Dalam pengawasan Nero

1021 Words
"Tapi aku sungguh mencolok matanya..? lihat tanganku masih basah dengan cairan matanya..?" ucap Tatiana, dia menegaskan sekali lagi bahwa dia mencolok mata Nero. "Haha.. kau lucu sekali nak..? apa kau bangun dari tidurmu, dan kau masih berhalusinasi..? bagaimana keadaanmu ..? Apa kau sudah baikan..?" tanya si Pak Tua. Tatiana baru sadar bahwa tubuhnya begitu lemas, entah mengapa dia merasa seperti tidak ada tenaga, dia mengingat lagi kalau semalam setelah mengantarkan pesanan dari rumah ini seharusnya dia kembali. "Paman jam berapa ini..?" tanya Tatiana, dia bertanya jam berapa saat ini, berarti dia tidak pulang semalam ibunya pasti sangat cemas, si Pak Tua memperlihatkan jam dinding besar yang berada di dinding itu sebuah jam dengan ukiran klasik yang sangat besar, dan menunjukkan pukul 11.00 siang. "Apaaaa...??" Tatiana sangat terkejut dia langsung turun dari ranjang itu meskipun dia hampir saja limbung kembali, tapi dia berusaha kuat untuk berdiri dan pergi dari rumah ini. "Nak sepertinya kau belum pulih sebaiknya kau berbaring lagi..!"pintar sih Pak Tua dia pun sangat khawatir pada Tatiana pasti majikannya telah melakukan sesuatu pada gadis tidak berdosa ini. "Tidak terima kasih Paman Ibuku pasti sangat mencemaskanku aku harus pulang..?" ucap Tatiana, dia berusaha menguatkan dirinya berjalan keluar dari bangunan ini, Dia merasakan ternyata di dalam bangunan ini sangat megah sekali entah mengapa ketika dia keluar dari pintu dia melihat bangunan tua yang sangat menyeramkan, sekali lagi dia mengucak matanya, apakah yang dia rasakan barusan itu adalah hanya ilusinya saja..? "Aku tidak peduli ini halusinasi atau tidak, aku harus kembali..?" guman Tatiana, dia mengambil sepedanya yang terletak di sisi pohon yang ada di halaman depan rumah ini, dia masih merasakan tubuh yang sangat ini, lemah kepalanya sangat berat dan pusing, sementara Nero yang berada di lantai atas dia melihat gadis itu sangat lemah, Nero tidak pernah khawatir terjadi sesuatu hal, walau bagaimanapun gadis itu telah ditandai olehnya sebagai wanitanya, dia tidak ingin ada iblis lain yang membuntuti Tatiana. Dan Tatiana pun keluar dari gerbang rumah ini, dia menoleh ke belakang dan hanya kengerian yang dia lihat lalu apakah kamar mewah itu pun hanya halusinasi..? dia menggelengkan kepalanya dan menepuk wajahnya dia harus berjalan sekuat tenaga untuk pulang ke rumahnya, tepat berada di kepalanya ini adalah di siang hari yang sangat panas, melihat sosok Tatiana di depannya dia menghentikan mobilnya tiba-tiba, awalnya dia ingin memarahi putrinya ini, tapi sesaat kemudian putrinya limbung di samping mobilnya, dan tak sadarkan diri. Sang ibu yang sangat khawatir langsung keluar dari mobilnya dan membawa putrinya itu masuk ke dalam mobilnya menariknya meskipun tubuh putrinya ini sangat berat. "Tatiana..? ada apa denganmu nak..?" tanya sang Ibu, yang melihat putrinya pingsan, Nero melihat mereka dari atas pepohonan, itu adalah trotoar jalan dengan pepohonan yang rindang, Nero mengikuti mobil ibunda Tatiana hingga ke depan rumah mereka berdua, sebuah Toserba yang menjual banyak sekali kebutuhan sehari-hari di wilayah sekitar ini, dia melihat tertata begitu berbagai macam jenis makanan manusia yang berada di sana. Sementara sang ibu yang sangat khawatir itu, meminta bantuan seorang pemuda yang di kenalnya salah seorang pemuda anak tetangganya, dan mereka saling mengenal, "Bibi..? ada apa dengan Tatiana..?" tanya sang pemuda yang sama terkejutnya dengan ibunda Tatiana. dia menggotong tubuh Tatiana yang berat itu dan hampir saja menjatuhkannya. "Bibi..? mengapa Tatiana sangat berat..? sebenarnya dia makan apa..? jangan katakan kalau Bibi memberinya batu..?" tanya si pemuda, dia begitu keberatan mengangkat tubuh Tatiana, tentu saja itu adalah ulah Nero dia kesal ternyata ada manusia yang berani memegang tubuh gadis itu, bukan kah dia sudah di tandai..? benak Nero. "Entahlah mengapa gadis ini sanga berat..? mungkin ototnya..? tapi tubuhnya tidak bsar atau gemuk..? sepettinya kau yang lemah..?" ucap Ibunda Tatiana yang memandang aneh kearah sipemuda yang bernama Rico ini, dan mebuat Rico malu apakah dia sangat lemah seperti yang di katakan Ibunda Tatian ini. "Hehe..mungkin saja, mungkin karena aku tidak sarapan..!" ucap Rico, dan Tatiana mereka letakan di atas sofa ruang tamu mereka yang berdekatan dengan toko serba ada mereka, tiba-tiba tubuh Tatiana melayang dan menuju ke kamarnya sebab Nero yang tak terlihat itu sudah memeriksa rumah ini dan menemukan sebuah kamar dengan foto Tatiana di atas meja belajarnya, sontak Rico yang melihat ini sangat terkejut dia mengira kalau itu adalah ulah setan yang jahil atau arwah penunggu rumah ini, atau mungkin saja arwah ayah Tatiana. "Paman..? para leluhur tolong jangan ganggu Tatiana, oh dewa tolong lindungi Tatiana..? Budha...? Tuhan...?" ucap Rico yang gemetaran ini, tapi dia tidak ingin membiarkan Tatiana pergi mungkin saja itu arwah gentayangan dan Rico tidak ingin di salahkan, sedangkan Nero yang melihat ini mencibir nyala Rico. "Dasar pengecut.! kau lemah tubuh ringan seperti ini saja kau tidak bisa mengangkatnya, dia berfikir bahwa mereka mudah sekali untuk di bunuh, tapi gadis ini dalam pegawasannya dan ini adalah perbuatanya, seharusnya dia bisa menahan diri ketika menghisap darah Tatiana, tapi darah gadis ini sangat harum dan lezat dia tidak bisa menahan diri, bahkan saat ini dia harus memalingkan wajahnya agar tidak terlalu menginginkan darah tapi anak tapi aroma itu selalu menguar. "Sial..., aroma gadis ini begitu kuinginkan.." Nero langsung meletakkan Tatiana di atas ranjangnya, secepat kilatnya pun pergi dari kamar itu sementara Riko yang mengikuti Tatiana yang melayang itu begitu takjub melihat gadis itu sudah berada di ranjangnya dia mengucak matanya, Riko kembali menyadarkan diri apakah benar yang dilihatnya, apakah benar tadi anak melayang dari bawah ke lantai 2, Riko langsung bersujud dan berterima kasih pada leluhur Tatiana. "Pada leluhur aku hanya tetangga Tatiana saja tolong jangan ganggu aku.? terima kasih sudah menjaga cucuku kalian ini, aku mohon pamit.." ucap Riko yang lari terbirit-b***t menuruni anak tangga dia langsung berpamitan kepada ibunda Tatiana selewatan saja. "Bibi aku pulang.." ucap Riko yang hanya terdengar suara pintu toserbanya ditutup dengan gemerincing lonceng yang tergantung di atas pintu yang menandakan pelanggan keluar atau masuk. "Riko ayo bantu Bibi mengangkat Tatiana..?" pinta ibunda Tatiana, namun ketika dia menoleh dia tidak mendapati putrinya itu ada di atas sofa, dia melihat Riko yang lari tunggang langgang seperti ketakutan, dengan rasa curiga dia langsung menaiki anak tangga dan menuju kamar Tatiana, dia mendapati putrinya sudah di atas ranjangnya dan diselimuti, dia berpikir mungkin Riko tidak ingin terlibat masalah maka dari itu pemuda itu langsung pergi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD