4. Baru Kali Ini

1324 Words
"Ada tawaran untuk menjadi bintang tamu di acara reality show Bincang Artis, apa kamu berminat?" tanya Lea saat dia berkunjung siang itu. "Waktu syutingnya tidak akan menyita waktu lama, bahkan kalau perlu, kamu bisa membawa Bianca dan Basil, aku akan menjaga mereka kalau dibutuhkan. Lagipula, ada Risa dan Mirna yang bisa menjaga anak-anak saat kamu bekerja." "Aku ingin, tapi Jev bilang aku tidak perlu bekerja." "Ck! Memangnya kenapa? Apa dia takut kalah saing kalau kamu kembali ke layar kaca?" Lea menanggapi dengan nada kesal. "Ada apa dengan Jevais? Dia seperti tidak suka melihatmu kembali berkarya!" "Dia takut kalau aku muncul haters akan semakin merundung aku, aku rasa itu benar. Dia hanya ingin melindungi aku." "Kamu bukan satwa langka yang harus dilindungi, Frey." Lea menyindir pedas. "Lagipula, Jevais meremehkanmu, dia kira, kamu anak kemarin sore di layar kaca? Dia lupa, kamu ada bintang sinetron yang ratingnya selalu tinggi! Kalau hanya soal haters, itu sudah menjadi makanan sehari-harimu kan? Kamu ingat kan, lima tahun lalu, fans gila Saka bahkan mengancam akan mengirimkan santet padamu karena gosip kamu berhubungan dengan Saka." "Tapi lima tahun sudah berlalu, Lea. Aku sudah lama tidak terlibat tayangan layar kaca, aku tidak punya fans seperti dulu, duniaku hanya rumah dan anak-anak." "Ck! Itulah kenapa aku dulu selalu mengatakan padamu, kamu tidak harus berhenti dari layar kaca. Kamu bisa mengurangi intensitas pekerjaan, tapi jangan berhenti sama sekali." "Aku berpikir setelah menikah, aku akan mengabdikan diri untuk suami dan anak-anak. Aku mengagumi almarhum Ibu Ainun istri Pak Habibie, beliau dokter, tapi merelakan karier dokternya untuk bersama anak-anak, untuk dekat dengan anak-anak dan membentuk pribadi mereka, begitu juga yang ada dalam pikiranku, Lea. Aku sudah lama berada di layar kaca, sejak aku masih SMA, aku sudah cukup puas dan juga lelah. Aku ingin beristirahat dan memberi kesempatan pada artis lainnya, dan ya...mungkin, Jevais mendapatkan kesempatan setelah aku vakum dari layar kaca kan?" "Jadi, kamu tetap tidak ingin mengambil syuting apa pun meski hanya sebentar?" Lea bertanya gusar. Frey menggeleng. "Aku takut tidak bisa menghadapi para haters. Lima tahun berlalu, aku hanyalah ibu rumah tangga biasa yang tidak lagi akrab dengan sorot kamera." " Ah, fans sinetron Pelakor Bayaran itu sebenarnya manusia bukan sih? Kenapa mereka sepertinya gemar menebar kebencian? Lagipula, apa hubungannya kemunculan kamu dan mereka? Kenapa mereka bisa membenci kamu jika kamu kembali muncul di layar kaca?" "Aku istri Jevais, alasan itu lah mereka membenciku karena bagi mereka, seharusnya Jevais bersama Kyo." "Fans jaman sekarang memang mengerikan, delusional! Menggelikan!" "Apa kamu tidak mencoba mempertimbangkan tawaran kerja ini Frey? Sayang sekali jika kamu melewatkannya, aku bahkan bekerja sangat keras untuk mendapatkan penawaran ini." "Aku akan bicara dulu pada Jev...." "Biar aku saja yang bicara padanya!" Lea segera memotong pembicaraan dan mengambil ponsel lalu menghubungi Jevais. Dia beruntung, tidak perlu waktu lama, lelaki itu sudah merespon panggilan telponnya. "Apa Le?" tanya Jevais langsung saat Lea menelpon. Dia tahu, Lea tidak akan menelpon jika tidak ada hal penting yang harus dibicarakan. "Frey dapat tawaran jadi bintang tamu reality show Bincang Artis. Menurut aku, sudah waktunya dia kembali ke layar kaca setelah hiatus hampir lima tahun belakangan ini. Tapi kata dia, kamu melarang dia untuk kembali tampil di televisi," ucap Lea. "Aku hanya tidak ingin dia mendapatkan komentar jelek. Kemarin, Frey mengeluhkan media sosialnya berisi komentar buruk yang membuatnya stres." "Oh bagus! Kamu berusaha membela istrimu dari fans kurang ajar sinetronmh dengan cara mengurungnya? Kamu lupa? Frey adalah artis populer, sebelum menikah denganmu." Lea menekankan kata-katanya. "Dia bisa mengatasi komentar bodoh fansmu." "Dia tidak bisa mengatasinya. Dia sudah lima tahun tidak terlibat di layar kaca." "Itu semua karena kamu membuatnya meninggalkan layar kaca!" gerutu Lea. "Lagipula, kamu tidak melakukan apa pun untuk menghentikan khayalan fansmu." "Jadi apa maumu?" "Biarkan Frey menerima tawaran syuting reality show." "Dan membiarkan dia mendapatkan cacian karena muncul di televisi? Tidak. Aku tidak akan membiarkan istriku mendapatkan lebih banyak hinaan." "Ck! Alasan. Kamu hanya takut kalah populer." "Aku suami Frey, Lea, dan kamu tidak berhak mengaturku sekalipun kamu adalah manajer Frey." Jevais berkata