Sandiwara

1051 Words
Pada akhirnya Tania pun mulai mengangguk setuju dan menuruti semua permintaan dari Randy. Randy tersenyum licik oleh karenanya dan kini Randy dan Tania mulai bersandiwara didepan orang suruhan Daddy Randy. Dengan berpura-pura bagaikan sepasang kekasih yang bahagia juga sedang bemesraan karena saling cinta. Dengan saling tertawa satu sama lain, walau pun mereka tak tahu apa hal menyenangkan yang tengah mereka tertawakan saat ini. Randy mulai menatap Tania penuh cinta dan kini ia tengah menyuapi Tania seraya tersenyum begitu manis. Begitu pun dengan Tania yang berpura-pura, menerima setiap suapan Randy dengan penuh kebahagiaan dengan senyuman manis yang tengah ia ukir dibibir seksinya. Kini giliran Tania yang menyuapi Randy, namun tetap saja Tania memiliki dendam terselubung kepada Randy. Sehingga Tania sedikit kasar saat memasukkan beef steaknya ke mulut Randy. "Ekhem.. becarefull honey. Pelan-pelan dong," ucap Randy yang sedikit menekan. Tania pun tersenyum penuh kemenangan seraya berpura-pura menyesal atas kesalahannya. "Oh my God. I'm so sorry lovely, aku gak sengaja," ucap Tania yang sedikit mengejek. "Oh yeah, its okkay.. its okkay.. of course honey," jawab Randy seraya berusaha menahan amarahnya. Karena Randy yang mulai mengetahui sikap menyebalkan Tania, kini ia mulai mencoba untuk membalaskan dendamnya kepada Tania. Dengan mengambilkan Tania segelas minumannya dan mulai meminumkannya secara kasar. Hingga minuman itu mulai tumpah perlahan membasahi baju Tania. Uhuk..uhuk..uhuk.. "Oh my God. I'm so sorry Honey. Biar aku bersihkan yaa.. aduuuh maaf.." ucap Randy seraya mengambil tissue dan membersihkan wajah juga dress Tania. "Enough! Gue bisa sendiri!" desis Tania. "Keep calm Honey. Calm down please. Dia masih memantau gerak gerik kita lho sayang," ucap Randy penuh ejek. Tania pun tersenyum sinis pada Randy dan mulai kembali membalasnya dengan melakukan hal yang sama kepada Randy. Randy pun terkejut atas itu. Namun Tania mencoba menenangkannya dengan membelai wajah Randy begitu lembut seraya membersihkan noda dipipi juga kemeja yang Randy kenakan. Alhasil kini keduanya pergi ke toilet masing-masing seraya membersihkannya disana. Aaaaaaarrrrgh!!! "Jijik banget sihh! Kenapa juga gue harus terjebak sama laki-laki paling nyebelin macam Randy!!! Kalau bukan karena sayang sama keluarga. Gak akan sudi gue kenal dan kerjasama sama tu makhluk!!!" Umpat Tania seraya berusaha membersihkan nodanya. "Oh God! damn! s**t! What the hell! She's so aaaaargh! Bisa-bisanya dia perlakuin gue sememalukan itu didepan banyak orang! Dia pikir dia siapa! Putri raja! Awas aja ya lo Tania. The game is start from here! Dan gue akan bikin banyak perhitungan sama lo nanti!" Umpat Randy yang juga tengah berusaha membersihkan noda dikemejanya. Saat mereka saling bertemu tatapan tajam kembali tercipta dikedua bola mata mereka. d**a Tania kembali terasa sesak dan ingin rasanya ia siramkan sisa makanannya kewajah angkuh Randy. Begitu pun dengan Randy yang kini ingin menyiramkan sisa minumannya kewajah menyebalkan Tania. Kini keduanya pun saling mendekat dan Tania mulai mengeluarkan beberapa helai dolar yang hendak ia berikan kepada Randy. "Apaan nih! Gak perlu! Daddy gue udah bayar semuanya!" ucap Randy dengan angkuhnya seraya mengembalikannya kepada Tania. Dengan segera Tania berlalu tanpa mengucapkan sepatah katapun. "Eh eh eh mau kemana lo?" tanya Randy. "Ya pulang lah! Mau kemana lagi!" jawab Tania ketus. "Jangan harap lo bisa pulang sendiri ya! Liat tuh, dia masih ngawasin kita dari sana!" desis Randy seraya kembali menuding orang suruhan Daddynya. Tania pun kembali mendengkus kesal seraya menggeleng pasrah. Karena artinya, ia tak lagi bisa membantah dan harus kembali berada didalam satu mobil dengan seorang pria yang amat ia benci didunia. Kini mereka kembali berjalan ke mobil sport milik Randy. Dan benar saja, orang suruhan Daddy Randy masih terus menguntit mereka hingga keduanya memasuki mobil. Randy pun kembali berpura-pura bersikap manis dengan membukakan pintu mobilnya untuk Tania. Dan lagi-lagi Tania kembali merasa muak oleh karenanya. Saat berkendara kembali hanya sunyi. Dan hanya ada tatapan sinis dari keduanya yang tak dapat menahan rasa kecewa juga sakit hati keduanya atas apa yang baru saja terjadi. *** Setibanya dipekarangan Rumah Tania, ternyata Papa dan Mama Tania tengah menunggu kedatangan mereka. Dan hal itu membuat Randy mencekal tangan Tania saat ia hendak menuruni mobilnya. "Stop it Tan!" bentak Randy. "Apaan lagi sih lo Hah!" bentak Tania. "Mereka lagi nungguin kita. Jadi gue minta sama lo buat tetep pasang senyuman manis. Dan biarin gue aja yang bukain pintu mobil buat lo!" perintah Randy. Tania pun kembali mengangguk setuju tanpa bisa membantah perintah darinya. Karena memang ia tak mau jika orangtua mereka akan kecewa karenanya nanti. "Huft! Okkay fine!" ucap Tania seraya mendengkus kesal. Kini Randy kembali membukakan pintu untuk Tania seraya tersenyum begitu manis padanya. Bahkan terkadang senyuman itu mampu membuat darah Tania berdesir hebat. Namun jika mengingat kelakuan asli Randy. Membuat Tania begitu muak juga ingin segera melenyapkannya dari muka bumi. Kini Randy mulai menggandeng tangan Tania seraya menutup pintu mobilnya. Bahkan kini, Randy menggandeng mesra jemari Tania seraya menatapnya dengan tatapan yang teduh. "Aktihg sih akting! Tapi gak harus over akting begini kali! Pake gandeng-gandeng segala! Cari kesempatan dalam kesempitan Bosss.." desis Tania seraya masih berusaha untuk tersenyum. Randy pun tersenyum miring karena komentar pedas dari Tania seraya semakin mengeratkan genggaman tangannya. "Gak usah kegeeran lo ya! Gue ngelakuin semua ini cuma kepengin mereka yakin kalau hubungan kita ini real dan gak sama sekali cuma drama. Jadi gak usah banyak protes!" desis Randy yang juga teta berusaha sabar seraya terseyum. Kini mereka telah tiba dihadapan keduanya. Randy dan Tania salami dengan takzim punggung tangan keduanya seraya tersenyum dengan begitu manisnya. "Akhirnya yang tunggu-tunggu datang juga. Ayo-ayo silahkan masuk," ucap Papa. "Iya Randy, ayo mari mampir dulu," imbuh Mama. "Terimakasih banyak Om, Tante. Maaf Randy langsung pulang saja ya. Karena sudah malam dan banyak sekali pekerjaan yang besok harus Randy urus," ucap Randy dengan manisnya. "Wah wah wah. Kamu ini memang suami idaman ya Ran. Bukan hanya tampan. Tapi juga bertanggung jawab," puji Papa. "Hehehe Om bisa saja," jawab Randy. Mereka semua terkekeh terkecuali Tania yang semakin merasa muak berlama-lama berada disana. Sebab semakin mereka memuji Randy, membuat Tania semakin merasa sakit hati. "Yasudah Om, Tante, Randy pamit ya," ucap Randy seraya kembali menyalami takzim punggung tangan keduanya. "Hati-hati ya Ran," ucap Mama dan Papa bersamaan. "Iya Om, Tante. Tania aku pulang dulu ya, see you.." ucap Randy seraya mengelus lengan Tania. Tania pun mengangguk seraya kembali memaksakan senyuman manisnya. "Iya Ran. Hati-hati ya. Thanks Ran." jawab Tania dan Randy pun kembali mengangguk seraya tersenyum. Sebuah senyuman yang lagi-lagi seketika mampu menbuat Tania terpana. Namun juga semakin membencinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD