Nindy bisa merasakan tangan lelaki itu yang awalnya berada di bagian pinggangnya kini berpindah ke bagian belahan bokongnya. Dan sesaat kemudian lelaki itu sudah berhasil mengangkat tubuh Nindy kian mendekat yang hampir membuat Nindy duduk di atas pangkuannya. Jantung Nindy kian berpacu kencang dan panas yang menggeliat di dalam diri Nindy kini terasa menggelitik pusat tubuh gadis itu di bagian bawah sana.
"Ugh," Nindy hampir mengerang saat ia merasakan lidah dan juga gigi lelaki itu menyerang dalam ciuman yang tepat dan keras. Seolah lelaki itu ingin menunjukkan pada Nindy jika Gadis itu tidak salah menilai. Hingga apa yang lelaki itu lakukan membuat Nindy linglung ketika.
Nindy bisa merasakan tubuhnya yang seolah kehilangan kestabilan saat ia tahu jika lelaki itu sudah melepaskan tubuh Nindy dari rengkuhan tangannya untung lelaki itu menyadari jika tubuh Nindy mulai goyang hingga membuat lelaki itu dengan sigap menahannya.
"Bagaimana?" ucap tanya lelaki itu kemudian yang membuat Nindy tidak percaya jika lelaki itu benar-benar menanyakannya.
Dan satu kata yang bisa Nindi katakan pada lelaki itu. "Kau hebat."
Keduanya lalu memutuskan turun ke lantai bawah. Nindy bahkan tidak bisa melihat area sekitarnya ia bahkan belum berhenti untuk berfokus pada detakan jantungnya yang bukannya mereda tetapi malah kian meningkat dan pada kenyataan bahwa Nindy berhasil mendapatkannya yang membuat Gadis itu hampir tidak percaya.
"Satu minggu penuh. Lelaki ini akan menjadi milikku," ucap dalam hati Nindy saat itu ketika menatap wajah lelaki yang saat itu ada di sampingnya. Nindy menyadari jika detik itu juga ia sudah seperti wanita bodoh yang terus-menerus mengulangi kalimat yang sama seolah Ia memang tidak menyadari hal itu.
"Tapi, dia memang sangat seksi dan luar biasa memikatku. Aku tidak bisa mencari kata-kata lain yang pas untuk mengutarakannya. Dia persis seperti lelaki yang dengan mudah membuat wanita yang dikencaninya terjun ke lubang dosa secara sukarela," ucap gerutu Nindy saat itu yang tanpa ia sadari saat ia melirik kecil ke arah samping. Menatap tubuh tinggi tegap yang mengeluarkan aura yang matang dan menantang semua lawan jenisnya agar segera menyentuhnya.
"Uhuk," Nindy nyaris tersedak ketika ia menyadari pemikiran konyolnya yang terlintas sesaat tadi.
"Kau baik-baik saja?" ucap tanya lelaki itu kemudian ketika ia menyadari bahwa saat itu Nindy hampir tersedak karena ludahnya sendiri.
"Ya aku baik-baik saja," ucap Nindy dengan jawabannya dan ia merasa jika lelaki itu sangat seksi. Nindy juga berpikir jika pastinya semua wanita yang ada di tempat itu setuju dengan apa yang ia pikirkan.
Bahkan ia saat itu seolah tidak bisa untuk menahan diri ketika ia berpikir untuk segera melahapnya hingga habis.
"Luar biasa sekali Nindy apa yang kamu pikirkan itu! perawan tua ingin melahap habis lelaki seksi disampingnya yang akan membuatnya bahkan hilang kendali sampai satu minggu penuh," dengus gerutu Nindy saat itu dalam hati.
Dentuman musik DJ dan hentakan musik kuat serta gemerlap lampu yang ada di area menari tersebut mengalihkan perhatian Nindy untuk sesaat. Jantung Gadis itu semakin berdegup dengan cepat saat Gadis itu tanpa sadar mengikuti alunan musiknya. Suara musik memekakkan telinga dan orang-orang yang menari di tengah ke remangan cahaya, tampak mereka tidak peduli dengan apapun yang ada di area sekitarnya selain gerakan tubuhnya masing-masing.
"Apa yang kita lakukan di sini?" ucap tanya Gadis itu kemudian dengan nada suara yang tinggi hampir berteriak berusaha mengalahkan dentuman musik yang mengalun kencang.
"Tentu saja menari," ucap lelaki itu kemudian dengan jawaban singkatnya.
"Menari? di tempat hiburan malam seramai ini? di tengah hingir bingar musik DJ yang mengalun? tunggu dulu aku tidak pernah melakukannya!" ucap teriak Gadis itu lagi yang ia tujukan pada lelaki tersebut tapi sepertinya lelaki itu tidak menanggapinya dengan serius. Seketika itu pula Nindy bisa merasakan jika kakinya membeku. Ia tidak bisa bergerak maju atau mundur. Gadis itu hanya berhenti dan menatap ke arah lelaki itu berada.
"Tidak!" ucap gadis itu lagi dengan teriakannya.
Nindy bisa melihat senyum mengembang dari bibir lelaki itu saat menatap ke arahnya. Sebelum Nindy sempat mencegah apa yang akan lelaki itu lakukan padanya, ia bisa merasakan tangan kekar lelaki itu sudah bergerak mencari tubuh Nindy hingga membuat Gadis itu tersentak ketika lelaki itu menarik tubuhnya hingga membentur tubuh lelaki itu berada.
Hingga semua kata-kata yang ia teriakan pada lelaki itu tadi seketika itu pula tenggelam dalam tawanya. Nindy bisa merasakan pelukan erat lelaki itu yang memeluk erat tubuhnya dan membawa tubuh Nindy ke tengah arena.
"Hei, aku tidak bisa menari!" ucap Nindy saat itu sembari sesekali tersenyum karena ulah lelaki itu. Tampak nafas Gadis itu terasa sesak. Dan ia tidak yakin karena apa ia bisa merasakan hal itu namun kenyataannya saat itu ia begitu gugup ketika ia berada di tengah-tengah lautan manusia yang tengah menari lepas sesuai keinginan tubuh mereka masing-masing atau karena Gadis itu berada dalam dekapan lelaki tersebut.
Gadis itu mulai meronta berusaha berjuang untuk melepaskan dirinya dari pelukan lengan tangan kekar lelaki itu di sana dan tanpa ia sadari ia mengangkat wajahnya sedikit mendongak untuk menatap wajah lelaki itu.
"Kau bisa belajar. Aku bisa mengajarimu." Bisik lembut lelaki itu tepat di ujung bibir Nindy yang membuat bulukudu Gadis itu meremang seketika dan tempat yang ia rasakan tadi begitu sesak dan juga menyesakkan dirinya berubah rasanya menjadi senyap. Hening seketika.
Nindy bisa mendengar dengan jelas detakan jantungnya sendiri yang terus berbunyi seperti genderang memukul dengan kencang. Kedua lengan tangan kekar lelaki itu yang mengalung dan menaut tepat ke bagian pinggang Nindy tersebut seolah mengaduk panas dalam tubuh gadis itu.
"Gluk," Nindy hanya bisa menelan ludahnya sendiri sekali teguk dan ia mengulanginya sampai beberapa kali. Mulutnya tidak bisa mengeluarkan kata-kata apapun saat ia mendengarkan bisikan lembut lelaki itu hingga Ia hanya bisa mengikuti kemauan lelaki itu dalam pelukannya.
Nindy bisa melihat lelaki itu yang tersenyum dan semua protes yang ia ingin lakukan sebelumnya langsung terhenti dan ia lupakan seketika. Dan tanpa sadar gadis itupun hanya bisa mengangguk satu kali untuk mengiyakan apa yang lelaki itu ucapkan barusan.
"Aku pasti akan mengiyakan semua ucapannya karena aku memang tidak berdaya untuk menolaknya. Astaga! aku terpesona pada seseorang lelaki asing yang bahkan aku belum mengetahui namanya," ucap gerutun Nindy saat itu dengan wajah yang masih menatap lekat ke arah wajah lelaki yang ada di hadapannya tersebut.
"Astaga dia sudah membawaku semakin ke tengah!" ucap gadis itu lagi dalam hati ketika ia sudah menyadari jika lelaki itu sudah membimbingnya.