Alma mulai ketar-ketir. Salah membuka pembahasan nafkah batin di saat pagi buta. Dikira Juanda tak akan minta, tahu-tahunya malah terpancing dan ingin memberikan nafkah batin di saat jam dua dini hari. “Semoga belum bisa.” Satu harapan Alma saat ini, semoga haid belum berhenti dan tak mewajibkan mandi sekarang. Begitu dia buka dan melihatnya, senyum merekah itu hadir, rasa takut dinginnya air sirna, buru-buru dia keluar untuk mengabari suaminya. Tapi dia harus berkata seperti apa agar Juanda tak marah? “Kenapa belum keramas?” Juanda bangun dari duduknya, menghadap Alma. “Belum bisa.” Alma menyeringai, memilin tangannya. Juanda menghela napas panjang, kembali ke pembaringan tanpa bicara apapun lagi pada Alma, bahkan menjawab saja enggan. “Mas, marah ya?” Hening, Juanda memiringkan tu