Air Mata Mila 2

935 Words
Ririn memasuki cafe menuntun putrinya yang berusia 3 tahun. "Nah tuh Ririn" ucap Marsha. "Tapi kok... dia hamil..." ucap Alfi. "Dia sudah menikah" tanya Mila dan ketiga sahabatnya menggeleng tak tahu. "Hai... kangen banget" ucap Ririn begitu sudah mendekati meja yang ditempati sahabat-sahabatnya. "Duduk Rin... lo harus jelasin semuanya sama kita-kita" ucap Marsha. "Iya gue tau lo semua bakalan banyak tanya dan gue juga sudah siap menjawab pertanyaan kalian" ucap Ririn. "Ini siapa namanya sayang" tanya Alfi. "Kalin aunty" ucap Karin cadel. "Siapa" tanya Dian pada Ririn. "Anak gue" ucap Ririn. "WHAT" ucap Marsha, Alfi dan Dian bersamaan ketiganya kaget, sedang Mila hanya diam menatap Karin, ia merasa familiar dengan wajah gadis manis itu, wajah yang di adaptasi dari papanya yakni Kevin suami dari Mila sendiri. "Anak lo memang sudah berapa lama lo menikah... kenapa gak ngundang kami dan kemana aja lo selama ini kenapa lo tiba-tiba menghilang" tanya Marsha beruntun. "Satu-satu dong Sha tanyanya, gue jadi pusing" ucap Ririn. "Ya sudah jawab pertanyaan pertama kapan lo menikah" tanya Dian. "Empat tahun yang lalu dan maaf gue gak mengundang kalian" ucap Ririn dengan raut wajahnya merasa bersalah. "Kenapa lo gak mengundang kami. Kita ini sahabatan udah lama Rin, masa ketika lo married lo gak mengundang satu pun dari kami" ucap Alfi kesal. "Gue sadar memang seharusnya gue mengundang kalian, tapi ada beberapa hal yang membuat gue gak bisa mengundang kalian dan maaf gue gak bisa bilang alasannya" ucap Ririn lagi. "Lalu suami lo orang mana" tanya Mila dengan senyum manisnya. Ririn menatap Mila dengan tatapan tak teganya, ia merasa bersalah pada sahabatnya tersebut. "Dia suami orang" ucap Ririn menunduk. "Maksud lo... lo istri muda begitu" tanya Mila memastikan dan Ririn mengangguk tak berani menatap Mila. "Jadi karena posisi lo sebagai istri muda lo memilih menghilang dan meninggalkan kami?" tanya Marsha. "Ya begitulah" sahut Ririn. "Kok bisa sih Rin... kok lo mau" tanya Dian. "Istrinya tau?" tanya Mila. Ririn menggeleng pelan membuat ketiga sahabatnya kaget dan tak menyangka seorang Ririn dengan berani mengambil resiko menjadi istri kedua, posisi yang selama ini banyak dicibir masyarakat. "Gue mencintai dia dan dia pun mencintai gue kami bahagia jadi apa salahnya" ucap Ririn. "Salah karena lo merebut suami orang, kalian menikah diam-diam tanpa sepengetahuan istri sahnya. Dan lo apa gak mikir, bagaimana perasaan istrinya begituu tau suaminya punya madu? Dan pikirkan juga Rin bagaimana ketika posisi lo adalah istri sahnya, apa lo rela suami yang selama ini lo.cintai menduakan lo" geram Dian kesal. "Ya cinta kalian memang gak salah, yang salah adalah lo menempatkan cinta itu pada orang yang salah Rin, dia suami orang. Dan lo cuma istri simpanan" ucap Alfi. "Terserah kalian mau bilang apa gue gak perduli selama suami gue mencintai dan menyayangi keluarga kecil kami" ucap Ririn. "Lo tega sama istrinya Rin" ucap Marsha. "Apa jadinya kalau istrinya tau Rin, dia pasti bakalan hancur banget" ucap Mila membuat Ririn semakin tak tega pada sahabatnya itu. "Lalu selama ini lo tinggal dimana" tanya Alfi. "Gue menetap di Surabaya" ucap Ririn. "Suami lo orang sana" tanya Dian. "Enggak... selama ini kami LDR, dia menetap di Jakarta bersama istri tuanya dan gue menetap di Surabaya bersama anak gue, dua minggu sekali dia nengokin gue" ucap Ririn. "Siapa suami lo" tanya Mila. Ririn menatap Mila, ia menitikkan airmatanya menatap sahabatnya itu, bayangan akan kehancuran persahabannya begitu lekat di pelupuk matanya. "Maaf... gue belum bisa bilang" ucap Ririn. "Iya gue ngerti... lo menyembunyikan siapa suami lo karena status lo yang istri... maaf Rin... istri simpanan" ucap Marsha. "Jangan-jangan laki lo lagi Mil" canda Alfi dan membuat Ririn sempat menegang. "Ya gak mungkinlah, gue tau Kevin seperti apa dia tipe pria yang setia" ucap Mila. "Ya setia ketika sama lo, kita gak tau betapa liarnya pria itu ketika mereka di luar rumah" ucap Marsha. "Tapi gue percaya sama suami gue" ucap Mila dengan senyumnya. Ririn menatap Mila dalam diam. "Sayangnya dia gak sesetia yang lo pikirkan Mila, dia bahkan baru saja tidur bersama gue" ucap batin Ririn. "Jadi berapa lama lo di Jakarta Rin" tanya Mila. "Mungkin sampai gue melahirkan dan anak gue nantinya sudah bisa dibawa naik pesawat" ucap Ririn. "Semoga sehat bayi lo ya Rin... semoga lahiran nanti selamat elo dan bayi lo" ucap Mila mendoakan. "Makasih Mil" Ririn menangis memeluk Mila. "Kok lo nangis sih" ucap Mila bingung. "Gak... gue terlalu kangen dan bahagia ketemu kalian" ucap Ririn. "Kok gue jadi iri sama lo ya Rin... lo menikah dan sudah punya anak memiliki keluarga yang sempurna" ucap Mila sambil mengusap perut buncit Ririn. "Sedang gue sama Kevin... sudah lebih dari lima tahun belum juga diberikan momongan" ucap Mila. "Gue doakan semoga lo juga isi secepatnya ya Mil" doa Ririn tulus. "Amin" sahut Mila. "Ini anak lo juga Mil tepatnya anak suami lo, maafin gue... gue jahat sama lo Mil" ucap batin Ririn. --- Mila terus menatap jam di dinding, ia menunggu suaminya yang tak kunjung pulang. Seketika ia teringat dengan perbincangan bersama sahabatnya di cafe tadi. "Di rumah mereka memang milik kita, tapi diluar? mereka layaknya pria yang tak beristri. Kita mana tau kelakuan mereka di luar sana" ucap Alfi. Ucapan Alfi seketika terngiang di telinga Mila, ia pun merasa khawatir dan cemas. Kepercayaan yang ia berikan selama ini pada Kevin seperti menguap begitu saja kala mengingat obrolan bersama sahabatnya tadi siang, terlebih mendengar cerita Ririn yang kini telah menikah dan menjadi istri kedua. Seketika Mila takut apabila suaminya memilih untuk berbagi cintanya pada perempuan lain. "Enggak... itu gak akan mungkin terjadi, Kevin itu setia dia gak mungkin menduakan aku. Dia gak akan tega menyakitiku" ucap batin Mila. Mila terus menatap jam dindingnya, namun Kevin tak juga kunjung pulang. Mila mencoba menghubungi pria tampan itu namun nihil iphonenya tak aktif, dan Mila pun memilih untuk menghubungi kantor. Dan kekhawatiran Mila pun semakin menjadi kala security mengatakan Kevin telah keluar sekitar satu jam yang lalu. "Ya Tuhan kemana dia, kemana suamiku. Lindungi dia Tuhan, lindungi keluarga kecil kami ini. Jangan biarkan siapa pun berusaha masuk dan meruntuhkan kebahagian kami selama ini" doa Mila dalam hati. ♥♥♥
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD