"Baiklah, baiklah aku pergi dulu. Bulan, kapan-kapan kita berbincang lagi. Sampai jumpa!" Bulan hanya menampakkan senyuman tanda setuju namun Surya yang melihat interaksi mereka malah melototi Galaksi.
Pria itu terkekeh lalu bergerak keluar meninggalkan Surya bersama Bulan. "Tuan kenapa anda menggenggam tangan milik saya?" Surya terperanjat dan menyingkirkan tangan milik Bulan dari genggaman.
"Ekhem, maaf refleks." Bulan mengulum senyum melihat reaksi salah tingkah dari majikannya itu.
"Ya tak apa-apa, oh ya Tuan sedang apa ke sini? Apa ada sesuatu yang tertinggal?" Berkat pertanyaan Bulan, Surya terdiam. Tak tahu harus mengatakan apa-apa.
Jika dia mengatakan kalau dia datang ke sini karena mendengar kalau Galaksi bertemu dengan Bulan maka citranya akan rusak. "Ya ... Aku mengambil lagi barang yang tertinggal. Bisakah kau mencarikannya untukku?"
Bulan mengangguk dan berjalan menuju meja kerja Surya sementara pria itu membuang napas berat sedang matanya terus menatap lekat pada pelayan pribadinya. Sekali lagi dia memikirkan betapa halusnya kulit Bulan saat tangan Surya menggenggam tangan mungil gadis itu.
Surya jadi teringat akan sosok gadis misterius. Anehnya kulit antara si gadis misterius dan Bulan terasa persis sekali. Apa Bulan adalah gadis misterius yang membuat jantungnya deg-degan?
Mendadak pria itu menggeleng sambil tersenyum kecil. Tak mungkin gadis itu Bulan, dilihat dari mana pun mereka sangatlah berbeda. Semoga saja dia bisa bertemu lagi dengan gadis itu lagi.
"Tuan ini dokumen yang anda cari." Surya mengambil dokumen tersebut dari tangan Bulan, membaca sebentar lalu mengangguk.
"Terima kasih. Aku harus pergi. Sampai jumpa sore hari." Bulan menyunggingkan senyum sampai Surya menghilang dari pandangan.
Dia lalu membuang napas lega. Syukurlah semua baik-baik saja. Paman dari Surya--Galaksi adalah pria yang menyeramkan. Dia sudah tahu kalau Bulan memiliki wajah cantik dalam sekali lihat.
Kemampuan macam apa itu?
❤❤❤❤
Flashback
"Lalu Anda mau apa?" tanya Bulan ketakutan. Matanya ditatap serius oleh Galaksi makin menambah kegugupan dari Bulan namun siapa sangka Galaksi melepaskan cengkeraman di dagunya.
"Tuan Galaksi tolong jangan katakan pada Tuan Surya. Aku tidak mau jika--"
"Hahahaha ....." Bulan terpaku mendengar suara tawa Galaksi. Dalam sekejap tatapan serius berubah membuat Bulan bingung.
"Tenang saja aku tak akan mengatakan pada Surya. Aku cuma mau melihat wajahmu saja. Mulanya sih aku ingin berkenalanmu karena penasaran tapi aku mengerti bahwa aku tak cocok bersamamu tapi pasti serasi dengan Surya," kening Bulan lantas tertaut.
Sebenarnya apa sih yang ingin dibicarakan oleh Galaksi?
"Pakai kacamatamu. Bagaimana jika ada seseorang yang melihatmu seperti ini?" Bulan pun segera mengenakan kacamatanya dan mereka duduk berhadapan. Tepat saat itu juga Surya membuka pintu.
End of Flashback
❤❤❤❤
Pada akhirnya Bulan lega karena apa yang dipikirkan oleh Bulan tak terjadi namun dia masih penasaran dengan maksud Galaksi. Serasi dengan Surya?
Bulan lalu menggelengkan kepalanya sambil bergumam tak boleh berpikir aneh dan juga mengingatkan diri agar jangan terlalu terbawa perasaan. Mana mungkin seperti itu.
Sore harinya, Surya kembali pulang ke rumah dan langsung bergerak ke kamar di mana Bulan menunggu. "Tuan Surya selamat datang apa anda mau mandi? Saya akan siapkan baju anda."
Surya tak banyak bicara hanya mengangguk. Setelah itu mereka tak banyak bicara sebab Surya sibuk tenggelam di dunianya sendiri. Bulan selaku pelayan pribadi menunggunya bahkan sampai tengah malam.
"Tuan, apa anda mau kopi lagi?"
"Tidak. Kau kenapa belum tidur? Ini sudah malam loh."
"Ini sudah tugas saya karena saya adalah pelayan pribadi anda."
"Tapi jangan juga menungguku sampai selarut ini. Pergilah tidur." Bulan tak membantah dan keluar dari ruang kerja milik majikannya itu.
Namun dia tak menuju kamar melainkan duduk di sofa yang tak jauh darinya. Bulan terus duduk sampai ngatuk menyerang.
Dia pun tertidur di sofa. Tepat jam tiga, Surya keluar dari ruang kerjanya sambil merengganggkan tubuhnya yang kaku.
Saat dia bergerak ke kamar, Surya menghentikan langkahnya sebab mendengarkan sebuah dengkuran halus dari sofa. Surya segera mendekat ke sumber suara dan kaget kala menemukan Bulan.
Surya membuang napas panjang. Sambil melihat pada Bulan, dia menggelengkan kepalanya. Surya bukanlah orang bodoh yang lambat mengerti. Pasti Bulan membantah perintahnya.
Akhirnya Surya segera menggendong Bulan menuju kamarnya. Beruntung orang-orang tertidur jadi tak mengundang perhatian dari banyak orang.
Surya langsung membawa Bulan ke dalam kamar gadis itu. Diberikannya selimut lalu melepaskan kacamata yang dipakai oleh Bulan.
Pria itu tertegun sebentar. Matanya meneliti saksama wajah Bulan dan ada pikiran jika Bulan membuka matanya pasti dia terlihat cantik tapi Bulan memejamkan mata saja sudah cantik begini apa lagi saat membuka kedua matanya?
Sesaat juga dia berpikir bahwa Bulan adalah gadis misterius yang dia lihat dan dengan bodohnya Surya menepis pikiran itu. Memang sih terlihat mirip tapi tak mungkin dia. Bisa saja Surya hanya berhalusinasi karena kelelahan.
Surya lalu melangkah keluar dari kamar milik Bulan untuk beristirahat. Sampai di kamar Surya segera membaringkan diri dan tak butuh waktu yang lama Surya sudah tertidur pulas.
Di dalam mimpi Surya, pria itu sedang berada di suatu pesta dan dia tengah berdansa. Ketika dilihat teliti ternyata wanita yang menjadi pasangan menarinya adalah si gadis misterius.