Mama Semakin murka apalagi melihat sikap Letia yang semakin mengencangkan pelukan dan bersikap manja padaku. Hal ini membuat Mama makin meradang dan senewen serta memperkeras tarikan tangannya di tubuh Letia. "Lepaskan Arka," bentak Mama. " Tidak." " Lepaskan tidak, Letia?" Letia tidak menggubris. Tangannya makin kencang di pinggangku. "Arka jangan Bela perempuan sontol*yo itu. Biarkan dia menangis dan pergi. Aku muak karena dia sudah menghinaku dan Diana. Dia menyebutku sebagai perempuan yang tidak tahu malu karena sudah meminta uangmu untuk kehidupanku sehari-hari." Mama mengadu panjang lebar. "Tidak mama Letia yang benar. Mama harus mendengar semua kata-katanya dan minta maaf kepadanya." Aku berujar dengan mimik serius membuat Mama tampak sangat terguncang. Wow, sandiwara apa