Hingga kini Tania yang mulai kembali angkat bicara sebab sudah tak betah berlama-lama satu mobil dengan Randy.
"Kalau bukan karena mereka gue gak akan sudi masih stay disini! Sekali lagi lo kayak gini, gue gak akan segan-segan aduin lo ke mereka!" bentak Tania.
"Iya Okkay. Okkay fine. Tapi gue mohon, maafin gue," ucap Randy lagi namun Tania hanya mengangguk.
"Thanks ya Tan," ucap Randy lagi seraya tersenyum.
"Yaudah ayo. Kita udah buang waktu lama tahu gak!" oceh Tania yang sebenarnya membuat Randy kesal. Namun ia tengah berusaha menahan amarahnya.
"Iya Tania. Okkay." Ucap Randy seraya mulai menjalankan mobilnya.
Selanjutnya kembali sunyi. Tania mengalihkan pandangannya kesembarang arah dengan tatapan yang nanar. Kembali meratapi nasibnya yang harus bersedia untuk hidup bersama dengan seorang lelaki yang begitu aneh baginya. Begitu pun dengan Randy yang kini sebenarnya sedang sangat muak karena harus tetap bersikap manis kepada seorang wanita yang selalu meremehkannya juga menyakiti hatinya dengan setiap perkataan kasarnya. Karena Randy merasa jika dirinya telah direndahkan dikala Tania dapat membentaknya dengan bebas juga tak memandang tentang kedudukannya yang cukup tinggi.
‘Belum jadi suami aja udah nyakitin banget! Gimana nanti kalau udah tinggal serumah!’ umpat Tania dalam hati.
‘Belum jadi istri aja udah ngelawan! Gimana nanti kalau ketemu tiap hari!’ umpat Randy dalam hati.
***
Mereka baru saja tiba didepan sebuah boutique yang cukup terkenal di California. Hal itu sempat membuat Tania terkejut. Karena ia tahu betul jika harga baju yang ditawarkan disana memang cukup fantastis dengan banyak brand terkenal disana. Randy memang sudah membukakan pintu mobilnya dengan senyuman manisnya. Sebab sudah ada seorang bodyguard orangtuanya yang kini tengah mengawasinya. Namun Tania masih saja memasang wajah tak bersahabatnya dengan tatapan yang tajam. Kini Randy mulai menggenggam lembut jemari Tania seraya mendekatkan wajahnya ketelinga Tania. Seraya berbisik dengan penuh penekanan disetiap katanya.
"Gue udah berusaha ngalah dan menurunkan harga diri gue ya sama lo! So please, lo harus mau bekerja sama dengan gue didepan mereka!"
Kini Tania mulai tersenyum penuh kemenangam sebab Randy yang kembali memohon padanya. Tania pengang leher Randy dengan begitu lembut seraya ia dekatkan wajahnya ditelinga Randy.
"Okkay. Gue akan turutin lo kali ini. Tapi dengan satu Syarat," ucap Tania dengan gayanya yang terdengar begitu menyebalkan ditelinga Randy.
"What is it?" tanya Randy sinis.
"Lo harus mau berlutut dihadapan gue dan menatap gue dengan sopan. Anggap gue ini ratu lo!" perintah Tania dengan angkuhnya.
"Lo jangan gila ya Tan! Dimana harga diri gue sebagai seorang laki-laki! Stop childish or.." ucap Randy yang mulai terhenti.
Tania pun merengkuh kedua bahu Randy seraya menatapnya penuh ejek.
"Or what? What you wanna do hah?"
"Forget that!" ucap Randy seraya mulai berlutut dihadapan Tania sesuai dengan permintaannya. Dengan satu tangan yang menjulur menunggu Tania menyambutnya.
Tania kembali tersenyum penuh kemenangan seraya menyambut uluran tangan Randy dengan senang hati. Kini mereka mulai berjalan beriringan memasuki bouquet itu. Tentu saja dengan wajah yang dibuat sesumringah mungkin. Sebab banyak pasang mata yang kini tengah memerhatikan mereka dengan tatapan penuh kekaguman. Sebab memang Randy adalah cucu dari seorang konglomerat disana. Kakeknya Bernama James Lewis. Seorang pengusaha kaya raya yang menikahi Neneknya, Santia Chandra dan memiliki seorang anak Bimo Chandra. Yakni Daddy dari Randy. Mengapa nama belakang Daddy juga Randy tidak menggunakan nama belakang Tuan James, sebab Nenek dan Kakeknya yang telah lama bercerai.
Mereka disambut dengan hangat oleh para pelayan disana dan segera diarahkan menuju gallery berbagai gaun juga tuxedo yang begitu mengagumkan disana. Terlihat mewah juga elegan. Sesuai dengan apa yang Tania idamkan sejak kecil. Yakni menjadi seorang ratu didalam pernikahannya nanti. Tania lepaskan gandengan Randy seraya ia kelilingi serta pandangi dengan kagum tiap-tiap gaun yang berada disana, sehingga matanya yang berbinar itu tertuju pada satu gaun yang memang paling terlihat bersinar dibandingkan yang lainnya. Tania menyentuhnya dengan hati-hati juga penuh kekaguman.
Yakni sebuah gaun bewarna putih salju. Yang bermodel ball gown yang dihiasi detail laces cantik juga swarovski yang memenuhi permukaannya. Tak lupa tampilan yang klasik dengan laces veil yang indah. Sungguh Tania begitu jatuh hati pada gaun itu. Dan ingin rasanya untuk segera mencobanya.
"Dimana Mommy?" tanya Tania.
"Sebentar, biar gue tanyakan sama mereka," jawab Randy seraya berlalu pergi.
Kini Randy kembali dengan wajah yang muram. Dengan malas ia kembali menghampiri Tania yang masih saja mengagumi gaun cantik yang berada dihadapannya.
"Cepat lo pilih tiga gaun terbaik disini," pinta Randy dengan angkuhnya.
"Mama Mommy lo?" tanya Tania seraya memutar kedua bola matanya jengah.
"Mommy udah pulang karena ada urusan lain. Mending cepetan lo pilih baju yang serasi buat kita. Habis ini kita ketempat selanjutnya buat prewed," jelas Randy acuh tak acuh.
"Udah pulang? Tahu gitu gue gak buru-buru kesini!" umpat Tania.
"Yaudah cepetan pilih!" pintanya lagi.
"Emangnya lo gak ikutan pilih juga!" bantah Tania.
"Gak mood gue! Terserah lo aja mau pilih yang mana. Gue ikut!" jawab Randy seraya berlalu.
Tania menggelengkan kepalanya seraya mendengkus kesal sebab lagi-lagi Randy selalu saja menganggap semuanya tak berarti juga menyerahkan segalanya kepada Tania. Kini dengan bersemangat Tania mulai memilih tiga tuxedo juga gaun terbaik yang memang sudah ia incar sejak tadi. Yakni sebuah gaun impiannya yang begitu ingin segera dapat ia kenakan.
"Jangan yang tengah itu!" bantah Randy. Yang melarang Tania memilih gaun yang paling ia sukai.
"Kenapa gak boleh? Tapi itu gaun yang paling gue suka Ran!" paksa Tania.
"Itu Mommy pesan khusus untuk acara resepsi pernikahan kita. Pilih yang lain," jelas Randy. Dan dengan segera Tania mulai memilih gaun yang lainnya.
"Okkay, berarti gue pilih yang ini," ucap Tania dengan wajah yang sumringah.
"Good choice. Udah ayo cepetan, kita udah ditunggu disana," ajak Randy seraya kembali menggandeng jemari Tania. Tania pun hanya pasrah seraya mengikutinya.
Mereka baru saja tiba ditempat tujuan yang kembali mengagumkan bagi Tania. Karena mereka memilih Yosemite Natioal Park untuk pemotretan mereka. Yakni sebuah tempat yang cukup terkenal disana. Tempat ini berada di California bagian utara, taman nasional ini tidak hanya menarik turis internasional. Namun wisatawan domestic dari berbagai Negara bagian lain di Amerika Serikat juga turut mengunjungi tempat ini. Ketika Anda sampai di tempat ini, bersiaplah terkagum-kagum melihat berbagai kemegahan alam yang tercipta di taman ini.