Bab 2

865 Words
Tari menghentikan mobilnya tepat di depan sebuah rumah minimalis, ia turun dan segera masuk mencari sang pemilik rumah. "Eh non Tari masuk non" ucap art yang bekerja di rumah itu. "Kak Kanianya mana bi?" tanya Tari. "Ada di ruang makan, masuk saja non" ucap si art. Tari melangkah lebih dalam memasuki rumah itu, ia kemudian langsung memeluk gadis cantik berpipi chubby yang berusia tiga tahun itu. "Hai sayangnya aunty" ucap Tari kemudian ia pun langsung duduk di samping gadis cantik bernama Gabby itu. "Aunty" Gabby balas memeluk auntynya. "Tari... astaga lo ya, baru nongol" omel Kania mamanya Gabby. "Gue sibuk akhir-akhir ini kak" ucap Tari tak enak hati. "Iya saking sibuknya lo sampai gak hadir di acara pertunangannya Bintang dan Luna kemaren malam" omel Kania sambil menyuapi Gabby. "Sorry kak, gue benar-benar gak maksud, kemaren malam kebetulan keluarga besar kumpul semua" ucap Tari. "Lo yang nyomblangin eh lo malah gak bisa hadir di acara pertunangan mereka" ucap Kania. "Sorry kak, ini juga gue sempet-sempetin kemari, karena mama bilang si chubby ini nanyain gue terus" ucap Tari. "Sok sibuk lo" ledek Kania. Terdengar langkah seseorang memasuki rumah, Kania dan Tari pun menoleh melihat siapa yang datang. Kania tersenyum ketika melihat sang adik datang ke rumahnya. "Eh Tar lo di sini?" ucap Bintang begitu melihat sahabatnya. "Iya diminta mama kemari, nemuin nih ponakan lo" ucap Tari. "Habisnya aunty gak pelnah datang lagi" ucap Gabby dengan suara cadelnya. "Uuhhh dasar, emang aunty mau dikasih apa nih diminta datang kemari?" goda Tari. "Sini" Gabby menarik Tari kemudian mengecup pipi chubby auntynya. "Astaga kamu sweet banget sih sayang" ucap Tari tersenyum. "Uncle gak dikasih ciuman juga nih?" goda Bintang. "Kemali uncle" ucap Gabby kemudian mengecup pipi Bintang. "Duh gemesin banget keponakan uncle" ucap Bintang sambil membalas kecupan sang keponakan. Kania tersenyum menatap sang putri yang sangat menggemaskan, ia kemudian beralih menatap Bintang dan  Tari. "Kenapa dulu kamu comblangin Bintang sama Luna Tar? kenapa gak kamu aja yang deketin Bintang? kalian cocok loh" ucap Kania. "Apaan sih kak" ucap Tari seraya mencomot wafernya Gabby yang ada di atas meja. "Tau nih ada-ada saja si kakak" omel Bintang. "Dulu gue berharapnya lo bisa sama Tari Bin, tapi takdir berkata lain" ucap Kania sambil menatap keduanya. "Dih gak banget sama dia kak" tawa Tari. "Gue juga ogah sama lo kali" ucap Bintang seraya bergidik geli. "Eh jangan saling ejek, tau gak sih antara benci dan cinta itu beda tipis" ucap Kania membuat Bintang dan Tari mendelik kesal pada perempuan itu. Bintang dan Tari kemudian menikmati puding yang disuguhkan Kania. "Gue tadi ketemu Luna di kampus" ucap Tari. "Iya dia bilang mau ketemu dosen pembimbingnya" ucap Bintang. "Iya dia juga bilang gitu tadi, eh iya Bin gue mau makan siang bareng temen-temen gue, Luna juga ikut, lo mau ikut?" tanya Tari. "Dalam rangka apa?" tanya Bintang. "Skripsi gue di approve" ucap Tari. "Wahhh selamat ya Tar, ya sudah gue ikut deh mumpung makan gratis" tawa Bintang. "Dasar lo" omel Tari sambil tertawa renyah. "Gue gak diajak nih?" sahut Kania dari arah dapur. "Ayo kalau mau ikut kak" ucap  Tari. "Gaklah Mil, bercanda gue" ucap Kania. Bintang dan Tari menaiki mobilnya masing-masing meninggalkan kediaman Kania dan menuju resto yang berada tepat didepab kampus. Begitu tiba Tari segera memesan meja untuknya dan teman-temannya, tak lama temannya pun berdatangan dan mengisi kursi-kursi yang sudah tertata rapi. "Hai yank, kamu juga disini" ucap Luna begitu bertemu tunangannya. "Gak sengaja ketemu Tari di rumahnya kak Kania tadi dan di ajakin kemari, dia bilang kamu ikut ya sudah aku ikut juga" ucap Bintang. "Janjian ya ketemuan di rumah kak Kania?" goda Luna. "Ya enggaklah Lun, eh gimana hasilnya skripsi lo?" tanya Tari. "Hhh masih banyak yang harus di revisi Tar" ucap Luna. "Sabar aja, semangat Lun" ucap Tari. Mereka makan siang bersama, bercanda tawa dan berbincang berbagai macam hal hingga akhirnya mereka berpisah. Tari langsung pulang ke kediamannya. "Mah Tari pulang" teriak Tari begitu memasuki rumahnya. "Tari kemari dulu nak" panggil sang mama dari ruang tamu. Tari menghampiri mamanya yang sedang menerima tamu. "Eh ada tamu rupanya, ada apa mama memanggil Tari?" tanya Tari. "Ini kenalkan teman lama mama, dan Hen ini putri sulungku Tari namanya" ucap Rani mamanya mm Tari. "Cantik sekali kamu sayang" ucap Henny teman mamanya Tari. "Terima kasih tante" ucap Bintang Tari. "Tante dengar kuliahmu mau selesai, sudah punya calon apa belum? kalau belum mau gak sama anak cowok tante? kalian cocok sepertinya" ucap tante Henny seraya memberikan foto putranya. Tari tersenyum sumbang menerima dan menatap foto itu. "Maaf tante Tari belum berpikir ke arah sana" ucap Tari. "Harus segera dipikirkan dong sayang, hidup itu harus ada perencanaan" ucap Henny. "Iya Tari tau itu tante, Tari permisi ke kamar dulu mau istirahat" ucap Tari. Dengan kesal Tari memasuki kamar sang adik. "Kenapa muka lo kak? gue tau nih, mama pasti coba comblangin lo lagi kan sama anak temannya" tebak Audy adiknya Tari yang masih duduk dibangku SMU. "Kurang kerjaan banget tuh mama, sudah tau gue gak suka" omel Tari. "Makanya lo cari pacar biar mama usahanya mencomblangin lo itu stop" ucap Audy. "Lo pikir mudah cari pacar, gue bukan tipe yang mudah nempel. Gue itu cari cowok yang bener-bener bisa bikin gue nyaman" ucap Tari. "Terlalu pemilih, pantes lo jomblonya lama" ledek sang adik. "Kurang asam lo dek" omel Tari seraya melempar bantal pada sang adik. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD