Setelah keluar dari dalam ruangan Arkana. Alena merasakan seluruh tubuhnya lemas dan pikirannya semakin kacau, karena dia gagal menghindari Arkana dan malah masuk ke dalam jebakannya. "Ya Tuhan! Apa salahku? Mengapa aku harus bertemu dengan dia lagi setelah aku sudah bahagia dengan kehidupan aku yang sekarang ini?" Ucap Alena sambil menyandarkan punggungnya di tembok sebelah pintu lift. Hatinya benar-benar merasa kalut dan dia bingung harus bagaimana. "Kenapa aku harus bertemu lagi dengan kamu Ar? Kenapa? Bagaimana bisa kamu juga menjadi presiden direktur di perusahaan ini? Kenapa bisa kebetulan seperti ini?" Ucap Alena yang tak tahu harus bagaimana, intinya dia benar kesal serta sedih dengan yang terjadi pada dirinya hari ini. Karena baginya hari ini adalah hari paling sial dalam hid