Air Mata Mila 4

933 Words
Mila menyiapkan makan malam dibantu asisten rumah tangganya. "Jam segini kok Kevin belum pulang ya bi" ucap Mila. "Mungkin den Kevin lembur non" ucap artnya. "Ah... gak mungkin bi... biasanya kalau lembur dia pasti telpon ngasih tau Mila" ucap Mila khawatir. "Kena macet mungkin non" ucap artnya lagi menenangkan majikannya. "Iya kali bi" ucap Mila yang masih saja khawatir, ia terus memperhatikan jam yang tergantung di dinding rumahnya. Dering iphone membuat Mila mengalihkan perhatiannya dan perempuan cantik itu pun dengan cepat mengangkat ia tersenyum begitu melihat nama Kevin-lah yang ada di layar iphonenya. "Dimana yank" tanya Mila begitu menerima panggilan teleponnya. "Aku masih dikantor, kemungkinan lembur sampai malam" Kevin berbohong, sebenarnya ia tengah berada di kediaman Ririn. "Oh begitu ya... padahal aku sudah menyiapkan makan malam loh yank" terdengar nada kecewa dari suara Mila. "Maaf sayang aku gak bisa, lain kali ya" ucap Kevin. "Hm..."gumam Mila. "Aku tutup telponnya ya, i love you yank" ucap Kevin. "Love you to" balas Mila dan percakapan pun di akhiri. Ririn berjalan menghampiri suaminya. "Terlalu banyak berbohong pah" ucap Ririn sambil meletakkan secangkir kopi untuk Kevin. "Mau bagaimana lagi mah" ucap Kevin, ia menarik Ririn agar duduk disampingnya. "Kapan kita mengakhiri semua ini pah... aku cape... aku lelah dengan semua ini" ucap Ririn. "Sabar ya... gak akan lama lagi aku akan coba jujur dengan Mila" ucap Kevin. "Hhh... semoga dia bisa menerima semua ini" ucap Kevin. "Aku sangsi dia bisa menerima keadaan ini, kenyataan dimana suaminya menduakannya dengan sahabat baiknya sendiri. Lagi pula perempuan mana yang mau di duakan" ucap Ririn lirih. "Dan kalau saat itu tiba... Mila gak bisa menerima semua ini... aku rela dan ikhlas kalau kamu menceraikan aku dan lebih memilih dia" ucap Ririn menunduk air matanya turun membasahi pipinya. "Kamu bicara apa sih mah... jangan ngaco... kamu gak mikirin Karin dan dia" omel Kevin, ia mengusap perut Ririn yang membuncit. "Kamu gak mikirin masa depan dia kalau kita berpisah" ucap Kevin kesal. "Tentu aku memikirkannya pah, aku hanya gak ingin Mila hancur dengan melihat kebersamaan kita" ucap Ririn terisak. "Kemaren saja dia sudah sangat iri melihat kehamilanku ini, bagaimana kalau dia tau kenyataannya kalau anak yang ada didalam perutku ini anak kamu pah, dia akan sangat membenciku" ucap Karin terisak. "Kenyataannya kita sudah bersama membangun keluarga kecil kita... lalu kamu mau aku bagaimana... menceraikan kamu, jangan ngaco Rin" omel Kevin. "Dan kenyataannya apa yang kita jalani sekarang adalah sebuah kesalahan" ucap Ririn. "Kesalahan? maksudmu?" tanya Kevin kesal. "Kamu gak sadar? kamu menduakan Mila dan menjadikanku istri simpananmu, kamu pikir kehidupan yang kita jalani ini normal?" omel Ririn. "Lalu mau kamu apa?" geram Kevin. "Berpisah itu yang terbaik, kembalilah pada Mila. Soal anak-anak jangan pikirkan karena kita masih bisa membesarkannya bersama-sama" ucap Ririn. "Jangan ngaco" omel Kevin kesal. Kevin berdiri meninggalkan Ririn dengan perasaan kesalnya, ia kemudian menghampiri putrinya dikamar. Kevin memasuki kamar putrinya. "Papa..." ucap Karin. "Lagi main sayang" ucap Kevin tersenyum dan mengecup puncak kepala Karin. "Hm..." Karin menganggukkan kepalanya. "Kapan kita libulan lagi pah" ucap Karin. "Karin mau kita liburan... nanti ya sayang setelah mama melahirkan dan dedenya sudah besar papa janji kita liburan lagi" ucap Kevin. "Pah..." Ririn masuk ke kamar putrinya. "Maafin mama" Ririn memeluk suaminya. "Aku hanya gak suka kamu bicara soal perpisahan, harusnya sebelum bicara seperti tadi kamu pikirkan Karin. Kamu mau dia tumbuh tanpa keluarga yang utuh?" ucap Kevin. "Iya enggak lagi, maafkan mama" ucap Ririn. "Kalau sama Kalin.. papa cinta gak" ucap Karin menyahut. Kevin dan Ririn tertawa mendengar ucapan putrinya itu. "Papa dan mama sayang banget sama Karin" Kevin mengecup pipi chubby putrinya. "Sayang aja... gak pake cinta" ucap Karin polos. "Sayangnya buat Karin dan cintanya buat mama" ucap Kevin tersenyum. "Ya sudah cuci kaki dan tangan terus Karin bobo ya" ucap Kevin. Setelah menidurkan putrinya Kevin dan Ririn masuk kedalam kamarnya. "Kamu gak pulang" tanya Ririn. "Nanti... dan masih sempat nih mah" Kevin memeluk Karin dari belakang dan menenggelamkan wajahnya dileher Ririn. "Ehmmm... pah..." desah Ririn dan keduanya pun menyatu melepaskan hasratnya. Kevin memeluk Ririn setelah pergulatan mereka. "Sudah jam sebelas pah... mandi sana nanti kamu pulangnya kemalaman" ucap Ririn. "Hm" Kevin hanya bergumam. "Pah denger gak sih, sana bersih-bersih" ucap Ririn seraya mendorong Kevin pelan. "Iya..." Kevin berdiri meninggalkan Ririn menuju kamar mandi. Setelah membersihkan tubuhnya Kevin kembali mengenakan pakaiannya dan tak lupa ia mengeringkan rambutnya dengan hairdyer yang dimiliki Ririn. "Aku pulang ya..." ucap Kevin seraya mengecup kening Karin. "Ya hati-hati pah" ucap Karin, ia mengantarkan Kevin sampai ke depan pintu. "Papa pulang sayang... jagain mama ya..." ucap Kevin seolah berbicara dengan anaknya yang masih berada dalam perut Ririn. "Iya papa" ucap Ririn dengan nada suara khas anak kecil. Mobil Kevin telah menjauh dari kediaman istri mudanya dan Ririn memutuskan masuk kembali kedalam rumahnya. --- Mila sudah terlelap pulas namun ia terbangun begitu merasakan pipinya tengah di kecup seseorang. Ia tersenyum dan memutar tubuhnya menghadap Kevin yang kini sudah duduk di tepi ranjang. "Aku membangunkanmu" ucap Kevin. "Kamu sudah makan? mau aku siapkan makanan?" tanya Mila penuh perhatian. "Tidak perlu sayang, aku sudah makan" ucap Kevin. "Atau mau aku buatkan teh?" tawar Mila lagi. "Tidak perlu, lanjutkan tidurmu" ucap Kevin. Kevin mengganti bajunya dengan piama dan hal itu mengundang perhatian Mila. "Kamu gak mandi atau bersih-bersih dulu? Gak gerah setelah seharian di kantor?" tanya Mila heran, karena setaunya suaminya tersebut adalah tipe pria yang sangat bersih. "Aku sudah mandi" sahut Kevin keceplosan. "Mandi? dimana? dikantor? tumben sekali kamu mandi di kantor?" tanya Mila heran. "Iya aku mandi kantor, tadi terlalu gerah makanya aku putuskan mandi di sana lalu pulang" entah sudah berapa kali hari ini Kevin berbohong. "Oh begitu" Mila mengangguk mengerti namun ia masih merasa heran. Setelah mengenakan piama tidurnya Kevin kemudian naik ke ranjang bergabung bersama Mila, ia memeluk istrinya tersebut dan mengecup keningnya cukup lama. "Tidurlah aku akan memelukmu" ucap Kevin. "Hm" Mila bergumama seraya mengangguk. "Selamat tidur sayang, aku mencintaimu" lihatlah betapa brengseknya ia, setelah mengumbar kalimat cinta untuk Ririn kini di ranjang yang berbeda ia juga mengumbar kalimat yang sama untuk Mila. ♥♥♥
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD