Bab 15. Menjalankan Rencana Licik

1373 Words

“Kalian tidak puas-puasnya membuatku malu saja,” kesal Aris setelah mobil yang ia kendarai keluar dari halaman restoran. Bisa-bisanya istri dan dua anaknya merendahkan dirinya. “Aku bukan tidak punya uang. Tapi kita harus berhemat. Kebutuhan kita bukan hanya untuk makan di tempat seperti itu.” Aris menghentak karbondioksida keluar dari mulut yang ia buka sedikit. Bola mata pria yang masih melajukan kendaraan roda empat tersebut bergulir ke samping. Melirik kesal sang istri yang sok ramah menemui pemilik restoran. Akhirnya terjadi percakapan dan dia merasa dipermalukan. Wanita tua itu … ah, sial. Kenapa harus wanita itu? Aris semakin kesal ketika mengingat percakapan mereka, setelah ia menghampiri istri dan dua anaknya tersebut. *** “Resa ….” Resa langsung menoleh mendengar suara yang d

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD