Memeluknya erat, Virgo tahu Belva telah terlelap. Dia membiarkannya diam-diam menangis dalam pelukannya, karena sebenarnya dia tidak suka melihat air matanya.
Pandangannya melihat pada bahu terbuka gadis itu. Dia tidak berniat menyakitinya. Sejak awal, dia memang tidak ingin melepaskannya, karena masih ada hak yang ingin dia lakukan.
"Good night!" Mengecup bahu Belva dengan perlahan, tapi gadis itu masih agak terganggu. Bergerak kurang nyaman, kemudian berbalik badan memeluknya. Semakin erat hingga bisa merasakan embusan nafas gadis itu pada bagian lehernya.
Senyumnya mengembang, gadis itu tetaplah hanya seorang anak yang belum lama kehilangan orangtuanya. Tidak ada orang lain yang melindunginya, bahkan pamannya sendiri.
"Meraihnya dalam pelukan hangat, Virgo tahu apa yang diucapk
