Perubahan dalam diri Tatiana.

1011 Words
Nero begitu jijik membayangkan pikirannya sendiri mengapa morgan begitu menyukainya, dia berharap itu hanya pemikiran dangkalnya saja. Beberapa hari ke depan Nero ingin tinggal di kastil tersembunyi di dunia manusia ini, sementara Tatiana mulai pulih dia ingin beraktifitas kembali membantu di toserba milik ibunya sambil mencari peluang mencari pekerjaan. Pagi ini Tatiana sedang sarapan bersama ibundanya rasa sakit di pundak kirinya sudah tidak terasa, bahkan tinggal bekasnya saja seperti dua buah jerawat yang berjejeran tempatnya. "Tatiana apa kau yakin ingin melamar di tempat kerja Karin..?"tanya ibundanya. "Iya Bu, aku sudah janjian dengan Karin, dia mau mereferensiku di perusahaan di tempat kerjanya..? semoga mereka menerima aku Bu..?" jawab Tatiana, dia sudah memakai pakaian formalnya untuk melamar pekerjaan di perusahaan di mana Karin bekerja, sambil sarapan dia menunggu kedatangan Karin sahabatnya. "Halo Tatiana...? tante..?"ucap Karin yang masuk ke toserba milik ibunda Tatiana, yang tergabung dengan tempat tinggal mereka berdua, dan melihat ibu dan anak yang sedang sarapan. "Karin mari bergabung dengan kami..? Apa kau sudah sarapan..?" tanya ibunda Tatiana. "Sudah Tante, tapi aku ingin mengemil..?" jawab kalian yang mengambil beberapa potong lauk di meja makan itu, dan memakannya sambil menunggu tapi anda selesai sarapan. "Sepertinya aku sudah selesai Bu..?" ucap Tatiana dia begitu gugup semoga saja kali ini dia beruntung, selama ini ketika dia sedang melamar pekerjaa, lamarannya selalu ditolak, dan ada saja alasan mereka yang tidak menyukai lamaran Tatiana, padahal dia memiliki referensi yang sangat bagus tubuh proposional dan nilai cumlaude. "Habiskan dulu sarapanmu..! kali ini Ibu yakin kau akan diterima bekerja..?" ucapin Bunda Tatiana yang menyemangati putrinya ini. "Tante tahu dari mana..?kalau Tatiana akan diterima kerja di tempatku..?" tanya Karin, sebab dia sendiri yang membawa Tatiana, masih belum yakin apakah atasan yang akan menyukai lamaran Tatiana. "Aku sangat yakin kali ini Tatiana akan diterima bekerja di tempatmu Karin..? bertanya kenapa ini hanya firasatku saja.." ucap ibunda Tatiana ketika melihat Karin ingin mendebatnya lagi. "Baiklah tante, fighting..? Tatiana ayo semangat..?" ucapkan yang berdiri dari tempat duduk itu dan keluar bersama Tatiana, hendak menuju ke perusahaan di mana dia bekerja, ketika sedang di mobil, Karin bertanya tentang kejadian yang menimpa Tatiana itu. "Tatiana katakan padaku yang kau katakan semalam itu bohong..? kau mengalami kejadian-kejadian yang tidak masuk di akal bisa aku lihat bahwa kirimu..?" tanya Karin, sebab Tatiana menjelaskan semua yang terjadi dengan dirinya, tadi anak berkata Dia seperti digigit oleh vampir, sementara detail kejadiannya dia melupakannya, tadi anak langsung memperlihatkan bahwa kirinya yang seperti tertancap sesuatu itu namun hanya meninggalkan bekas saja. "Apa kau yakin itu gigitan vampir..? aku melihatnya seperti dua buah jerawat yang berjejeran..?" jawab Karin, dia berpikir kalau sahabatnya ini sedang berhalusinasi karena terlalu banyak berpikir. "Apa aku terlihat seperti seorang pembohong..? aku menceritakan semuanya padamu Karin..? Aku ingin bertanya pada seorang atau peramal atau siapapun yang bisa menolongku..?" ucap Tatiana. "Saranku sebaiknya kau jangan bercerita pada siapapun selain diriku, kau akan dianggap gila oleh mereka..? Ibuku mengenal seorang peramal mungkin kita bisa mendatanginya, tapi kau harus menceritakan itu pada Ibuku, nanti sebelum kerja Aku akan membawamu menemui ibuku, sudah lama kan kamu nggak main ke rumahku..?" ucap Karin, dia dalam keadaan percaya tidak percaya dengan ucapan sahabatnya ini tapi dia ingin Tatiana mendengar langsung dari sang peramal, itu benar apakah tanda di bahunya itu benar kegiatan vampir atau bukan. "Baiklah semoga keberuntungan hari ini berpihak padaku..?" keinginan Tatiana. "Kau harus percaya diri mungkin saja firasat ibumu benar kau akan diterima bekerja kali ini Dengan begitu kita bisa berangkat bersama setiap harinya..?" ucap Karin yang sumringah, dia berharap besar kalau sahabatnya ini akan diterima bekerja di perusahaannya, dia sudah berbicara panjang lebar mengenai Tatiana kepada manajernya, mereka memang sedang membutuhkan bantuan karyawan baru, sebab perusahaan mereka sedang menerima banyak sekali proyek baru. Tak lama kemudian mereka telah sampai di lobby perusahaan di mana Karin bekerja, tak lama kemudian seorang pria paruh baya yang menaiki anak tangga untuk membersihkan kaca depan perusahaan ini hendak jatuh dari tangganya, tiba-tiba Tatiana berada di sisi tangga itu,.dan menahan tangga itu, hingga lelaki paruh baya itu tidak jadi terjatuh, padahal jarak tangga itu dan dirinya berjarak sekitar 15 meter lobi perusahaan ini begitu besar, lelaki paruh baya itu berada di ujung lobi ini sementara Tatiana dan Karin berada di tengah lobi. "Tatiana..?" tanya Karin ketika dia menoleh katiana tidak ada di sampingnya melainkan di ujung Di mana pria paruh baya itu berada yang sedang membersihkan kaca jendela perusahaan ini, Karin pun langsung berjalan cepat menuju ke tempat Tatiana berada, melihat pria paruh baya itu begitu berterima kasih pada Tatiana. "Terima kasih nak..? kalau bukan bantuanmu bapak pasti sudah jatuh dan cidra..?" ucap si pria paruh banyak yang merupakan bagian cleaning service, yang bekerja di perusahaan di mana Karin bekerja. "Ada apa ini pak..?" tanya Karin. "Sudah menolong saya kalau bukan dia menahan tangga ini saya sudah jatuh, mungkin saja patah kaki dan cidra..?" jawab si pak tua ini. "Tidak apa-apa pak, saya cuma berusaha menolong, beruntung masih tertolong.." jawab Tatiana, dia sendiri merasakan kejanggalan dalam dirinya, mengapa gerakannya begitu cepat, dia melihat tadi dia berdiri di samping Karin yang berada di tengah lobi ini, tiba-tiba dia sudah berada di ujung lobi ini, di mana sih Pak Tua sedang membersihkan kaca jendela perusahaan ini. "Apa mungkin aku berlari dari sana ke sini..?" benak Tatiana, dia merasa kalau dia berlari, pasti dia akan berpeluh, Bahkan dia tidak mengeluarkan keringat sama sekali, atau degub jantung yang kencang, karena terburu-buru. "Ya sudah kalau begitu, Tatiana ayo kita hampir terlambat, waktumu hanya 5 menit lagi..? kita harus bertemu dengan Pak Erik..?" pinta Karin yang menarik tangan Tatiana, dan tiba-tiba Tatiana melesat dan langsung berada di lift sementara Karin masih menempelkan kartu identitas pegawainya untuk membuka portal pembatas antara karyawan dan orang luar. "Tatiana ayo..? eh, dimana dia..? Tatiana..??" Panggil Karin, ketika dia menoleh ternyata Tatiana sudah berada di depan lift, dan Karin merasakan keanehan bagaimana sahabatnya itu bisa masuk, tanpa melalui portal ini. "Tatiana bagaimana kau bisa masuk ke sana, aku harus menekan portal ini dengan identitasku..?" tanya Karin dengan kejanggalan yang didapatinya. "Bukankah kau yang menekannya lalu aku masuk duluan..?" jawab Tatiana, diapun kebingungan, bagaimana gerakannya begitu cepat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD