16

1892 Words

POV Aswin "Bagaimana?" Deni menggeleng putusasa. "Aku sudah selidiki dan tak temukan Lutfi di rumahnya." "Bagaimana dengan Al?" Saat mengucap namanya, d**a rasanya begitu panas. Bagaimana mungkin ia menikam sahabatnya sendiri? Begitu mengetahui kami resmi pacaran saat SMP dulu, Al bilang tak masalah dengan wajah riang yang nampak dibuat-buat. Hari-hari selanjutnya, persahabatan kami malah semakin dekat. Tak jarang kami ke tempat rekreasi bersama--Al, aku, Deni dan Lutfi. Lalu, kenapa tiba-tiba Al menyerang dan membawa Lutfi? Aku sangat yakin, sangat-sangat yakin, malam itu melihat wajah Al. Wajah yang biasanya sangat bersahabat, tapi malam itu berbeda. "Klinik Al tetap buka seperti biasanya. Tapi aku gak tau dia ada di dalam atau tidak. Ada ayah Lutfi dan ibunya di sana." Deni mema

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD