Air Mata Mila 3

956 Words
#flashback on Usia pernikahan Kevin dan Mila baru berjalan 1 tahun. Keadaan perusahaan cabang Surabaya yang perlu penanganan yang mengharuskan Kevin untuk pindah tugas. "Jadi kamu harus berangkat ke Surabaya" tanya Mila. "Ya yank...kamu ikut ya" pinta Kevin. "Maaf yank... aku gak bisa, aku gak mau meninggalkan Jakarta" ucap Mila menolak. "Kenapa" tanya Kevin. "Aku sulit beradaptasi dengan tempat baru" ucap Mila. "Berapa lama kamu disana" tanya Mila lagi. "Mungkin sekitar 10 bulan atau mungkin satu tahun" ucap Kevin. "Lama banget" ucap Mila kaget. "Maka itu aku mengajakmu, kita pindah ke sana, hanya untuk satu tahun yank. Setelah semuanya selesai kita bisa kembali ke Jakarta lagi" ucap Kevin dan Mila tetap menolak permintaan suaminya itu. "Aku gak bisa yank... nanti aku tengokin kamu aja ya" ucap Mila agar suaminya itu tak marah. "Terserahlah" ucap Kevin ia berdiri menuju kamarnya. Mila mengikuti langkah kaki suaminya menuju kamar mereka. "Kapan berangkat" tanya Mila. "Besok sore" ucap Kevin, ia mengambil koper dan memasukkan barang yang akan dibawanya. "Kok mendadak sih yank" tanya Mila dan lagi-lagi ia kaget. "Keadaan perusahaan disana sedang tidak stabil dan secepatnya perlu penangananku" sahut Kevin dan Mila mengangguk paham. "Sini biar aku yang menyiapkan keperluan kamu" Mila membantu suaminya memasukkan barang yang akan dibawa ke dalam koper. Kevin duduk ditepi ranjang sambil menatap Mila yang sibuk mengurus keperluannya. "Kamu yakin gak mau ikut bersamaku" bisik Kevin, ia memeluk Mila dari belakang. "Aku beneran gak mau yank... nanti kamu aku tengokin aja ya" ucap Mila dan Kevin semakin mengeratkan pelukannya pada Mila. "Aku pasti akan sangat merindukanmu" bisik Kevin disibaknya rambut panjang Mila lalu mengecup leher Mila. "Emhh... yank..." desah Mila saat merasakan kecupan Kevin yang begitu keras. "Aku menginginkanmu" bisik Kevin dengan sura seraknya. Mila yang paham pun mengangguk mengerti atas keinginan suaminya itu, keduanya melepaskan pakaian masing-masing hingga tak sehelai benang pun menempel ditubuh mereka, suasana kamar yang tadinya dingin kini berubah menjadi panas akibat nyala api gairah keduanya. Kevin terkulai lemas disamping Mila, dipeluknya erat tubuh istrinya itu. "Aku pasti akan sangat merindukan saat-saat seperti ini" bisik Kevin. "Jangan khawatir aku akan menengok kamu, mungkin 2 atau 3 minggu sekali" ucap Mila sambil mengusap d**a bidang suaminya. "Sudahlah sebaiknya kita tidur" ucap Kevin, ia menarik selimut menutupi tubuh telanjangnya. ----- Sore hari Mila mengantar suaminya ke bandara. "Kamu jangan jelalatan matanya disana" Mila mewanti-wanti suaminya. "Ya enggaklah yank... kamu jangan khawatir oke" Kevin merangkul pundak istrinya. "Ya kali aja ada yang godain kamu dan kamunya kecantol, awas ya" ancam Mila. "Enggak sayangku..." ucap Kevin. "Ya sudah aku masuk ya... kamu jangan bandel disini" ucap Kevin. "Iya" ucap Mila dan tanpa perduli pada orang yang berada disekitarnya Kevin mendaratkan bibirnya dibibir tipis Mila melumatnya dengan lembut dan menyesapnya. "I love you sayang... aku akan sangat merindukanmu" ucap Kevin sambil mengusap bibir Mila yang basah akibat ciumannya. "I love you to yank, aku juga akan merindukanmu" ucap Mila. Pesawat yang membawa Kevin telah mengangkasa dan Mila pun memutuskan untuk segera pulang. ----- Sudah 1 bulan lamanya Kevin meninggalkan Jakarta tapi Mila belum juga punya waktu untuk menengok suaminya seperti yang dijanjikannya. Hari-hari yang dilalui Kevin terasa sepi tanpa istri tercintanya, hubungan jarak jauh terasa sulit untuk ia jalani, dan tanpa disengaja disebuah cafe ia bertemu dengan Ririn yang ia kenal sebagai sahabat istrinya. Pertemuan keduanya yang tak disengaja itu membuat mereka semakin dekat dan semakin akrab hingga tak ada jarak lagi dan Kevin seolah lupa akan statusnya yang sudah memiliki seorang istri, hampir setiap malam minggu keduanya menghabiskan waktu bersama. Seperti malam minggu ini Kevin kembali menyambangi kediaman pamannya Ririn, tempat dimana selama ini Ririn tinggali. "Selamat malam mas Kevin, mau ketemu Ririn" tanya paman Ririn. "Iya paman" ucap Kevin mengangguk. "Duduk dulu Ririn lagi didalam, kita bicara sebentar" ucap paman Ririn. "Iya paman" ucap Kevin. "Begini mas Kevin, keponakan paman itu seorang perempuan sangat tidak baik dilihat tetangga kami disini kalau mas terlalu sering mengunjungi dan mengajak Ririn keluar rumah sedangkan kalian tidak memiliki hubungan resmi" ucap paman Ririn. "Iya maaf paman" ucap Kevin tak enak hati. "Alangkah lebih baik kalau kalian menikah dan setelah itu terserah kalian mau seperti apa" ucap paman Ririn. "Me.. menikah" ucap Kevin kaget ketika mendengar permintaan pamannya Ririn. "Ya menikah, setelah menikah kalian bisa bebas kapan saja mau jalan berdua" ucap paman Ririn. "Akan saya pikirkan paman" ucap Kevin dan tak lama Ririn keluar dengan senyumnya, keduanya pun pamit pada paman. Kevin mengajak Ririn menuju sebuah taman yang ramai dikunjungi para muda mudi, ia membicarakan apa yang diminta pamanya Ririn tadi. "Jadi paman bicara seperti itu" ucap Ririn tak enak hati. "Aku akan bicara pada paman kalau sebenarnya kita gak ada hubungan apapun" ucap Ririn. "Jangan... gak perlu Rin... jujur sebenarnya selama ini aku sudah menaruh hati sama kamu dan aku akan menikahi kamu" ucap Kevin. "Apa... jangan gila kamu Vin.. kamu gak mikir bagaimana perasaan Mila" ucap Ririn. "Persahabatanku akan rusak sama dia" ucap Ririn. "Untuk saat ini dia gak perlu tau dan pada saatnya nanti aku akan memberitahukannya" ucap Kevin. "Dan saat dia tau nanti dia akan hancur mendapati suami dan sahabatnya telah berhianat" ucap Ririn. "Aku akan memberitahunya pelan-pelan" ucap Kevin. "Bagaimana kamu bersedia menikah denganku" tanya Kevin. "Maaf aku gak bisa Vin" ucap Ririn. Sejak saat itu Ririn mulai menjauh dari suami sahabatnya itu namun Kevin dengan semangat terus menyambangi dan meyakinkan Ririn. Hingga suatu hari Kevin memberanikan dirinya melamar Ririn pada pamannya lamaran itu diterima, Ririn yang awalnya menolak kini ia menyetujui lamaran itu dan tiga hari kemudian pernikahan pun diselenggarakan secara sederhana yang juga dihadiri orang tua Kevin. Dan selama berada di Surabaya Kevin dan Ririn yang sudah menjadi suami istri tinggal bersama di sebuah rumah minimalis yang dikontrak Kevin dan dengab status barunya yang sebagai istri Kevin mengharuskan Ririn melayani suaminya itu. Berselang 3 bulan setelah pernikahannya Ririn dinyatakan hamil dan kabar bahagia itu tentu membuat Kevin semakin bahagia. Hingga beberapa bulan kemudian Ririn melahirkan seorang bayi perempuan buah cintanya bersama Kevin. Dan hadirnya buah hati dalam pernikahan membuat kebahagiaan Ririn dan Kevin terasa semakin lengkap. Hingga tanpa Kevin sadari di Jakarta sana ada seorang perempuan yang tulus percaya akan kesetiaan suaminya. #Flashback off ♥♥♥
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD