Gazi Berulah

1256 Words
Sejak kejadian kemarin, Gazi seperti menarik diri dari lingkungan. Rahmat sebenarnya sudah merasakan hal ini, tapi ketika ditanya ada apa dan kenapa Gazi seperti menjauh, "Gazi, kamu baik-baik saja, kan? Ada apa? Aku merasa kamu sedang tidak baik-baik saja sekarang. Cerita lah, kalo kamu merasakan sesuatu yang tidak nyaman atau ada hal yang menganggumu." Tapi pertanyaan Rahmat tersebut hanya ditanggapi dingin oleh Gazi, "Gak ada apa-apa. Aku hanya lagi gak enak badan aja. Aku gak merasakan apa-apa." Begitu saja jawabannya. Ketika mereka berangkat sekolah, Gazi dan Rahmat biasanya akan berebutan untuk masuk mobil dan duduk di sebelah Pak Barsah tetapi pagi, ini Gazi tidak se-antusias seperti kemarin. Ketika berangkat ke sekolah pagi ini, dia memilih duduk di belakang, ketika masuk ke dalam mobil pun, Gazi tidak melihat ke depan. Langsung masuk tanpa menengok kanan dan kiri, Pak Barsah yang melihat kelakuan Gazi tidak seperti biasanya, menanyakan apakah Gazi sakit atau kenapa, "Kamu kenapa Gazi, kamu nggak mau duduk di depan? Biasanya kamu selalu rebutan sama Rahmat untuk duduk di sebelah Bapak ketika berangkat sekolah. Apa kamu sakit, Gazi" Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut Gazi, tidak se-patah katapun, dia hanya menggeleng dan bilang ke Pak Barsah bahwa dia baik-baik saja, "Tidak Pak, aku baik-baik saja. Aku gak kenapa-kenapa, kok. Biar Rahmat yang duduk di sebelah Bapak hari ini saja, besok aku akan rebutan lagi dengan Rahmat untuk duduk di depan. Besok aku akan duduk di sebelah Bapak." Karena tidak ada hal yang mencurigakan Pak Barsah akhirnya mengangguk dan Rahmat yang duduk di sebelah Pak Barsa hari ini. Dan sesampainya mereka di sekolah, Gazi turun terlebih dahulu dan berlari langsung menuju ke kelas, tidak pamit atau izin ke Pak Barsah, seperti biasa. Rahmat yang bingung dengan sikap Gazi meminta maaf ke Pak Barsah bahwa Gazi Tidak seperti biasanya hari ini, "Pak, maafkan Gazi, ya. Hari ini sepertinya Gazi sedang baik-baik saja. Mungkin dia merasakan sesuatu yang tidak nyaman di dirinya. Nanti saya coba bicara dengan Gazi. Mohon maaf sekali lagi, ya, Pak. Terima kasih sudah mengantarkan kami. Bapak hati-hati ya, di perjalanan dan pergi ke kantornya. Semoga selamat sampai di kantor." Setelah Pak Barsah pergi, Rahmat langsung berjalan menuju ke kelas, dia melihat Gazi sedang berkelahi dengan anak dari kelas lain, Rahmat berlari dan melerai perkelahian tersebut, "Hei lagi apa sih. Kenapa kalian bertengkar? Sudah dong, Gazi. Kamu kenapa?" Setelah Gazi dan anak kelas sebelah tersebut dilerai oleh Rahmat, Gazi akhirnya duduk di kursinya dan teman beda kelas yang tadi bertengkar dengan Gazi, keluar dari kelas tersebut dan mengancam bahwa dia akan melaporkan perbuatan Gazi ke guru kelas mereka, "Awas saja, ya, kalian. Dasar anak yatim piatu, datang dari panti asuhan dan gak tau diri." Rahmat menahan emosinya, Gazi tadinya mau bangkit dan mengejar anak tersebut, tapi dilarang oleh Rahmat, "Kamu lihat, kan? Itu alasannya aku tadi memukulnya." Rahmat lagi-lagi berusaha menenangkan Gazi, "Sudahlah, jangan dianggap. Didiamkan saja. Mereka itu, semakin kita tanggapi, malah semakin menjadi. Jadi, abaikan saja." Setelah Gazi duduk kembali, Rahmat menuju ke tempat duduknya yang berada di sebelah kiri tempat duduk Gazi. Rahmat tidak bilang apa-apa dia hanya memperhatikan gerak-gerik Gazi yang tidak biasa. Bahkan ketika jam pelajaran dimulai, Gaji seperti tidak fokus pada pelajaran hari itu dan ketika bel istirahat berbunyi, yang menandakan jam istirahat datang, Gazi yang biasanya buru-buru mengajak Rahmat ke kantin, tidak bergerak sedikit pun di kursinya. Rahmat berinisiatif untuk mengajak Gazi ke kantin, "Ayo ke kantin, aku lapar. Kan kamu biasanya buru-buru ngajak aku ke kantin kalau udah jam istirahat begini, kok sekarang diam aja? Apa kamu yakin kamu baik-baik aja, Gazi?" Gazi hanya mengangguk, bilang ke Rahmat bahwa dirinya sedang tidak lapar dan tidak berselera untuk jajan, "Kamu sendiri aja deh yang ke kantin, aku lagi gak lapar dan gak kepengen apa-apa." Setelah bilang begitu ke Rahmat, Gazi kemudian melipat tangannya di atas meja