3. Rencana Liburan

1494 Words
"Udah tiga hari kamu tidak pulang," ucap Frey saat Jev memasuki rumah. "Apa kamu akan menyambut aku dengan muka masam begitu?" tanya Jev saat mendengar perkataan Frey. "Aku bekerja, Frey," ucapnya lagi dengan nada lelah. "Iya, aku tahu, tapi haruskah kamu menginap sampai tidak pulang tiga hari?" balas Frey masih dengan rasa kesal karena terpengaruh oleh komentar-komentar yang menjodohkan Jevais suaminya dengan Kiyoko Forest lawan mainnya. "Kamu sendiri tahu, syuting itu memakan waktu lama." Frey sudah hendak kembali mendebat suaminya, tapi menghentikannya saat Basil berlari menyambut ayahnya. "Papa!" Basil dan Bianca yang berusia empat tahun menghambur dalam pelukan Jev. "Papa kemana saja?" "Papa bekerja. Apa kalian tidak melihat Papa di televisi?" "No. Mama melarang." "Melarang?" Jev menatap Frey meminta penjelasan. "Sinetron Pelakor Bayaran bukan jenis tontonan yang pantas disaksikan anak-anak sekalipun rating sinetron itu tinggi. Apalagi, di sana kamu bersama perempuan lain, yang akan membuat anak-anak bertanya-tanya dan bingung." "Kamu bisa menjelaskan itu akting." "Tetap saja, mereka tidak akan semudah itu mengerti." "Papa dan Mama bertengkar?" tanya Bianca saat Jev dan Frey beradu pendapat. "Tidak, Sayang. Mama dan Papa hanya berdiskusi." "Tapi Mama nampak kesal," komentar Basil. "Ah, Mama hanya rindu Papa." Jev mengusap pelan puncak kepala Basil. "Kalau begitu, kenapa Papa tidak mencium Mama agar Mama tidak kesal lagi?" Bianca mengusulkan. Jev tersenyum. Senyumnya hangat dan membuat Frey merasa terpesona seperti saat mereka pertama kali bertemu dahulu. Ah, Jev tidak berubah kan? "Papa akan mencium Mama kalau begitu." Lengan Jev meraih Frey dan mendaratkan sebuah kecupan manis di dahi, membuat dua bocah di hadapan mereka bersorak riang. "Apa Mama masih kesal?" tanya Jev dengan wajah jenaka. "Aku tidak kesal," balas Frey, tapi dia tidak bisa menyembunyikan wajah tersipu karena kecupan Jev. "Berikan kopermu, aku akan mencuci bajumu. Lain kali, apa tidak bisa kamu pulang setiap hari?" "Aku berusaha, tapi kadang, waktu syuting sangat panjang dan aku tidak sempat bolak balik." "Aku tahu, pekerjaanmu sekarang sangat penting, tapi jangan lupa, Bianca dan Basil juga memerlukan kehadiranmu. Aku saja tidak cukup bagi mereka berdua." "Iya, aku tahu." Lengan Jev melingkar di pinggang Frey dan menarik tubuh istrinya itu, sampai pipi Frey menabrak bibir Jev. Basil dan Bianca kembali tertawa senang. "Yeay! Mama dapat ciuman tambahan!" seru kedua anak itu dan mereka berempat tertawa, begitu hangat, ceria dan bahagia. Setiap mata yang melihatnya akan menilai bahwa mereka adalah keluarga kecil yang terlihat sangat bahagia dengan Mama dan Papa yang serasi. Jevais Sidharta, meski baru saja populer sebagai aktor tapi secara fisik memiliki wajah yang tampan dan tubuh yang atletis. Jika saja dia aktor ternama sejak dulu, tidak akan ada yang membandingkan dia dengan Sakala Achazia, karena ketampanan Jev dan Saka, setara, hanya saja, Saka lebih populer dan terlihat serasi bersama Frey yang juga populer. Tidak perlu dijelaskan, Frey Avariella memiliki wajah yang cantik, meski tanpa polesan makeup, tubuh langsing yang proporsional dan kulit yang sehat, meski, komentar jahat mengatakan Frey seperti babon, tapi pada kenyataannya, Frey terlihat seperti peri dari Rivendell dalam cerita Lord of The Ring. Singkatnya, Frey dan Jev adalah pasangan serasi jika ditilik dari keelokan paras, mereka saling mencintai, memiliki ekonomi stabil, kehidupan cinta yang menggelora, anak sepasang yang lucu dan pintar, tidak ada yang kurang dalam kehidupan keluarga Jev dan Frey, kecuali belakangan ini, Frey merasa komunikasinya dengan Jev agak terhambat karena kesibukan Jev yang luar biasa. "Bagaimana harimu?" tanya Jev saat dia dan Frey berbaring di ranjang. "Seperti biasa, sibuk mengurus anak-anak, tidak ada yang menarik. Bagaimana denganmu?" "Sama sibuknya denganmu. Menghafal script dan take ulang saat adegan dianggap tidak sempurna oleh sutradara." "Apa kabar Kyo?" "Kyo?" Jev menoleh kaget. Dia tidak menyangka Frey akan menanyakan Kiyoko. "Kenapa kamu bertanya soal Kyo?" "Karena semua fansmu menginginkan kamu bersama Kyo." "Ya Tuhan, soal itu lagi." Jev mendesah pelan. "Kamu mengenal Kyo, dia sudah memiliki kekasih, semua orang tahu itu, dan apa kamu tidak mempercayai aku? Oh ayolah, Frey, kamu tidak bisa mencurigai aku dan Kyo hanya karena kelakuan fans. Aku dan Kyo hanya berakting profesional, seperti yang kamu lakukan bersama Saka atau aktor lainnya. Tidak berarti, ada sesuatu antara aku dan Kyo." "Aku tahu, aku percaya padamu, tapi fans sinetronmu benar-benar membuatku stres dan berpikir hal yang tidak-tidak. Bagaimana jika kamu...." "Sayang, aku dan Kyo hanya sebatas teman kerja, tidak lebih. Fans tidak tahu kenyataannya, mereka terlalu berimajinasi dari tayangan televisi. Kamu percaya aku kan?" Jev menatap mata Frey dan melihat gelepar gelisah di mata istrinya itu. "Kalau begitu, katakan pada mereka untuk berhenti menjodohkan kamu dengan Kyo di luar sinetron." "Frey, kita sudah membahas ini kemarin. Aku tidak bisa melarang mereka untuk menunjukkan antusiasme." "Antusiasme fansmu berlebihan! Bagaimana bisa mereka merundung aku? Kamu rela aku dibully?" "Frey, kamu bisa membatasi dirimu untuk tidak melihat komentar jahat itu. Mengertilah, dunia entertaint memang selalu seperti ini kan?" Jev menarik Frey ke dalam pelukannya, berusaha membagi kegalauan hati perempuan yang dinikahinya itu, sementara Frey hanya diam. Dia tidak tahu apakah desakan tidak wajar dari fans militan sinetron yang diperankan Jev akan mempengaruhi hubungan Jev dan Kyo di dunia nyata atau tidak, karena, semua hal bisa terjadi, termasuk kemungkinan Jev dan Kyo terlibat cinta lokasi. *** "Kapan kamu pulang?" tanya Frey dalam pelukan Jev saat lelaki itu akan kembali ke lokasi syuting. "Em...dua hari lagi? Aku usahakan semuanya berjalan baik, jadi aku bisa pulang." "...." "Ayolah Frey Sayang, sejak kapan kamu jadi mellow seperti ini? Kamu sudah tahu bagaimana seluk beluk industri pertelevisian, dan kamu juga sudah terbiasa menghadapi haters, komentar buruk atau apa pun itu. Kita sudah sepakat untuk mengabaikan para haters di dunia maya kan?" "Mereka mulai mengomentari Basil dan Bianca, mengatakan bahwa mereka bukan anak kamu. Apa kamu masih akan tetap diam saja dan tidak menegur mereka? Tidak masalah kalau mereka membenci aku, tapi apa perlu menyerang anak-anak? Fans sinetronmu sudah melangkah terlalu jauh Jev." "Abaikan saja, kenyataannya, Basil dan Bianca anakku." "Kamu selalu saja menganggap remeh semua keluhanku!" "Lalu apa yang harus aku lakukan? Mereka akan berhenti saat sinetron ini selesai dan mungkin mereka akan pindah menggilai sinetron lain, kamu hanya perlu waktu dan bersabar." Frey merasa kesal dengan tanggapan Jev yang sama sekali tidak memuaskannya. Jev berulangkali tidak berusaha melakukan tindakan apa pun untuk membuat fans gila-nya berhenti berkomentar jahat yang berisi perundungan. Jev nampak memilih membela fans dan menyelamatkan popularitasnya ketimbang membela anak istrinya. Ya...Frey tahu, popularitas ini membayar Jevais dengan uang milyaran, tapi haruskah mengorbankan perasaan anak dan istri yang dirundung meski tidak bersalah hanya karena para fans terhanyut alur sinetron dan menginginkan pasangan di dalamnya menjadi nyata. Itu lah mengapa artis dibayar mahal, karena semua privacy dan bahkan perasaannya sudah dibeli. Jika seorang artis menyatakan keberatannya dikomentari khalayak ramai, maka mereka akan mengatakan, bahwa, seorang artis adalah publik figur yang dikenal banyak orang, jadi, wajar jika seluruh kehidupannya mendapat komentar, kalau tidak ingin dikomentari, jangan jadi artis! "Frey...." Jev mengecup bibir Frey yang termenung, membuat perempuan itu kaget. "Aku melakukan ini, bukan karena tidak peduli pada kamu maupun pada anak-anak. Tapi, jika aku salah melakukan sesuatu, aku bisa saja tidak akan mendapatkan kontrak kerja dan itu berarti, kita tidak akan mendapatkan penghasilan. Kita hidup dari layar kaca, Frey. Memberikan apa yang pemirsa inginkan adalah segalanya di dunia kita." "Segalanya?" Jev mengangguk. "Terdengar tidak menyenangkan, tapi begitulah...." "Kita membutuhkan banyak uang untuk Bianca dan Basil, selama kita masih bisa bekerja, kita harus mengumpulkan semuanya, kamu tahu, dunia hiburan tidak akan berlangsung selamanya. Hari ini, aku dikenal banyak orang, belum tentu satu atau dua tahun ke depan, jadi selama aku masih di posisi sekarang, aku tidak bisa melepaskan kesempatan, semua untuk keluarga kita." "Kalau begitu, aku akan kembali mengambil kontrak kerja, Lea mengatakan padaku untuk kembali bekerja." "Frey, tugasmu sekarang adalah mendampingi anak-anak kita. Bekerja, mencari uang adalah tanggung jawabku." "Aku bosan di rumah dan membaca komentar yang membuatku gila." "Justru itu, kalau kamu muncul, aku khawatir mereka akan semakin menyerang kamu." "...." "Sudahlah Frey, nikmati saja waktumu. Kamu bisa mengikuti kelas yoga, ke salon, atau kamu ingin jalan-jalan ke luar negri bersama anak-anak?" "Aku tidak ingin jalan-jalan tanpa kamu." Jevais meraih Frey ke dalam pelukannya. "Aku akan mengambil libur nanti dan kita bisa jalan-jalan. Kamu ingin kemana?" "Eropa." "Ide bagus. Aku akan membicarakan jadwalku dengan Chen nanti. Pokoknya, yang perlu kamu lakukan sekarang adalah mengabaikan komentar buruk di media sosial dan jangan biarkan kedamaian hidupmu terganggu. Semua akan baik-baik saja." Jevais mengecup Frey sekali lagi. "Aku pergi ya?" "Basil! Bianca!" Jev memanggil kedua anaknya setelah melepaskan pelukannya pada Frey, bahkan sebelum Frey mengatakan sesuatu. Kedua anak itu muncul bersama baby sitter mereka dan menghambur memeluk ayahnya. "Apa Papa akan pergi lagi?" tanya Bianca. "Ya...Papa harus bekerja." "Bekerja mencari uang?" "Ya...untuk membeli mainan, s**u, dan juga liburan." "Kita akan berlibur?" Basil bertanya dengan mata berbinar. "Yap. Disneyland Paris." "Yeay!" sorak Basil dan Bianca. "Tapi Paris itu di mana? Jauh?" tanya Basil polos. "Jauh, sangat jauh, itu di negara Perancis, kita akan naik pesawat." "Apa Papa ikut?" "Tentu saja." "Papa tidak bekerja?" "Papa akan mengambil libur." "Yeay!" Basil dan Bianca kembali bersorak, menantikan hari saat mereka berlibur ke Disneyland Paris.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD