Mencolok mata biru itu..

1010 Words
Nero yang membawa Tatiana ke kediamannya yang tidak jauh dari rumah Tatiana itu, dia sudah meminta pengurus rumah ini untuk menjaga Tatiana memberinya makan dan mengobatinya. Seorang Merdas Nero tidak pernah tidur, dia hanya mondar-mandir memikirkan apa yang harus dilakukannya pada Tatiana, tiba-tiba jantungnya sakit.., tubuhnya memanas, pembuluh darahnya terlihat membiru dan seperti membesar, dia memegangnya tubuhnya, merasakan sakit yang luar biasa, seperti ada gelombang panas yang besar yang hendak meledak dari dalam tubuhnya. "Arrrrhhhh.....oh ada apa dengan tubuhkuuuu....??? aaahhhh...." teriakan Nero ini mengejutkan seluruh penghuni rumah ini para pelayan keluar kamar mereka tentu saja ini waktu tengah malam, ketika semua orang sedang tertidur, begitupun dengan si Pak Tua, beruntung dia masih terjaga masih berada di kamar Tatiana dia memperhatikan gadis itu. "Apa yang terjadi dengan Tuan Muda..?" ucap pria tua ini yang bergegas keluar dari kamar Tatiana dan menaiki anak tangga dengan berlari kecil dia meminta dua orang untuk ikut dengannya, ketika membuka pintu kamar Nero, dia mendapati tuannya itu sedang bergeliat di lantai merasakan kesakitan yang luar biasa, dia melihat tubuh Nero seakan membiru dengan pembuluh darah yang terlihat jelas, tak lama kemudian pembuluh darah yang terlihat membesar dan membiru itu lenyap seketika menghilang dari atas permukaan kulitnya, kulit Nero Kini lebih merona dari sebelumnya seperti manusia yang hidup, Dia merasakan sumber kehidupan dalam dirinya, sepertinya pembuluh darah yang tidak pernah berjalan sebelumnya, kini seperti mengaliri darah di dalamnya. "Apa aku sudah menjadi dewa..? tidak..! tubuh dewa tidak seperti ini..! ini lebih mirip ke manusia, dewa pasti akan mengeluarkan cahaya, yang bersinar seperti merahmati semua orang..?" Guman Nero, tentu saja perubahan bentuk itu harus disertai dengan menikahi Tatiana dan bermalam dengannya, darah Tatiana itu memang sangat manjur, tanda-tanda kedewaan itu terlihat lagi, sesaat dia mengeluarkan cahaya namun sesaat kemudian cahaya itu redup lagi. "oh tidak aku harus bertanya kepada raja dewa..! tapi bagaimana caranya dia tidak akan mau bertemu dengan iblis kotor sepertiku..?" guman Nero, dia merasa rendah untuk bertanya pada raja dewa sebab Kini dia hanya seorang iblis kotor yang dijangkiti oleh Morgan. Nero hanya duduk di ranjangnya membungkuk, menatap lantai dan kakinya apa yang harus dilakukannya untuk menjadi dewa kembali Dia tidak ingin menjadi iblis pembunuh seperti ini, bahkan sialnya mengapa dia menandai seorang gadis, dia belum ingin memiliki pasangan dalam pikirannya hanya satu, bagaimana caranya menjadi dewa kembali. "ah dasar sial.., bagaimana ini aku telah menandai gadis itu.? Morgan pasti akan melakukan sesuatu..? tapi darah gadis itu begitu menggiurkan..?" ucap Nero yang mengendus menarik nafasnya merasakan darah yang begitu menggodanya, rasanya dia ingin terbang dan mendekati Tatiana lalu meminum habis darahnya, tapi Nero berusaha menenangkan dirinya dia naik ke atas ranjangnya seperti manusia yang ingin tidur, entah mengapa ia sangat lelah dan matanya ingin memejam, para iblis tidak pernah tidur, tapi kini Nero tiba-tiba mengantuk. KEESOKAN HARINYA... Sementara di tempat lain ibunda Tatiana merasa sangat khawatir dan cemas, ada apa dengan putrinya..? mengapa dia tidak kembali sejak kemarin, ketika Tatiana diminta untuk mengantarkan pesanan pesanan tersebut Tatiana belum pulang juga. "Ya Tuhan di mana putriku..? tolong lindungi putriku ya Tuhan..?" ucap ibunda tadi anak yang berdoa karena merasa sangat cemas, firasat seorang ibu begitu tajam dia takut putrinya dilecehkan atau dijahati oleh seseorang, daerah ini dengan sangat hafal ibunda Tatiana mengelilingi tempat ini menggunakan mobil pengantar makanannya. "Tatiana kau di mana nak..?" ucap ibunda Tatiana yang sangat cemas dia menghubungi seluruh teman Tatiana, tapi tidak ada satupun yang berkata bahwa Tatiana menginap di sana semalam. Sedangkan tadi anak ini sedang berada di kamar yang disiapkan untuknya, si pelayan tua yang diperintahkan oleh Nero untuk mengurus Tatiana sedang berada di dekat Tatiana, Dia baru saja siuman setelah semalam tak sadarkan diri karena darahnya dihisap oleh Nero, dia tidak sadar apakah itu adalah sebuah mimpi atau kejadian yang sesungguhnya. Merdas Nero pun turun dari atas seperti kilat langsung berada di sisi si Pak Tua penjaga rumah ini, dia melihat gadis itu masih belum siuman, Nero berpikir apakah gadis ini jangan-jangan telah mati..? dia mendekat ke arah Tatiana memperhatikan wajahnya, apakah masih ada tanda-tanda kehidupan, merasakan nafas seorang manusia yang begitu lemah. Tiba-tiba Tatiana merasakan aroma yang lain, aroma maskulin seorang lelaki seperti venom yang sangat menggoda, apakah dia bermimpi dia merasakan begitu dekat dengan seorang pria, Tatiana membuka matanya pelan-pelan sebab kelopak matanya terasa berat untuk dibuka, dan benar saja mata mereka saling bertemu, Tatiana melihat sosok pria yang begitu tampan dengan garis wajah yang tegas mata yang tajam dagu yang tirus, mata biru itu seakan adalah lautan hatinya. "Pria tampan..? apakah aku bermimpi atau saat ini aku berada di surga..?" benar Tatiana tiba-tiba tangannya mencolok mata biru itu, Nero menjauh seperti terpental, sepertinya kekuatannya dengan Tatiana saling bersinggungan, dan terlebih matanya sangat perih karena dicolok oleh jari Tatiana. "pufft...ternyata benar..? ada lelaki bermata biru..?" ucap Tatiana sambil menutup mulutnya, dia menahan keterkejutannya lalu bangun dan memperhatikan suasana di sekelilingnya, Kini dia mulai mundur dan mengeryitkan dahinya, Sebab Dia merasa sangat aneh kamar ini bertugas dan mewah seakan dia berada dalam sebuah kamar kerajaan, latihan langsung menepuk kedua pipinya apakah ini mimpi atau kenyataan. "Auu...pipiki sakiitt.."keluhan Tatiana yang merasa pipinya sakit, karena dia menampar pipinya sendiri. "Dasar bodoh..! Paman..? karena dia sudah siuman, cepat suruh dia pergi dari sini..!" ucap Nero yang melesat tiba-tiba dia menghilang dari kamar ini. Sekali lagi Tatiana mengucak matanya, dia tidak melihat ada seorang pria tampan dengan mata biru di sini, hanya seorang lelaki tua paruh baya dan dia mengenalnya dia adalah paman yang memesan dari toko milik ibunya. "Paman..?? kenapa aku ada di sini..?" tanya Tatiana yang terheran-heran iya diam, kemudian dia bertanya lagi pada si Pak Tua. "Paman siapa pria bermata biru yang tampan tadi..? dan mengapa aku berada di kamar ini..?" tanya Tatiana. "Hmm... rupanya benturan semalam ketika kau menabrak pagar rumah ini, sangat kencang ya....? kau berhalusinasi Nak..? di sini hanya ada aku penjaga rumah ini, tidak ada pria tampan di sini.! hanya lelaki tua yang keriput ini..!" ucap si Pak Tua penjaga dia merentangkan kedua tangannya untuk menjelaskan hanya ada dirinya di sini, dan tadi anak kembali mengucak matanya, dia mendapati tidak ada seorangpun di kamar ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD