Lewat

1369 Words
Judul : Desire Of Love CEO Penname : Miss L Jesslyn Valencia Agatha—menjadi satu-satunya orang yang bertanggung jawab, atas kecelakaan yang menimpa seorang gadis kecil berusia 5 tahun. Kesalahannya telah membuat keluarga milyarder mengincarnya untuk membalaskan dendam. Salah satunya adalah Kenneth Davin Alaskar—pria dengan ketampanan bak dewa Yunani menuntut balas atas kematian putri semata wayangnya. Kenneth merupakan CEO dari sebuah perusahaan terkemuka yang bergerak dalam bidang property dan perkapalan. Alaskar Company milik keluarganya Alaskar, keluarga terkaya dan berkuasa di Australia. Ia harus merasakan sakit dan kesedihan yang mendalam atas kehilangan gadis kecil yang sangat berharga dalam keluarga Alaskar. Saat sidang telah dilaksanakan, keputusan hakim membuat Kenneth tidak puas. Bahkan dendamnya tidak terbalas seujung kuku pun. Ia sangat marah! Kenneth menginginkan nyawa dibalas nyawa, tapi semua itu tidak bisa dilakukan karena menyangkut hukum yang ada di negaranya. Ia membuat rencana untuk menculik dan menyiksa gadis itu bagaimana pun caranya, apapun resikonya tanpa sepengetahuan oleh siapa pun. Disaat Kenneth mulai terlena dengan dendam dan gairahnya dengan Valencia, ia mulai ragu. Ia mulai merasakan gadis itu secara perlahan masuk ke dalam relung hatinya. Namun, sebuah rahasia yang selama ini tersimpan rapat dengan perlahan terkuak. Hal itu membuat Kenneth dihantui rasa bersalah yang teramat besar. Akankah Kenneth bisa membalaskan dendamnya? Atau ia akan terjebak dalam cinta dan gairah Valencia? ****** Kenneth telah kembali ke Australia, ia baru saja melakukan perjalanan bisnis ke Jakarta, Indonesia. Ia ingin membuka cabang di sana, tapi ia masih belum yakin dengan properti yang ada di Jakarta. “Pak apakah tidak lebih baik jika Anda melakukan kerja sama dengan perusahaan lain agar bisa mengetahui pangsa pasaran properti di Jakarta,” ujar Hans. “Iya Hans, aku juga lagi memikirkan hal tersebut. Mungkin aku akan bekerja sama dengan salah satu perusahaan di sana,” ujar Kenneth. “Bagaimana kabar wanita itu?” tanya Kenneth. “Menurut laporan Diana, keadaan nona Jesslyn sudah membaik.” “Mau makan dia?” “Sudah Pak.” “Kita ke Villa.” “Baik Pak.” Malam semakin larut cahaya rembulan menyinari kegelapan malam. Valencia melihat kearah jendela cahaya malam menemaninya seakan mempunyai cara tersendiri menghibur malam dari sepi yang ia rasakan. Valencia menghela napasnya dengan lega, sudah 3 hari ia tak bertemu dengan pria itu, pria yang menyiksanya tanpa ia tahu apa kesalahannya. Diana juga tidak mau mengatakan apa siapa Tuannya, ia mulai berpikir apakah ini karena menyangkut kematian gadis kecil itu. Suara pintu mengagetkan Valencia, pintu yang selama ini terkunci dari luar di buka oleh seseorang. Ia tak menoleh ke arah pintu, ia yakin kalau itu Diana, tak ada yang pernah masuk ke kamarnya selain Diana dan pria itu. “Tolong jangan suruh aku tidur Di, aku hanya ingin menikmati cahaya malam yang terlihat indah dari sini,” ujar Valencia. Kenneth hanya diam mendengar Valencia berkata demikian. Ia yakin wanita itu tak pernah mengira kalau dialah yang masuk. “Kamu tahu Di, dulu hidupku tak seperti ini. Aku tak pernah menyangka takdir begitu kejam padaku. Aku lelah dengan semua masalah yang ku hadapi… seandainya aku ada pilihan lain tentu aku tak ingin seperti ini.” Valencia meratapi takdirnya. “Apa pilihan yang ingin kamu lakukan jika ada pilihan lain?” tanya Kenneth. Valencia terkejut, ia langsung menoleh ke arah suara. Ia takut, suara itu, suara pria yang telah memperlakukannya dengan kasar. Pria yang telah menyiksanya. “Ka–kamu! Kenapa bisa ada di sini,” ujar Valencia gugup. “Tentu saja aku bisa di sini ini villa ku, aku berhak keluar masuk di sini.” Kenneth melangkahkan kakinya mendekati Valencia. Tubuh Valencia bergetar, ia takut. “Ja–jangan mendekat.” Kenneth menyunggingkan bibirnya, ia mengerti wanita itu pasti ketakutan melihatnya. Pertemuan mereka yang tidak menyenangkan pasti menyisakan kenangan buruk di benak wanita itu. “Aku mohon apapun kesalahanku, tolong maafkan aku. Aku mohon lepaskan aku, biarkan aku pergi. Aku tidak akan mengatakan pada siapapun kalau kamu mengurungku di sini, aku tidak akan memberitahukan siapapun. Aku janji.” “Apa perkataanmu bisa di percaya?” “Tentu. Perkataanku tentu bisa di percaya.” “Perkataan dari seorang narapidana eh salah mantan narapidana dan pembunuh sepertimu apakah bisa dipercaya,” ejek Kenneth. Valencia menelan salivanya, pria ini tahu kalau ia seorang mantan narapidana. Ia semakin yakin kalau pria ini mengetahui tentang kecelakaan 2 tahun yang lalu bahkan mungkin saja pria itu keluarga dari gadis kecil itu. “Siapa kamu?” “Kamu bertanya siapa aku, hahaha,” suara tawa Kenneth menggelegar di kamar tersebut. Valencia semakin takut, ia menutup kedua telinganya dengan tangannya. Suara tawa pria itu sangat menakutkan. Wajahnya sangat tampan, tapi juga kasar dan kejam. “Buka tanganmu!” Valencia menggelengkan kepalanya dan masih menutup kedua telinganya dengan tubuh yang bergetar. “Aku bilang buka!” Valencia tetap tak membuka tangannya malah semakin erat ia menutupnya. Kenneth sangat marah, ia tak suka bila Valencia mengindahkan perintahnya. Kenneth semakin mendekati Valencia, Valencia yang ketakutan berjalan mundur hingga terhalang tembok kamar. Kenneth menarik kedua tangannya dengan kasar. Valencia menutup matanya, ia sangat takut. Kenneth melihat wajah Valencia dengan seksama, Valencia sangat cantik, bibirnya sangat menggoda. Ingin sekali Kenneth melumat bibir berwarna merah muda itu, tanpa berpikir panjang Kenneth mendekati bibirnya ke bibir Valencia. Kenneth mencium bibir Valencia dengan paksa. Valencia sangat terkejut saat Kenneth mencium bibirnya, ia berusaha menutup bibirnya dengan rapat jangan sampai Kenneth menciumnya. Mendapat penolakan dari wanita itu membuat Kenneth marah, semakin ditolak semakin membuatnya bernapsu. “Buka bibirmu!” “Aku ga mau.” “Buka! Ini perintahku atau kamu mau aku memperlakukanmu dengan lebih kasar.” Valencia yang ketakutan akhirnya membuka bibirnya, Kenneth langsung mencium bibir merah muda itu. Merasakan Valencia tak membalas ciumannya membuatnya kesal dan melepaskan tautan bibirnya. “Kamu balas ciumanku.” “Aku ga mau.” “Jangan sok suci kamu! Jangan katakan kalau kamu tidak pernah berciuman.” “Tentu saja aku pernah.” “Makanya balas ciumanku jalang!” Mendapat bentakan dari Kenneth, Valencia terpaksa membuka mulutnya lagi. Kenneth langsung melumat bibir gadis itu dengan napsu, lidahnya masuk menerobos rongga - rongga mulut Valencia. Valencia membalas ciuman Kenneth, mereka saling berciuman dan melumat bibir masing - masing. Kenneth terlena dengan ciumannya bersama Valencia. Tangannya tidak tinggal diam, ia meraba tubuh gadis yang ada di hadapannya. Tangan kanannya membelai punggung Valencia dengan lembut, tangan kirinya menarik kepala wanita itu agar ciuman mereka semakin dalam. Suara desahan terdengar di sela - sela ciuman mereka, lumatan - lumatan lembut berbuah menjadi kasar membuat Kenneth semakin b*******h. Tangannya masih terus mengelus punggung mulus Valencia. Kenneth melepaskan ciumannya dan menjilati leher Valencia dengan lidahnya. “Aaah…,” suara desahan keluar dari bibir Valencia membuat Kenneth semakin bernapsu. Kenneth menarik Valencia ke arah ranjang, menaruh gadis itu di bawah badannya. Ia Membelenggung Valencia. Kenneth melihat wajah gadis itu lalu menundukan wajahnya mendekati bibir Valencia dan kembali melumat bibir Valencia. Valencia yang masih ketakutan berusaha menyingkirkan perasaannya sendiri membalas lumatan - lumatan Kenneth. Bibir Kenneth masih terus melumat bibir Valencia, ia sudah tak tahan. Tangannya menerobos masuk ke dalam kaos meremas buah d**a Valencia dengan kencang membuat Valencia terpekik di sela-sela ciumannya merasakan rasa sakit dan nikmat secara bersamaan. Lumatan - lumatan dan belaian tangan Kenneth membuat darah Valencia bersedir merasakan gairah yang tak pernah ia rasakan selama ini. Tanpa terasa kedua tangan Valencia terulur di bahu Kenneth, melingkari tangannya di leher Kenneth menarik pria itu untuk memperdalam ciuman mereka. Kenneth sangat menyukai reaksi Valencia, mencicipi setiap kemanisan yang ditawarkan gadis itu. Kenneth dengan cepat menarik dress tipis yang dikenakan Valencia hingga terlihat kedua buah d**a yang membulat, kencang, dan terlihat sangat indah di mata Kenneth. Kenneth memegang kedua buah d**a itu, merasakan lembutnya kulit gadis itu. Kenneth meremaskan dengan perlahan. Kenneth mendekatkan bibirnya ke pucuk buah d**a Valencia mencecapi dan memainkan lidahnya. Tangannya terus membelai salah satu buah d**a Valencia Valencia menutup matanya merasakan kenikmatan yang sama sekali belum pernah ia rasakan. Desiran - desiran aneh menjalar di tubuhnya membangkitkan gairah semakin menggebu - gebu. Kecupan - kecupan di pucuk buah dadanya menciptakan rasa panas di seluruh tubuhnya. Tapi tiba-tiba Kenneth menghentikan kegiatannya, ia menatap wajah Valencia dengan seksama. Wajah Valencia memerah akibat rangsangan yang ia berikan pada gadis itu. Merasa tak lagi ada lidah yang menjilati pucuk buah dadanya, ia pun membuka matanya. Mata mereka saling beradu pandang satu dengan yang lain. Saling memahami dan mengerti keinginan mereka masing-masing. “Tuan, Anda boleh melakukan apapun pada tubuh saya, tapi saya mohon jangan melakukan hal yang lain selain ini,” ujar Valencia dengan memohon pada Kenneth. Kenneth tidak memperdulikan hal tersebut, ia menciumi bibir Valencia dengan bernapsu. Maafkan jika akhir-akhir ini suka promo tapi saya hanya memberikan refrensi cerita menarik yang mungkin bisa menemani pembaca semua. Terima kasih banyak
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD