pengorbanan Alya
603 Words
"Bukanlah kamu tahu bila aku tidak suka disela?" ucap Alex.
" Bukankah kamu juga tahu bila aku tidak suka dibohongi, mas? masihkah harus ku jelaskan segala rasa sakit atas sebuah kenyataan yang akhirnya ku ketahui."
"pembicaraan kita hanya berputar disitu saja, tidak akan pernah selesai."
"Karena ini yang jadi masalah kita belum selesai!" ucap Naura.
"maka dari itu, mari kita bicarakan agar mendapatkan titik temu."
Naura diam, ucapan suaminya itu memang benar, mereka saat ini hanya butuh bicara bersama, apapun hasilnya.
" Baik ,mari kita bicara" ucap Naura.
"selama ini kamu terlalu mengejar dan mencintaiku,Naura!" ucap alex
wanita disampingnya itu segera melihat ke arah suaminya, kemudian tertawa sinis." salah! kalau bukan padamu apa harus ke suami orang aku menunjukkan cinta?"
" Aku tahu, begitu besar kamu mencintai aku, tapi dengan segala cinta yang kamu tunjukkan padaku membuatku tidak bereaksi, tidak tahu apa yang harus aku perbuat, tidak tahu harus dengan apa aku membalas, cinta yang kamu tunjukkan begitu kuat "
"kalau kamu mencintaiku seharusnya itu kebahagiaan bukan? kamu tak perlu lelah mengejar," ucap Naura yang masih ngak habis pikir dengan jawaban suaminya.
"Hakikatnya laki-laki itu penasaran, ia suka mengejar dan juga suka berjuang, dan itu tidak ku dapatkan dari mu"
Naura termangu sejenak, pandangannya masih pada suaminya dengan sejuta keheranan ia memandang Alex begitu aneh." lalu kamu menemukan perjuangan itu pada Alya?"
Alex menunduk seolah membenarkan apa yang Naura tanyakan.
" lalu kenapa tidak memperjuangkannya dan datang padaku, apa karena aku kaya?"
Alex menggelengkan kepala, "Aku tidak membutuhkan wanita kaya, aku bisa bekerja keras"
"lalu kenapa? apa yang menyebabkan kamu datang padaku?"
Alex kembali diam, ini berhubungan dengan Alya, ia tak ingin Naura semakin marah pada sahabatnya itu. Cukup sampai disini saja, Alya sudah banyak berkorban, mau tak mau memang begitu kenyataannya.
Masih teringat jelas, bagaimana derasnya air mata turun dengan diam-diam ketika ia menemani Naura dalam setiap persiapan pernikahannya. merelakan itu bukanlah perkara mudah, Alya sudah cukup tahu diri selama tiga tahun ini.
"Tidak perlu menjelaskan sesuatu yang aku pun tidak tahu. kamu percaya atau tidak aku pun berusaha mencintaimu."
"Tapi nyatanya sulit?" Naura kembali menyela ucapan Alex.
"Sejak awal aku tidak ingin merusak pernikahan kita, meski kenyataannya semua menjadi berantakan. Bila memang bisa diperbaiki aku butuh satu kesempatan."
Naura kini yang terdiam, ia menyela napas panjang dan mengeluarkannya dengan perlahan.
"kamu tidak perlu bertahan dengan orang sepertiku, manja, boros, tak sederhana dan banyak lagi kekurangan."
Rasanya Alex masih ingin menyela, tapi seluruh kata yang ia keluarkan tertahan di mulut.
Sementara di lain tempat,Alya terburu-buru keluar dari Apartemen. Ia baru saja dapat panggilan dari orang tua Naura diminta untuk segera datang.
satu jam perjalanan, akhirnya mobilnya terparkir di kediaman mewah milik orang tua Naura." sengaja saya panggil kamu kesini, apa yang kamu perbuat pada Naura sehingga dia kehilangan moodnya?" ucap ibu Naura dengan sangat sinis.
"Saya juga tidak tahu, Bu."
"Jangan bilang cinta lamamu belum kelar, ya"
Alya menggelengkan kepala.
" Ingat, ya. Sejak awal kamu datang ke rumah ini untuk sebuah tugas yaitu menemani putri saya, kami membayar mu dengan sangat setimpal. Naura adalah putri kesayangan kami, ia dinanti selama 12 tahun dan akhirnya memberikan kebahagiaan. Saya tidak mau bila sampai ada satu saja kemauannya tidak dituruti."
Alya tidak menjawab, sebetulnya hatinya sakit ketika ibu Naura selalu membiarkan dirinya dalam situasi yang seperti ini, menjadi pihak yang disalahkan, bahkan hati Naura pun tidak bisa ia kendalikan.
" kalau bisa kamu pun jangan dulu menikah Alya " ucap ibu Naura lagi.
Kali ini Alya mendongak, ia menatap pasrah pada wanita dihadapannya yang masih terlihat cantik meski sudah berusia 50 tahun ke atas. Ini adalah untuk kesekian kalinya keluarga Naura mengatur kehidupan pribadinya.
- Writer