dengan nada kesal dan menutup sambungan telpon secara sepihak. "Suamimu benar-benar menyebalkan," komentar Lea. "Sampai kapan dia akan mengurungmu di rumah?" "Tapi aku bahagia, selama empat tahun ini, aku mengurus Basil dan Bianca dengan tanganku dan aku melihat betapa pesat perkembangan mereka. Ini jalan yang kupilih, Lea, dan tidak ada yang bisa merubah keputusanku." "Iya, aku tahu, sebagai ibu kamu ingin memberikan hal yang terbaik untuk anakmu. Mengurus anak-anak dan memberikan seluruh waktumu. Tapi ini sudah hampir lima tahun, Frey, sudah saatnya kamu kembali. Itu kalau kamu masih ingin bekerja dalam industri ini. Kalau kamu tidak segera kembali, posisimu akan digantikan orang lain." "...." "Frey...?" "Mungkin lain kali, Lea. Tawaran kerja lain kali. Sekarang, aku ingin tenang, setelah aku berhenti menggunakan media sosial dan melupakan komentar buruk yang ada." Lea menghela napas. "Jangan sampai, saat kamu ingin kembali semuanya sudah terlambat." Frey terdiam, tapi apa yang dikatakan Lea terdengar menakutkan. Apakah, dia akan menyesali keputusannya hari ini? Apakah suatu hari, dia harus kembali ke dunia layar kaca dan ternyata, di sana tidak ada lagi kesempatan baginya? *** "Frey, aku tidak bisa pulang, maaf. Katakan pada anak-anak, aku pulang terlambat." Jevais muncul dalam panggilan video call Frey dua hari kemudian dan membuat Frey kecewa. Belakangan, ucapan Jev sangat sulit ditepati. "Kali ini, hal apa lagi yang membuatmu tidak bisa pulang?" "Aku harus syuting extra part, karena script writer sebelumnya mengundurkan diri, dan digantikan oleh script writer baru, jadi ada banyak penyesuaian." "Apa kamu bisa tanyakan pada script writer yang baru kapan sinetron ini tamat?" Frey bertanya dengan nada kesal. "Sayang, jangan begitu. Kalau sinetron ini tamat, mungkin tamat juga riwayat karirku. Kamu tidak ingin begitu kan?" Jev menatap Frey sambil tertawa kecil. "Sayang, kalau semuanya sudah selesai, aku pasti segera pulang." "Kapan?" "Aku belum tahu, tapi nanti aku akan bertanya pada Chena, apakah besok aku punya jadwal atau tidak." "Kalau begitu, aku dan anak-anak akan mengunjungimu di lokasi syuting." "Berkunjung?" "Iya kenapa?" "Tidak apa-apa, Frey, hanya saja, tumben kamu mau datang." "Kalau kamu tidak bisa pulang, kami yang akan datang. Lagipula, aku bosan. Tidak ada yang bisa aku lakukan. Aku menolak pekerjaan yang Lea tawarkan karena kamu melarang, dan aku tidak lagi membuka media sosialku, di rumah sangat membosankan." "Ah, ya itu ide bagus, kamu bisa sedikit refreshing saat datang ke lokasi syuting," ucap Jevais dengan senyum merekah, tapi Frey merasa Jev tidak cukup senang mendengar bahwa Frey akan ke lokasi syuting bersama anak-anak. "Kapan kamu akan datang?" "Besok." "Oke, sampai jumpa besok, Sayang. Peluk cium untuk anak-anak. Aku mencintaimu." "Aku juga." Jevais mematikan sambungan video call dan menyisakan rasa sepi pada Frey. Dia menghela napas, lalu menatap sekeliling. Rumah yang ditinggalinya ini adalah rumah baru yang dibeli Jevais setelah sinetron Pelakor Bayaran naik daun. Rumah yang lebih besar dan terletak di daerah elit ibu kota. Dahulu, Frey sangat bahagia tinggal di rumah ini, suami yang perhatian, anak-anak yang lucu, semuanya sempurna, tapi belakangan, Jevais sangat sibuk dengan pekerjaannya hingga tidak bisa pulang ke rumah selama berhari-hari meskipun mereka berada di satu kota. Kesepian itu semakin merajalela saat di mana-mana Jevais terlihat akrab dengan Kiyoko Forest. Frey tahu, itu adalah tuntutan peran dan kebersamaan mereka adalah daya tarik yang menangguk keuntungan. Iklan, acara reality show, acara musik, acara platform belanja online, semuanya ingin mengambil keuntungan dari meledaknya antusiasme terhadap sinetron Pelakor Bayaran. Dia tidak bisa menggugat ini, harus diakui bahwa rejeki yang datang pada Jev melalui kemesraannya bersama Kyo. Meski begitu, Frey merasa sedikit cemburu, apalagi, fans mereka sangat menginginkan menyingkirkan Frey sebagai istri Jev, dan menggantikan posisi ini dengan Kyo. Hati istri mana yang tidak meradang? Istri yang tidak dianggap dan malah dirundung hanya gara-gara menjadi istri aktor idola yang sedang berpasangan dengan artis lain di sinetron. Akan tetapi, Frey tahu, tidak ada gunanya menyimpan cemburu dan menanggapi fans gila yang berhalusinasi. Dia sudah lama berada dalam industri layar kaca, jadi dia seharusnya sudah terbiasa, meski, untuk kasus ini—dibenci karena menjadi istri Jevais Sidharta, baru kali ini dia alami.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD