8. Menggemparkan sekolah

1969 Words
Diego : Tapi lo nggak diapa-apain kan sama dia? Melihat balasan pesan itu jemari Kayla lalu dengan cepat kembali mengetikkan jawaban. Kayla : Alhamdulillah-nya enggak, nggak ada kekerasan dalam mobil. Tapi tetep aja dia ngeselin banget. Masa dia langsung jadiin gue pacarnya? Kan gue nggak mau sama dia! Diego : Yaudah buat sementara ikuti aja mau dia apa, nanti dia juga bakal capek sendiri. Kayla : Tapi Diego!! Gue nggak mau, nggak suka! Diego : Mau gue yang bicara langsung sama dia? Biar gue yang kelarin masalahnya? Membaca itu seketika membuat detak jantung Kayla berpacu tak karuan. Sambil berjalan naik ke atas kasur Kayla kembali memberi jawaban. Kayla : Eh jangan! Nanti kalian malah berantem lagi. Udah nggak usah, biar gue kelarin sendiri aja. Diego : Yakin? Kayla : Iya Diego nggak pa-pa. Gue nggak mau lo kenapa-napa nantinya. Jangan macem-macem ya? Di seberang sana. Seorang cowok yang juga tengah rebahan di atas kasur king sizenya langsung merasakan pipinya memanas. Diego senyum-senyum sendiri kala membaca pesan dari Kayla. Diego : Setakut itu gue kanapa-napa? Kayla : Ya iyalah! Karena gimana pun itu juga karena gue. Gue nggak mau aja lo masuk kandang macan demi selamatin gue. Diego : Thanks ya udah peduli sama gue. Kayla : Gue yang harusnya bilang makasih sama lo! Eh udah malem, tidur gih, besok katanya lo ada kuliah pagi. Diego : Iya, lo juga tidur ya? Kayla : Siap! Diego : Good night:* Kayla : Night:* Sepertinya Kayla akan mimpi indah malam ini. Hingga keesokan harinya, dia tersadar ketika mendengar suara teriakan dari luar kamar. Itu adalah suara asisten rumah tangga di rumah ini. "Non Kayla udah bangun kan non? Ini temennya udah nungguin dari tadi." Tunggu dulu! Ada yang tidak beres. Kayla kembali menajamkan telinganya, mendengarkan secara jelas apa yang orang di luar sana katakan. "Non Kayla? Temennya udah nunggu lama kasihan." Kedua bola mata Kayla seketika langsung membulat. Dengan cepat gadis itu berjalan menuju pintu lalu membukanya membuat asisten rumah tangganya sedikit terkejut. "Eh, loh kok belum siap-siap non?" Kayla memperhatikan sekelilingnya sambil meletakkan jari telunjuknya di bibir. "Dia ada di mana bi?" tanya Kayla. "Duduk di depan non. Kasihan dari tadi nungguin mana suruh masuk nggak mau. Non Kayla sejak kapan punya pacar ganteng kayak gitu?" Refleks Kayla langsung melihat ke arah wanita yang lebih tua dari Maminya itu sambil memasang wajah kesal. "Bibi ihh!! Dia bukan pacarnya Kay! Dia itu orang gila!" "Orang gila gimana? Orang genteng gitu dibilang gila, non Kayla minus ya?" "Aduuh, bibi mah! Gini aja bi, paksa dia buat masuk ya? Kasih teh atau minuman apa gitu pokoknya buat dia nyaman di dalam. Ya bi ya?" "Oke sip non." "Yaudah makasih bi," ujar Kayla. Setelah asisten rumah tangganya pergi, Kayla segera kembali masuk ke dalam kamar untuk membersihkan badannya sambil bersiap. Tak butuh waktu lama, kini Kayla telah siap dengan seragam sekolahnya. Gadis itu berdiri di depan cermin, memperhatikan penampilannya, lalu dengan sekali olesan lip balm pink di bibirnya, Kayla siap untuk berangkat sekolah. Ketika akan membuka handle pintu kamar Kayla langsung teringat satu hal. "Jangan lewat depan dong, kan orangnya ada di ruang tamu. Baiklah, mari kita jadi ninja warior dadakan," gumam Kayla memutar badan lalu berjalan menuju balkon. Kayla tersenyum miring saat melihat sebuah motor terpakir di halaman rumahnya. Gadis itu lantas terkekeh. "Dikira gue b**o? Mau lo ke sini subuh pun nggak bakal bisa lo ajak gue berangkat bareng," Kayla berujar remeh sambil memanjat pagar balkon kamar, lalu perlahan turun pelan-pelan dari sisi balkon paling ujung karena banyak pijakan di sana. "Oke sekarang tinggal turun." Mata gadis itu melirik ke dalam rumah, tak ada tanda-tanda Eza melihatnya saat ini. "Aman!" Hup! "Mau ke mana?" "AAAAAAAA!!!" Jantung Kayla kini berdegub sangat kencang, matanya tertutup dan Kayla tak berani membukanya. Barusan Kayla keseleo dan akan jatuh, namun Kayla sama sekali tak merasakan sakit. Kayla panik. Perlahan dirinya membuka mata, mengerjap beberapa kali. "Apa gue udah mati?" guman Kayla pelan. "Otw mati." "Ha?" Perasaan Kayla semakin tak karuan. Dia lantas memutar kepalanya, melihat ke atas dan betapa terkejutnya dia ketika melihat sosok yang sangat sia hindari kini tersenyum ke arahnya. "AAAAAAAA!!!" Bruk! "Aduh pant*t gue," ringis Kayla sambil memegangi p****t, pinggang, dan pinggungnya yang terasanya nyeri. Di satu sisi Eza tersenyum puas, dia berjongkok di sebalah Kayla, menatap gadis itu sambil tersenyum miring. "Mangkannya, jangan sok-sokan kabur dari gue, sakit kan?" ujar Eza pelan namun tepat di sebelah telinga Kayla. Mendengar hal itu lantas Kayla langsung kembali berdiri, begitu juga dengan Eza. Mata Kayla membulat menatap Eza sengit. "Cowok gila lo ya? Kenapa lo malah jatuhin gue gila?! Lihat, sakit semua badan gue!!" maki Kayla dengan suara kencang. "Siapa suruh ngajak main petak umpet," balas Eza santai. "Petak umpet katanya. Eh Za, lagian lo ngapain sih ke rumah gue pagi-pagi ha? Udah nggak ada kerjaan lo?" bentak Kayla lagi. "Iya, kerjaan gue kan sekarang antar jemput pacar, memastikan pacar gue selamat sampai tujuan." "Gue bukan pacar lo Eza!!" Eza lantas terkekeh. "Gue juga sayang sama lo." "Ha?" Tak memperdulikan wajah kesal Kayla, tangan Eza lalu segera menarik tangan gadis itu. Kayla terus meronta namun Eza sedikit pun tak ada niat untuk melepaskan. Mereka berjalan menghampiri motor Eza, di halaman sudah ada asisten rumah tanga Kayla yang telah menyiram tanaman, wanita itu menatap keduanya bingung. "Loh non, perasaan tadi Bibi nggak lihat keluarnya, kok tiba-tiba udah ada di depan?" tanya asisten rumah tangga Kayla. Sambil memakai helmnya, Eza membalas, "Pakai jurus ngilang kamehameha dia Bi." "Eza!" tegur Kayla. Eza langsung menatap Kayla. "Iya sayang?" balasnya sambil tersenyum dan mengulurkan helm kepada gadis itu. "s***p lo ya!" "Berangkat yok udah siang," kata Eza lalu menaiki motornya. Setelah mesin motor itu menyala, Eza kembali melihat Kayla yang tak kunjung naik. Senyum tipis terukir di wajah Eza. "Apa naik motor juga perlu gue yang naikin?" tanya Eza. "Nggak perlu, gue juga nggak mau naik motor lo. Gue bisa berangkat sendiri," balas Kayla. Kayla melangkahkan kakinya hendak meninggalkan Eza namun tasnya berhasil di tarik oleh cowok itu membuat Kayla semakin menatapnya sengit. "Apalagi sih!" geram Kayla. "Naik motor dan berangkat sama gue, atau hukuman tambahan?" Kayla memutar kedua bola matanya jengah. "Nggak peduli!" "Okey, lo yang minta. Untuk hukuman tambahannya, seharian ini lo wajib bareng gue terus. Nggak ada bantahan, nggak ada penolakan!" Lagi, Eza kembali sukses membuat kedua mata Kayla membulat. "Stres lo ya?" umpat Kayla. "Apa? Ayo berangkat? Ya udah ayo naik, dari tadi gue udah siap lo aja aja yang ribet," balas Eza. Terdengar helaan nafas dari Kayla. Dengan sangat amat terpaksa dia menaiki motor Eza. Senyum penuh kemenangan terlukis di wajah tampannya. "Gue udah mau bareng lo, jadi hukuman tambahannya batal!" bisik Kayla kepada Eza. "Tergantung." "Ha?" Brum! "EZAAA!!" Refleks karena motor yang tiba-tiba melaju kencang, Kayla jadi melingkarkan kedua tangnnya di pinggang Eza. Ditambah gadis itu juga memeluk Eza dari belakang dengan erat. Eza kini semakin melambung tinggi di atas awan. Tak lama Kayla pasti akan jatuh hati kepadanya. ***** "Kay, Kayla apa bener lo pacaran sama Eza?" Cukup! Kayla muak, itu adalah top question hari ini. Sudah lebih dari 100 orang bertanya kepada Kayla dengan pertanyaan yang sama. Kalimat kutukan itu terus menghantui Kayla hari ini. Melihat raut wajah kesal dari temannya, Vanessa yang kini tengah berjalan dengan gadis itu pun langsung mengelus tangan Kayla untuk menenegangkannya. "Kay?" panggil Vanessa. Kayla menengok. "Gue capek Nesaaa!!" rengek kayla kemudian. "Udah, pasti semuanya bakal cepat berakhir kok." "Nggak bakal bisa berakhir Nes, Eza sama sekali nggak mau lepasin gue!" "Ck, emangnya gila tuh cowok." "Banget!!" Vanessa menghela nafasnya kasar. Ketika mereka kembali berjalan, pandangan mereka berhasil dibekukan oleh kedatangan ketiga cowok yang berjalan ke arah mereka. Siapa lagi kalau bukan Eza dan kedua temannya. "Eh ada pacar, hai, mau ke kantin ya?" sapa Eza ketila sampai di hadapan Kayla. Plak! Semua yang menyaksikan hal itu langsung ikut meringis. Eza memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan Kayla. Eza lalu tersenyum, dia menatap Kayla dengan wajah dipenuhi amarah, ditambah d**a gadis itu yang bergerak naik turun. "Maksudnya apa?" tanya Eza dengan dingin kepada Kayla. "Gara-gara lo! Cowok freak gila, hari gue jadi nggak tenang tau nggak! Gue diserbu banyak pertanyaan yang males banget gue dengar! Dan itu semua gara-gara lo!" Kayla membentak Eza dengan suara lantang, gadis itu juga tak segan menunjuk-nunjuk badan Eza. Eza yang merasa kesal lantas menarik tangan Kayla, mengunci gadis itu di tembok. Tatapan Eza tajam hanya tertuju kepada Kayla. "Lupa sama peraturan hm? Jangan bicara dengan nada tunggi sama gue." Kayla menggeleng. Dengan sekali hentakan, dia berhasil melepaskan tangan Eza. "Sekali lagi gue takankan sama lo, GUE-BUKAN-PACAR-LO!" Cup! Semua mata berhasil membulat tak percaya. Bahkan Leo dan Rendi sampai refleks menutup mulut mereka. Mereka semua sama-sama tak percaya dengan apa yang Eza lakukan barusan. Sementara itu Kayla sendiri langsung menegang di tempatnya. Dia terdiam, tak bisa percaya apa yang sekarang terjadi kepadanya. Semua terlalu cepat, tiba-tiba Eza mencium bibirnya, di depan banyak murid lainnya. "Itu adalah bukti kalau lo bakal jadi milik gue!" desis Eza mampu membuat bulu kuduk Kayla berdiri. Kayla lalu tersadar saat Eza sedikit memberi celah kepadanya. Eza berbalik badan, menatap semua murid yang dari tadi menyaksikannya bersama Kayla. "BUAT LO SEMUA! MULAI DETIK INI KAYLA ADALAH PACAR GUE! BUAT LO YANG KEPIKIRAN MAU NYAKITIN KAYLA, SIAP-SIAP BERURUSAN SAMA GUE!" Setelah puas mengatakan semua itu dengan suara keras. Eza kembali menatap Kayla yang masih terdiam di tempatnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "See, nggak bakal ada lagi yang akan berani ganggu lo," ujar Eza kepada Kayla. Plak! Satu lagi tamparan keras berhasil Eza dapatkan. "Cowok b******k! Gue benci sama lo!" umpat Kayla langsung berlari pergi membela kerumunan. Vanessa yang melihat itu langsung panik dan segera menyusul Kayla. Di tempatnya, Eza kembali merakan pipinya memanas. Berkali-kali pipi itu mendapatkan tamparan dari orang yang sama. "Lo udah kelewatan sih Za," celetuk Leo tiba-tiba. Jujur baik Leo atau Rendi merasa kecewa dengan Eza. Mereka tak akan mengira jika Eza sampai melakukan hal seperti ini hanya karena ingin memenangkan taruhan yang bahkan hadianya saja tak seberapa. "Gue ragu buat ngelanjutin semua ini, lo udah keterlaluan Za," balad Rendi. Eza menatap Leo dan Rendi bergantian. "Kenapa kesannya jadi lo berdua mojokin gue kayak gini sih?" "Nggak ada yang mojokin lo, gue sama Leo cuma nggak nyangka aja lo sampai segitunya sama Kayla," jawab Rendi. "Hanya karena masalah sepele lo tega ngelakuin hal kayak gitu. Ini bukan masalah apa Za, ini tentang hati. Firts kiss cewek adalah hal yang paling mereka jaga, dan hari ini lo merebutnya." ***** Di toilet sekolah Kayla tak hentinya mengangis. Dia terus membasuh bibirnya berharap bekas ciuman itu akan hilang. Namun mau berapa kali Kayla menucinya, hal itu akan tetap membekas dan Kayla dan akan bisa menghilangkannya. "Kay udah dong Kay." Sementara itu Vanessa terus berusaha untuk menenangkan Kayla. Berusaha meredakan tangisan Kayla yang terdengar begitu pilu. "Gue benci sama diri gue sendiri Nes, gue nggak bisa menjaga apa yang harunya gue jaga! Gue nggak mau Nes, ciuman pertama gue, hiks." "Kay, jangan kayak gini dong." Kayla tak memperdulikan Vanessa. Bahkan hingga bibirnya memerah pun Kayla tak mau berhenti. Dia terus menggosok bagian tubuh itu. "Gue mau ciuman pertama gue balik Nesaaaa!!" "Iya, iya nggak bakal bisa. Udah ikhlasin aja Kay," kata Vanessa. "Nggak mau!! Ciuman pertama gue harunya buat orang yang gue cinta bukan orang yang gue benci. Huaaa Nesaa!!" Vanessa jadi bingung sendiri harus apa sekarang. Dia lantas memeluk Kayla erat. Mengelus punggung Kayla agar enakan. "Udah ya? Cup cup yok ke kelas aja yok, lihat muka lo udah kayak gembel gini." Kayla melepaskan pelukannya. Dia juga mengusap air matanya kasar. Wajah Kayla ikut memerah karena kelaam menangis. "Biarin kayak gembel juga gue nggak pa-pa. Semoga Eza jadi nggak suka dan nggak bakal gangguin gue lagi setelah ini." Mendengar itu Vanessa lalu tertawa. "Busyet! Merasa cantik banget ya Anda?" Kayla juga ikut tertawa ringan. "Iya dikit." "Ish! Dasar awewe!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD