelum jam makan siang? Aku membutuhkan waktu untuk bersiap-siap.” Kata Kinara. “Ya, tentu saja. Aku akan mengirimkan alamatnya kepadamu. Sampai jumpa siang ini, Kinara” *** Seumur hidupnya, Kinara tidak pernah memiliki acara makan siang istimewa dengan seorang pria kaya. Kinara tidak tahu jika secara tiba-tiba ia mendapatkan kesempatan menakjubkan untuk berkenalan dengan Dareen setelah memalui sebuah peristiwa menegangkan yaitu penyelematan anjing dari sebuah kecelakaan. Sekarang Kinara sudah mendapatkn kesempatan emas tersebut, namun ia tidak memiliki perlengkapan untuk bisa datang ke mana siang istimewa bersama dengan Dareen. Lemarinya hanya dipenuhi dengan pakaian sederhana yang ia beli di toserba saat sedang musim diskon. Kinara jarang menggunkan pakaian tersebut jika tidak sedang ada acara penting. Sehari-hari, Kinara hanya menggunakan pakaian sederhana yang ia beli di pasar, ada juga pakaian yang dijahit oleh ibunya. Sayangnya, dianatara semua pakaian yang ia miliki, tidak ada satupun pakaian yang layak ia gunakan. Di pertemuan pertama, Kinara menggunakan pakaian yang begitu buruk karena ia tidak mengira jika hari itu akan menjadi hari pertemuannya dengan seorang pangeran kaya. Kinara terlihat sangat lusuh dengan kaos oblong dan celana kain yang tampak kusut. Kali ini, Kinara tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama. Ia harus tampil cantik dan menarik agar bisa membuat Dareen terkesan. Namun, dengan semua pakaian yang ia miliki, apa yang bisa Kinara lakukan? Astaga, Kinara tidak boleh membuang terlalu banyak waktu. Ia masih memiliki beberapa pakaian yang layak dipakai, sekalipun bukan pakaian baru, lemarinya masih menyimpan beberapa potong pakaian bagus yang ia beli mati-matian dengan cara mencuri uang ibunya. Sekarang Kinara sadar jika mencuri tidak seburuk yang ia kira. Akhirnya, setelah merenung selama beberapa menit, Kinara memutuskan mengambil kaos putih polos yang akan ia padukan dengan rok overall berwarna biru muda. Pakaian ini akan membuatnya tampak manis dan tidak terlalu berlebihan untuk acara makan siang yang cenderung santai. Baiklah, Kinara siap untuk bertemu dengan Dareen.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD