"Kenapa kamu gak mau panggil aku Mas Caca seperti saat aku menolongmu tadi?" Johana sontak melotot tak percaya. Sial! Ternyata Candra mendengarnya. Johana diam bergeming, ia memejamkan kedua matanya sebab tak ingin beradu tatap dengan Candra yang kini mengintimidasinya. Mereka masih dalam posisi yang sama, hanya saja kali ini Johana tak meronta-ronta ingin dilepaskan. Gadis itu hanya bisa pasrah sambil mengigit bibir bawahnya pelan, berharap jika Candra mau melepaskannya dengan senang hati. "Kenapa kamu sangat keras kepala, Jo?" Candra merenggangkan cengkeramannya dari tangan Johana. Selanjutnya, tangan kanannya mulai bergerak menuju puncak kepala Johana lalu mengelusnya dengan lembut dan teratur. Johana yang merasakan perubahan sikap Candra yang tadinya kasar kini menjadi lembut, akh