lalu menenggelamkan wajah dan kepalanya di sana. Tapi, karena Rahmat lapar, jadi dia meninggalkan Gazi di kelas, dengan niat dia akan membawakan beberapa makanan dari kantin untuk Gazi, "Baiklah, aku ke kantin dulu. Jangan buat keributan, ya. Kamu tenang-tenang di sini. Nanti aku bawakan jajanan untukmu." Gazi tidak menjawab, hanya mengibaskan tangannya ke arah Rahmat, tanda darinya bahwa dia mengerti yang diucapkan Rahmat dan agar Rahmat bisa ke kantin dengan tenang tanpa mengkhawatirkan dirinya. Rahmat berjalan ke kantin dengan tenang dan makan di sana. Tidak lama baru saja Rahmat selesai makan dan ketika Rahmat sedang memilih jajanan kesukaan Gazi, lalu setelahnya ke meja kasir untuk membayar makanan dan beberapa jajanan yang akan dibawa ke kelas dan diberikan ke Gazi, ketua jelas mereka dengan napas terengah-engah dan tergesa-gesa, bilang ke Rahmat bahwa Gazi sedang berantem di lapangan, "Rahmat, cepat, itu ..." Ketua kelas mereka itu menarik napas dalam-dalam dan mengaturnya agar tidak ngos-ngosan, "Ayo ikut aku. Itu Gazi sedang berantem di Lapangan sama anak kelas sebelah." Mendengar hal tersebut, Rahmat langsung lari dan meninggalkan jajanan yang sudah dia pilih di meja kasir, "Sebentar, Bu. Nanti saya balik lagi." Dan berlari secepat yang dia bisa ke lapangan. Gazi yang memang jago berkelahi, membuat siswa dari kelas sebelah tersebut babak belur, ada darah mengalir di pelipis kiri anak tersebut, wajahnya yang biru, dan sekarang anak itu tergeletak di lapangan, dengan Gazi yang masih berusaha memukul anak tersebut. Rahmat menahan tangan Gazi dan menyadarkannya, "Sudah, Gazi, SUDAH CUKUP, HENTIKAN! KAMU MAU DIA MAT*?" Mendengar suara Rahmat yang membentaknya, Gazi berhenti memukuli anak tersebut dan meninggalkannya di lapangan, sementara beberapa guru berdatangan ke lapangan. Gazi dan Rahmat dibawa ke ruang guru, sementara anak tadi dibawa ke ruang kesehatan. Bu Fida, wali kelas mereka, marah besar. Dia bicara dengan nada tinggi ke Gazi, "Mau jadi preman kamu, HAH? Ini sekolahan, bukan pasar. Saya akan panggil orang tua kalian ke sekolah. Sekarang kalian masuk ke kelas. Jangan berbuat onar lagi, paham?" Rahmat mengangguk dan mengajak Gazi kembali ke kelas. Di perjalanan menuju kelas, Rahmat bertanya kenapa Gazi sampai berbuat seperti itu, "Kamu kenapa sih, jujur donk sama aku. Jangan seperti ini. Kamu kok makin gak karuan aja kelakuannya. Nanti kalo Pak Barsah tau, dia bakal kecewa, terus kita diusir dari rumahnya, gimana?" Gazi berhenti, lalu menengok ke arah Rahmat, "Gak usah khawatir. Kalo Pak Barsah marah, aku yang akan menjelaskan semuanya. Kamu gak perlu ikut keluar dari rumah itu jika aku diusir. Kamu bisa dengan tenang dan nyaman tinggal bersama keluarga itu dan biar aku yang pergi." Setelah mengucapkan hal tersebut, Gazi lalu berlari ke arah yang berlawanan, dia menuju pintu belakang sekolah, yang digunakan banyak anak-anak untuk bolos, Rahmat yang melihat Gazi berlari seperti itu, mengikuti Gazi dari belakang dan mencoba mengejar Gazi, tapi terlambat, Gazi sampai di pintu itu duluan, dan menahan pintu tersebut agar Rahmat tidak bisa mencegahnya kabur, "Kembali ke kelas. Jangan repot-repot ikutin aku. Biar aku sendiri dulu. Kamu jangan mengorbankan masa depanmu hanya demi aku. Kembali ke kelas dan tetaplah jadi anak kebanggaan guru dan Pak Barsah juga Ibu. Jangan ikuti jejakku." Rahmat mencoba mendorong, mendobrak pintu tersebut, tapi nihil. Gazi juga sudah tidak terdengar lagi suaranya. Maka, daripada dia dipergoki guru dan dikira akan bolos, Rahmat memutuskan kembali ke kelas. Rahmat berpikir keras, alasan apa yang membuat Gazi melakukan hal ini. Apakah kelakuan dan tingkah laku Gazi ada hubungannya dengan sakit yang dia derita belakangan ini dan beberapa kali sudah kambuh? Rahmat masih menerka-nerka apa penyebab Gazi seperti ini. Rahmat juga harus memikirkan alasan apa yang akan dia berikan ke Bapak dan Ibu Barsah, nanti, ketika dia pulang sendiri tanpa Gazi. Juga alasan dan kata-kata yang akan dia ucapkan untuk menjelaskan kenapa Gazi sampai memukul teman sekolah mereka tersebut tanpa alasan jelas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD