STR 5. Nyawa Dibayar Nyawa

919 Words
Laki-laki akan selalu berlindung pada kata khilaf dan pada kata tidak sengaja. Ketika hal itu dialami oleh Jack, ia selalu berharap agar Sarren percaya pada setiap omongannya dan selalu ada kata maaf yang disematkan oleh Jack yang tidak pernah berubah. Ketika saat ini Sarren berbalik dan ingin mengatakan jangan salahkan aku selingkuh. Pasti hal itu akan membuat Jack semakin menjadi-jadi. Setiap hati yang Sarren miliki untuk Jack terkikis sedikit demi sedikit karena sudah tidak ada cinta yang bisa menjadi alasan untuk bertahan, jika memiliki anak dari hasil pernikahan mereka mungkin Sarren akan bertahan demi anak, tapi antara dia dan Jack tak ada yang perlu dipertahankan. Sarren juga tidak pernah lupa semengerikan apa suaminya jika berbuat sesuatu. Jika dengan nyawa seseorang bisa membuatnya baik-baik saja, itu akan ia lakukan dengan mudah dan hanya dengan sekali tepuk seolah nyawa seseorang bukan hal yang berguna. Satu-satunya yang membuat Sarren bertahan adalah ketakutannya pada Jack, karena Jack selalu mengancam akan menghancurkan keluarganya termaksud orang tuanya jika ia memaksa untuk berpisah. Suara getar ponsel Sarren terdengar dan itu terdengar sudah beberapa kali dan akhirnya tidurnya terganggu, ketika meraih ponselnya di atas nakas ia melihat nama Delano di layar ponselnya. Sarren mengangkat teleponnya dengan suara serak dan senyum mengembang. ‘Halo. Kamu di mana dan bersama siapa?’ Pertanyaan itu langsung di katakan Delano. ‘Kenapa kamu tidak masuk kantor dan mengapa kamu tidak mengatakan atau izin kepadaku? Kamu lupa, aku adalah bosmu terlepas dari hubungan kita?’ ‘Tidak bertemu, tidak melalui telepon kamu selalu saja mengajakku bertengkar. Kenapa kamu tanya aku di mana? Ya tentu saja aku di rumah dan bersama bersama Jack.’ ‘Kamu tidak tidur dengannya, kan?’ ‘Memangnya kenapa? Kenapa kamu mempertanyakan hal itu? Kamu lupa Jack adalah suamiku?’ ‘Aku tidak mau kamu disentuh olehnya.’ ‘Sudahlah, Delan, aku benar-benar masih mengantuk. Kamu menyiksaku semalaman dan kamu tidak membiarkanku tidur walau hanya sejam.’ ‘Kalau begitu katakan kepadaku, Jack di mana sekarang?’ ‘Aku tidak tahu, mungkin dia sudah berangkat ke kantor atau mungkin masih ada di rumah ini.’ ‘Lalu kamu di mana?’ ‘Aku di kamar.’ ‘Kamar kalian?’ ‘Iya.’ ‘Kamu kunci kamar, kan?’ ‘Ya Tuhanku. Kenapa kamu seposesif ini pada teman ranjangmu?’ ‘Diamlah! Aku melakukan ini demi kamu juga.’ ‘Ya sudah jika itu demi aku biarkan aku tidur walau hanya satu jam, jangan mencari alasan karena pekerjaan untuk bertemu denganku hari ini.’ ‘Percaya diri sekali kamu. Siapa juga yang mau bertemu dengan kamu, aku juga sudah katakan akan bersama Anne malam ini.’ ‘Ya sudah terserah. Jangan ganggu aku,’ kata Sarren memutuskan sambungan telepon membuat Delano kesal dan memukul meja kerjanya begitu kuat membuat Xean yang saat ini duduk di sofa dan sedang mengamati sesuatu terkejut ketika mendengar pukulan dari Delano yang begitu keras. Xean yang tahu situasinya hanya menggeleng heran melihat sikap Delano yang benar-benar cemburu ketika mendengar Sarren bersama Jack. Delano benar-benar menjadi gila karena Sarren. “Aku bisa bertanya padamu, Xean?” “Jangan tanyakan apapun padaku, urus hubunganmu sendiri.” Xean menggeleng. “Jika ini perintah?” “Wah tentu saja akan aku jawab.” “Menurutmu Sarren murahan, kan? Malam ini dia bersamaku dan malam besok dia bersama pria lain. Bukankah itu murahan?” Xean memandang Delano, karena heran. “Ada apa denganmu? Bukankah Delano tidak suka membahas masalah pribadi di jam kerja?” “Jawab saja.” “Jika kamu sudah tahu, kenapa kamu bertanya lagi? Kamu sendiri kan yang jatuh hati pada Sarren? Kamu harus ingat, Sarren punya suami dan dia tidak bisa lepas dari suaminya.” “Kenapa? Apa yang membuatnya tidak bisa lepas? Apa kekuasaan Jack lebih besar dari kekuasaanku? Aku bisa membuat Jack bangkrut, aku bisa membuat Jack berada di bawah dan berlutut untuk Sarren.” “Lakukan saja jika kamu mau dikatakan pria ketiga yang banyak ikut campur.” “Ah diamlah! Kamu benar-benar membuatku tidak tenang.” “Kamu pernah mengatakan bahwa kamu tidak suka membahas masalah pribadi di jam kerja tapi sepertinya kamu sendiri yang melanggarnya. Kamu juga membuat aturan agar tidak ada yang berkencan sesama karyawan. Namun, kamu sendiri yang melanggarnya lalu buat apa aturan itu dibuat?” geleng Xean. “Kenapa kamu bawa-bawa aturan di sini? Aku bisa merubah aturan itu.” “Aku hanya bisa memberimu saran, Sarren punya keluarga dan punya suami. Seharusnya kamu berikan waktu kepada Sarren untuk bisa membagi waktu antara kamu dan keluarganya. Aku tahu perasaan kamu, kamu cemburu ketika Sarren bersama suaminya, tapi kamu harus tahu posisimu saat ini di luar batas dan kamu tidak bisa masuk begitu saja pada hubungan keduanya. Kamu sendiri yang mengatakan akan mengikuti alur jika alurnya menyuruhmu berpisah dengan Sarren kamu akan melakukannya dan jika alurnya akhirnya membuatmu bersama Sarren kamu juga akan melakukannya. Namun sepertinya kamu sudah tidak sabar membuat Sarren berpisah dengan suaminya.” “Iya aku akui aku cemburu apalagi setelah mendengar semua hal tentang Jack, dia benar-benar b******k dan benar-benar tidak tahu diri, benar-benar tidak tahu berterima kasih, sementara ketika ia berada di bawah hingga saat memiliki perusahaan sendiri selalu ada Sarren yang berdiri di sampingnya, namun ketika sukses bukan Sarren yang ia bahagiakan, melainkan wanita lain. Bukankah pria seperti itu memang harus dimusnahkan dan harus merasakan apa yang dirasakan pasangannya? Bukankah ada kata pepatah yang mengatakan mata dibayar mata, nyawa dibayar nyawa?” “Wah. Sepertinya kamu benar-benar bisa merangkai kata sekarang, benar-benar bukan Delano yang aku kenal, bukan lagi Delano yang setiap hari berteriak, setiap hari marah pada semuanya dan setiap hari membuang barang dan merobek jika tak suka.”

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD