Pesta Topeng

827 Words
Si gadis misterius memakai topeng kala itu namun Surya masih bisa mengenalinya meski menatap. Cukup lama keduanya berdansa dan Surya tak bisa melepas pandangan dari gadis muda itu. "Tuan Surya bangun." ucap si gadis misterius secara mendadak membuat Surya bingung. "Tuan Surya bangun, sudah pagi!" Lagi-lagi gadis itu mengucapkan sesuatu yang tak mengerti lalu perlahan penglihatan Surya samar-samar. Ketika dia membuka matanya hal yang pertama Surya lihat adalah sosok Bulan yang menggoyangkan lengannya. "Bulan ...." Surya lalu berangsur duduk dengan mata yang sedikit terbuka tanda jika pria itu belum sepenuhnya terbangun. "Selamat pagi Tuan. Maaf sudah mengganggu tidur Tuan, tapi Tuan sendiri yang meminta saya agar membangunkan Tuan." ucap Bulan memakai nada tenang. Sepertinya Bulan sudah terbiasa bersama Surya padahal baru kemarin dia tergagap karena penampilan majikannya yang terkesan seksi. "Kenapa?" "Katanya anda harus olahraga." Surya baru ingat tentang perintahnya dan itu benar, Surya meminta Bulan agar dia berolahraga. "Kalau begitu kau siapkan saja bajuku dan buat sarapan untukku. Aku akan ke Gym." "Baik Tuan." "Oh iya kalau ada kesempatan kamu mau tidak ikut olahraga denganku?" tanya Surya tiba-tiba. "Olahraga bersama Tuan?" "Iya, biasanya akhir pekan aku sering berolahraga di luar dan juga sendiri, akan menyenangkan kalau aku memiliki seseorang untuk berolahraga denganku." "Oh begitu ya ... kalau itu nanti saya pikirkan lagi." "Baiklah." Setelahnya Surya bergerak ke dalam kamar mandi sedang Bulan sibuk dengan rutinitas yang diperintahkan oleh Surya. Tepat jam enam pagi barulah Surya menyelesaikan aktivitas olahraga kemudian sarapan. Rutinitas yang biasa namun terasa berbeda sebab ada Bulan. "Kau sudah sarapan?" "Iya Tuan saat anda sedang berolahraga." Begitu menyelesaikan sarapan, Surya bergegas menuju kantor disebabkan ada beberapa pekerjaan yang tak bisa menunggu. Sepeninggal Surya Bulan berjalan menuju dapur untuk mencuci beberapa piring yang kotor. "Bulan," "Ya Bu Dona," balas Bulan gugup. Dia merasa sangat terintimidasi melihat tatapan Dona yang begitu tajam. "Apa yang kau lakukan?" "Mencuci piring." "Kau tahu kau ini pelayan siapa?" "Tuan Surya." "Kalau begitu kenapa kau harus melakukan pekerjaan orang lain? Pergilah ambil jas Tuan Surya di tempat laundri." "Baik Bu." Bulan dengan langkah cepat meninggalkan Dona dan sesudahnya dia bernapas lega. Menjadi pelayan Tuan Surya benar-benar tidak enak sama sekali. Maksudnya adalah lebih banyak dia istirahat ketimbang bekerja. Bulan merasa tak enak pada sesama rekan kerjanya. Dia selalu merasa tersisih tak memiliki teman sebab pekerjaannya itu. Apa karena Bulan dekat dengan Tuan Surya mereka? Padahal Bulan hanya ingin memulai hidup baru ... itu saja yang diinginkan olehnya. ❤❤❤❤ "Selamat ya Tuan Surya, semoga kerja sama kita berhasil atas proyek ini!" ucap seorang pria paruh baya sambil menjabat tangan milik Surya. "Aku juga berharap demikian." balas Surya dengan memasang senyum yang biasanya dipakai ketika berhadapan orang-orang bisnis. "Jadi apa kau yang membuat pesta atau aku? Kau tahu untuk menyambut kerja sama kita," Surya lantas teringat akan mimpinya menciptakan seringai tipis. "Biar aku saja dan temanya adalah pesta topeng." Kening si pria paruh baya awalnya mengerut namun hilang dalam hitungan detik dan mengubahnya dengan senyuman. "Seperti yang dikatakan semua orang kau adalah pria yang tak bisa diduga, baiklah sampai jumpa besok malam di pesta." "Akan aku beritahu di mana tempatnya?" Si pria paruh baya melangkah pergi. "Mei," panggil Surya pada sekretarisnya. "Ya Pak?" "Tolong hubungi beberapa tempat yang biasanya menjadi sebuah tempat pesta dan kau tahu, kan apa yang harus kau lakukan?" "Baik Pak." Mei lalu keluar meninggalkan Surya yang termenung dengan pikirannya sendiri. 'Aku tak sabar bertemu denganmu lagi Gadis Misterius.' Surya sangat berharap semoga mimpinya itu menjadi nyata dan begitu dia dapatkan, Surya berjanji tak akan melepaskan dia. Tidak sampai Surya tahu nama dan segala hal tentang si gadis misterius. Suara pintu yang terbuka membuat gadis itu menoleh. Dia menemukan sosok Tom, teman baiknya yang juga bekerja di perusahaan milik keluarga Surya. "Hei kawan, kenapa kau menghubungiku tadi pagi?" tanya pria itu setelah duduk di atas meja sang bos. "Akan ada sebuah pesta yang diadakan untuk menyambut sebuah kerja sama. Aku ingin kau ikut juga." Raut wajah Tom langsung berubah. "Untuk apa? Kau tahu bukan aku paling benci dengan pesta semacam itu, pasti tak akan ada beberapa gadis seksi dan--" "Justru itu aku ingin kau mencari seorang gadis. Gadis yang ada di kamarku tapi menghilang tanpa jejak." "Oh gadis itu ... memangnya kau mau mengundangnya? Tahu saja namanya tidak," Tom terus saja berceloteh dan tak tahu jika dipandang oleh Surya dengan senyuman. "Gadis itu mengatakan kalau dia adalah pelayan di rumahku. Rencananya aku akan mengundang mereka semua ke pesta itu dengan tema pesta topeng. Mungkin saja karena memakai topeng si gadis misterius berada di sana juga. Tugasmu cari dia di antara banyaknya pelayaan wanita dan bawa dia kepadaku." Tom bergidik ngeri mendengar ucapan Surya yang terkesan serius. "Surya kau tergila-gila dengan gadis itu, jika aku tak bisa menemukannya?" "Maka kau sendiri yang menjadi taruhannya. Kau harus menemukan dia dan tolong rahasiakan tugasmu ini terutama pada Galaksi." Mau tak mau Tom harus menuruti permintaan sang sahabat. Surya itu tak main-main dengan ancaman yang dia buat. "Baik, aku akan menemukannya."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD