PROLOG
Penulis tersebut melanggar peraturan platform dengan sangat serius, tidak menghormati pembaca platform. Tolong jangan membuka kunci buku dari penulis tersebut. Kami sedang menanganinya, terima kasih atas kerjasamanya.
Malam itu cahaya bulan purnama semakin meninggi di atas langit kota Depok.
Saripah yang lelah akibat seharian bekerja sebagai Sales Promotion Girl di sebuah Pusat Perbelanjaan, pun bergegas membereskan tasnya dan dua kaki itu menuntun untuk pergi.
"Arghhh...! Ba..Bapak! Mau apa Bapak masuk ke sini? Sa..saya mau pulang!" teriak Saripah, saat sang manager yang bernama Denis Prasetyo itu tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangan khusus karyawan tersebut.
"Aku mau apa?" tanya Denis mengunci pintu ruangan dari dalam, "Kenapa kamu blokir semua nomor dan akun media sosial aku, hah?! Apa karena si Dion sama teman-temannya di bagian gudang banyak yang naksir sama kamu itu?!"
"Itu bukan urusan, Bapak! Emangnya saya ini Istrinya situ? Jangan sok ngatur-ngatur saya ya, Pak! Saya itu anak buah Bapak dalam hal pekerjaan, bukan anak buah dalam hal urusan pribadi! Paham nggak?!" sahut Saripah begitu sinis dan lantang.
"Hebat! Sudah berani kamu ngelawan saya, ya? Terus siapa laki-laki yang tadi siang ngobrol sama kamu di lantai satu itu? Kamu pikir aku buta? Apa dia yang bikin kamu tolak permintaan aku buat jadi pacar kamu? Kamu tau siapa aku di sini? Kamu mau cari gara-gara?" tetapi suara Denis tak kalah besarnya dari Saripah.
Ia dengan cepat mendekati gadis itu, sampai membuat adik Jimmy Waluyo ketakukan.
"Saya nggak punya perasaan apa pun sama, Bapak! Jadi jangan macam-macam! Mundur nggak? Saya teriak nih!" teriak Saripah sekali lagi, namun Denis tak kunjung berhenti mendekat.
"Nggak punya perasaan? Heh, jadi perasaan kamu buat siapa, hah? Buat semua laki-laki di bagian gudang yang doyan comal colek kamu itu? Atau buat cowok yang bebas kamu lihatin mukanya? Dasar perempuan munafik! Sama aku kamu bilang takut ain, takut zina mata, tapi sama cowok lain apa? Kamu liar kayak jalang yang itunya gatal minta di sentuh!" teriak Denis semakin mendekat ke arah Saripah, "Hem, atau kamu memang pengen disentuh?"
"Jangan macam-macam, Pak Denis! Saya bilang jangan mendekat atau saya bakalan teriak, biar semua orang tau kelakukan kamu!" teriak Saripah yang sudah membentur tembok.
"Bilang aja! Emang kamu pikir mereka bisa masuk ke pintu di ujung yang menuju ke dalam mall? Nih, lihat!" kekeh Denis memperlihatkan beberapa banyak anak kunci yang menggantung di sebuah tali, "Bahkan pintu masuk karyawan dari tangga bagian belakang, juga udah aku kunci kok. Aku kan tau kamu itu alimnya cuma pura-pura aja. Jadiii..."
"Jangan, Pak Denis! Saya bukan cewek bisa pakai seperti yang Bapak pikirkan!" teriak Saripah terus beringsut ke sebelah kiri, karena tak bisa mundur lagi.
"Jadi apa dong? Kamu pikir aku bisa percaya sama omongan yang kenyataannya jelas-jelas berbeda, hah?!"
PLAK
Satu tamparan melayang di pipi Saripah, membuat garis itu berteriak histeris, "Arghhh...!" dan jatuh tersungkur ke lantai ruangan yang dingin.
Tapi
"Bangun! Lepas jilbab sialan ini! Aku nggak percaya kalo kamu ini bukan cewek gampangan!" teriak Denis menarik jilbab hitam yang Saripah kenakan, "Wowww...! Cantik juga kamu nggak pake kerudung, Saripah! Tapi lebih cantik lagi kalo kamu telanjang! Ughhh..." dan Denis pun mendorong tubuh Saripah, hingga terlentang ke lantai ruangan.
"Arghhh... Tolonggg....!" hingga membuat Saripah berteriak meminta pertolongan.
KREKKK...
Sayangnya hal itu seperti mustahil terjadi, karena nyatanya tak ada satu suara pun yang terdengar mendatangi tempat tersebut.
"Sialan! Cantik banget kamu, Pah! Mendingan kita coba secelup dulu ya, Sayang?"
"Nggakkk...! Lepasinnn... Lep-- Hemphhh...! Hemphhh.. !"
Denis bahkan sudah menindih tubuh Saripah dan mencium bibirnya, membuat derai kesedihan mengalir deras di sana.
BRAKKK...
"Brengsekkk...! Lepasin gueee...!" teriak Saripah yang akhirnya berhasil meraih kaki kursi kayu, dan menjatuhkan benda itu hingga mengenai tubuh Denis.
Sang manager memang sempat mengerang kesakitan mana kala benda berat itu menimpa.
"Cewek sialan! Mau ke mana kamu, hah?! Mau main-main sama aku, hem? Sini kamu! Siniii...!"
PLAKKK...
Namun ia berhasil membalas aksi yang dibuat oleh Saripah, dengan bangkit dan kembali menghadiahkan satu tamparan di wajah gadis cantik itu.
"Biar kamu nggak bisa macam-macam, aku bakal ikat tangan sialan mu itu pake ini! Cepat siniii...!" lalu mencengkeram tangan Saripah dan mengikatnya di sana.
"Jangan, Pak Denis! Jang-- Hemphhh... Hemphhh..." isak Saripah yang lagi-lagi harus tercekat di tenggorokan.
Denis dengan cepat pula membungkam mulut Saripah, dan itu terjadi ketika kakinya tak sengaja menginjak jilbab hitam tipis milik sang gadis.
"Kamu memang cantik, Saripah! Ayo lepas celana celana sialan mu ini sekarang! Lepasss...!" tegas Denis sembari terkekeh.
Maka tak ada lagi yang dapat dilakukan seorang Saripah Waluyo, selain pasrah dengan keadaan. Karena memang Denis Prasetyo sudah menunjukkan kebrutalannya di sana.
Dua kaki sudah berusaha Saripah pakai untuk menendang Denis, tapi pria itu lebih dulu menusukkan satu jarinya ke dalam lubang kewanitaan sang gadis.
"Hemphhh..." hingga membuatnya memekik keras, namun lagi-lagi suara itu tercekat di tenggorokan.
Mulut yang terbungkam, membuat Denis semakin liar beraksi, bahkan sang manager dengan sesuka hati menambah satu jarinya.
"Sialan! Masih sempit banget nih lubang. Beneran anak perawan ternyata. Kebetulan banget!" batin Denis, terus memainkan dua jarinya keluar masuk.
Sepersekian detik kemudian, Denis sudah menundukkan wajahnya ke arah pangkal paha Saripah. Lalu lidah tak bertulang, ikut ambil bagian dalam mengobrak abrik lubang kewanitaan itu.
"Oughhh... Saripahhh...! Slruppp... Begini rupanya wangi anu-nya cewek perawan? Ughhh... Enak bangettt... Saripahhh... Slruppp..." racau Denis terus memainkan lidahnya.
Saripah yang berada di posisi miring karena tangannya terikat ke belakang itu, pun mengelinjang ke kiri dan ke kanan. Namun Denis tetap tak mau melepaskan dan terus saja mencengkeram kuat kedua kaki sang gadis.
"Oughhh... Saripahhh... Kamu benar-benar enak! Aku nggak tahan buat nggak masukin kamu, Sayang!" gumam Denis, membuat tubuh Saripah semakin menegang.
Sayangnya untung tak dapat diraih, dan malang pun tak dapat ditolak oleh seorang Sales Promotion Girl itu kini. Dan kesucian yang ia pertahankan selama dua puluh tahun, akhirnya hilang begitu saja.
"Ughhh... Gila! Sempit banget, Saripahhh...! Ssttt... Bisa gila aku habis ini kalo kamu diambil orang lain!" racau Denis, terus berusaha menerobos lubang nikmat itu.
"Arghhh... Ya, Allahhh... Tolong aku, ya Allahhh... Tolonggg..." rintih Saripah di dalam hati.
Namun hingga Denis berhasil memecahkan perawan gadis itu, pertolongan tetap tak kunjung datang dan takdir buruk pun harus ditelan bulat-bulat oleh seorang Saripah Waluyo.
Ia diperkosa, hanya karena menolak ajakan menjalin cinta sebagai sepasang kekasih.