Bab 3

824 Words
Tari turun dari kamarnya untuk makan malam bersama keluarganya, ia menduduki kursinya lalu mencentongkan nasi ke piring dan mengambil lauk pauknya. "Tar..." panggil sang mama. "Hm?" Tari menatap mamanya. "Kalau tante henny datang sama keluarganya bagaimana?" tanya sang mama. "Mau ngapain?" tanya Tari. "Ya mau ngapain lagi sih kak, mau melamar kakaklah" sahut Audy. "Hus kamu anak kecil gak usah ikutan ngomong" omel Rani mamanya Tari. "Tapi tujuan mama memang seperti itukan, mau jodohin kakak" ucap Audy. "Apaan sih mah Tari gak mau ah, memang mama pikir Tari gak laku?" ucap Tari kesal. "Bukan seperti itu nak, maksud kami baik. Papa dan mama hanya ingin memilihkan jodoh terbaik untuk Tari" ucap Kenant, papanya Tari. "Yang baik untuk mama dan papa belum tentu baik untuk Tari, bisa jadi Tari merasa gak cocok sama pilihan kalian, sudahlah Tari bisa kok memilih sendiri" ucap Tari. "Makanya punya pacar kak biar gak dijodoh-jodohin" ledek Audy. "Audy" tegur sang mama. Selesai makan Tari kemudian menuju kamarnya ia berganti pakaian. "Mau kemana Tar?" tanya Rani begitu melihat putrinya mencangklong tas kecilnya. "Keluar mah, mau ngumpul teman-teman" sahut Tari. "Jangan pulang larut malam" ucap sang papa. "Ya pah" angguk Tari. "Huhh kakak aja dibolehin keluar malam, sementara Audy?" ucap Audy kesal. "Kamu belum ada izin, nanti kalau sudah waktunya kamu juga boleh keluar kok nak, asal dengan catatan bisa jaga diri dan tidak melakukan hal negatif" ucap papanya. Tari diantar seorang supir menuju sebuah cafe dimana teman-temannya berkumpul saat ini. Begitu tiba dan Tari pun segera turun dari mobil, ia menghampiri teman-temannya. "Hei" sapa Tari. "Lama lo" ucap salah satu teman tongkrongannya. Asik berbincang dan dengan teman-temannya seorang pria menyapanya. "Hei Tar lo disini?" ucap Bintang. "Eh iya Vin, sama Luna lo ya?" tanya Tari begitu melihat Bintang. "Mana mau dia gue ajak kemari" ucap Bintang. "Oh iya juga sih" angguk Tari. "Ya sudah gue ke teman-teman gue dulu ya" pamit Bintang. Tari terlihat begitu senang saat berkumpul bersama teman-temannya, mereka bercanda gurau bersama hingga tak terasa jam telah menunjukkan pukul sepuluh malam. Tak lama kemudian mereka membubarkan diri termasuk Tari. "Tar mau pulang?" sapa Bintang yang juga sudah bubar dengan teman-temannya. "Ya, lo juga mau pulang?" tanya Tari. "Ikut gue yuk?" ucap Bintang. "Ke mana? ini sudah larut Bin, gue mau pulang" ucap Tari. "Suruh supir lo pulang, nanti lo gue antar dan sekarang lo temenin gue" ucap Bintang kemudian menarik Tari menuju parkiran. "Tapi Bin..." "Kalau lo khawatir orang tua lo marah nanti biar gue yang jelaskan, mereka pasti percaya sama gue" ucap Bintang. "Ya sudah" Tari kemudian meminta supirnya untuk pulang lebih dulu. Bintang kemudian membawa Tari ke mobilnya. "Mau ke mana sih Bin, gue gak mau ya kalau nanti Luna jadi salah paham sama gue" ucap Tari. "Maksud lo dia cemburu gitu? gak mungkinlah Tar. Luna tau bagaimana hubungan kita, kita bahkan lebih dulu saling mengenal sebelum gue mengenal Luna" ucap Bintang tertawa. "Tapi bagaimana pun perasaan cemburu itu pasti ada Bin sekalipun dia sudah tau kita bagaimana kita, lo harus bisa menjaga perasaannya dia" ucap Tari. "Iya bu" tawa Bintang. Tari kemudian menatap Bintang ketika mobil yang ditumpanginya memasuki sebuah gedung apartemen. "Lo bawa gue ke mana?" tanya Tari. "Temen gue mengadakan party, si Luna mana mau gue ajak Tar, lo taulah bagaimana dia" ucap Bintang. "Dan lo ngajak gue karena lo sudah kenal baik orang tua gue?" ucap Tari. "Hm" angguk Kevin seraya mencari parkir untuk mobilnya. "Bingung gue Bin, hubungan lo sama orang tuanya Luna bagaimana sih? kok bisa mereka masih gak mengizinkan Luna keluar malam sama lo, padahal kalian sudah bertunangan" ucap Tari. "Bukan gak mengizinkan, tapi Lunanya yang gak mau keluar malam dan gue ajak nongkrong" ucap Bintang. Tari kemudian mengikuti langkah Bintang menuju sebuah unit, di sana banyak teman Bintang laki-laki dan perempuan berkumpul. "Acara apa?" bisik Tari begitu memasuki unit itu dan melihat banyak alkohol yang tersedia. "Ulang tahunnya Davin" ucap Bintang. "Oh" angguk Tari. Tari menemani Kevin dan ikut membaur dengan teman-teman pria itu. "Minum" Bintang memberikan gelasnya pada Tari, Tari tersenyum dan menenggaknya hingga tandas. Dan tanpa keduanya sadari ada tangan nakal yang memasukkan pil yang bisa memicu api gairahnya. Minuman berkadar alkohol cukup tinggi tentu saja membuat keduanya perlahan kehilangan kesadarannya, Tari bahkan membiarkan tangan nakal Bintang menyusuri tubuhnya dan memeluk pinggangnya. "Gue balik semua" pamit Bintang dengan suara melanturnya. Ia merangkul Tari yang juga sama mabuknya dengan dirinya. "Gue antar ya, lo gak akan bisa nyetir dengan kondisi seperti ini" ucap salah satu temannya menyeringai, ia kemudian merogoh kantong celana Bintang mencari kunci mobilnya. Bukan mengantar pulang pria itu justru membawa Bintang dan Tari menuju sebuah hotel dan memesankan kamar untuk keduanya kemudian meninggalkannya. Pria itu menyeringai dan tersenyum jahat meninggalkan Bintang dan Tari yang berada di kamar hotel. Sementara itu kabut gairah tengah menyelimuti Bintang dan Tari keduanya tanpa sadar saling memagut dan mencumbu hingga satu persatu pakaian yang mereka kenakan terlempar ke lantai. Tari jatuh dibawah kuasa Bintang, tubuh keduanya pun basah berkeringat akibat kegiatan panasnya.Desahan dan erangan pun terdengar dari bibir mereka ketika penyatuan itu telah terjadi, dan teriak kenikmatan pun terdengar kala mereka telah mencapai puncak kenikmatannya. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD