" Aku mau mengambil bajuku, maaf kalau menganggu aktivitasmu", ucap Naura kemudian masuk dan langsung masuk kearah lemari, lalu mengambil beberapa pakaian.
" Aku hanya menelpon Alya dan menanyakan tentang pekerjaan."
"Aku tidak bertanya ". jawab Naura.
"Tapi aku tahu kamu sedang curiga,"
Naura menghentikan aktivitasnya, kemudian membalikkan badan dan dengan sinis menatap Alex.
"Rasa cemburuku sudah hilang, satu hal saja yang aku, sesali kenapa aku begitu bodoh tidak bisa membedakan mana orang yang sedang jujur atau berpura-pura."
Ia kembali membalikkan badan,tapi Alex menahannya dengan memegang tangan Naura.
" Aku tidak pernah mengkhianati pernikahan kita Naura ?"
"Oh?? sungguh?? Benarkah?? ingin rasanya aku percaya."
Alex melepaskan pegangan tangannya, kemudian menatap Naura tajam, sementara Naura membuang muka, enggan menatap suaminya.
"Apa saat di ranjang pun imajinasimu pada Alya?" tanya Naura pelan tanpa melihat ke arah suaminya.
"Pertanyaan gila macam apa itu?"
Alex tersenyum kesal.
" kamu hanya tinggal menjawabnya saja! Karena sampai saat ini pun kamu tidak mencintaiku bukan?"
" Kamu makin tidak karuan." Alex membuang nafas kasar. Baiklah mari kita memberi ruang masing-masing, lalu setelah itu mari putuskan bersama kemana arah rumah tangga kita ini.
Setelah itu Alex keluar dari kamar, pergi keruangan kerjanya dan menyibukkan diri untuk menetralkan segala pikiran yang berkecamuk. sementara Naura duduk disamping ranjang, mengambil napas panjang dan merasakan patah hati yang begitu terluka, tiga ini ia rasakan cukup indah.
Tak pernah sedikitpun terpikir bila hati suaminya bukan untuk dirinya, karena pada setiap kebersamaan dan kesempatan Alex tidak pernah jauh. Bahkan Ket libur kerja, ia selalu ada di rumah, tak jarang memasakan dirinya makanan kesukaan, meskipun dengan raut wajah dingin yang selalu berhasil membuat Naura gemas.
Ponsel ditangannya bergetar, membuyarkan lamunan sebuah pesan dari Alya tidak iya buka tapi terbaca.
[ Naura, aku mau nanya. Sebetulnya ini dari kemarin, apa aku ada salah sehingga membuatmu berbeda? atau kamu sedang ada masalah dengan mas Alex]
Naura beranjak tanpa peduli dengan pesan itu, kemudian ia meninggalkan kamar seraya membawa beberapa baju, sekilas ia melihat Alex di ruangan kerjanya sedang memegang laptop seperti biasanya.
.
.
.
***
Rintik hujan yang seolah malu-malu di sore ini, Alex datang menghampiri Naura yang sedang duduk sendiri di balkon. Ia membawa dua gelas cokelat panas.
Hari ini adalah hari ke tujuh mereka tidak saling tegur sapa, bahkan ketika di kantor pun tidak ada yang saling memulai komunikasi, awal nya Alex kira Naura tidak akan tahan diam, karena ketika dia diam satu jam saja maka Naura akan melakukan apapun.
" kamu senang kita tak saling bicara?" ucap Alex .
Naura mengangguk."Ternyata itu lebih nyaman ". jawab Naura
Jawaban yang tidak Alex duga. Kemudian ia duduk di sebelah Naura seraya menaruh gelas berisi cokelat panas dimeja.
"Tiga tahun pernikahan kita, rasanya tidak mungkin aku tidak mencintaimu, tapi..." ucapan Alex terputus.
"Tapi cintamu pada Alya tidak bisa terbendung, begitu bukan?" jawab Naura memotong pembicaraan suaminya.
Alex langsung melihat Naura , tak peduli apapun, hingga saat ini ia tidak suka siapapun menyela ucapannya.