Chapter 7

2001 Words
Hari itu adalah hari yang sangat membahagiakan untuk kedua pasangan ini namun masih ada hal yang Rebecca rasa sangat mengganjal di hati nya saat ini . Perasaan  di hati nya ini terus menghantui nya sejak kemarin namun dia mencoba untuk berfikir positif menanggapi perasaan nya sendiri dia tidak ingin berburuk sangka dengan apa yang di rasa kan nya saat ini  .  Hari ini Rebecca berencana untuk ke kantor Dylan  untuk mengantar kan makan siang untuk kekasih  tampan nya itu . Setelah gadis cantik itu selesai bersiap Rebecca akhir nya menaiki mobil nya menuju kantor sang kekasih sepanjang perjalanan senyum manis gadis itu tak pernah luput dari wajah cantik nya  . * Kantor Dylan Ketika sudah sampai di kantor Dylan , Rebecca yang sudah biasa datang ke kantor kekasih nya tersebut langsung saja menaiki ruangan sang kekasih di dalam lift entah mengapa perasaan was - was itu hadir lagi namun Rebecca kembali menepis  perasaan itu dan kembali berjalan menuju ruangan sang kekasih  namun betapa kaget nya Rebecca saat ia membuka pintu ruang kerja Dylan  ia mendapati Dylan sedang asik b******u dengan wanita lain dengan posisi yang sangan intim dimana wanita itu berada di atas pangkuan Dylan . Rebecca yang tentu saja hal kaget melihat itu menjatuh kan barang bawah nya  dengan mata yang sudah di penuhi dengan air mata segera berlari menuju lift, di dalam lift Rebecca akhir nya melepas  kan semua nya .. pertahanan Rebecca sudah runtuh  yang Rebecca hanya bisa lakukan adalah menyesali semua yang terjadi pada nya dan mengingat  awal pertemuan mereka dulu ..... * Flashback On 3 Tahun yang lalu pada musim semi yang indah , sepasang kekasih tampak sedang berbunga-bunga pasalnya mereka baru saja memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih dari pertemanan  . Rebecca benar-benar tidak menyangka kalau perasaan yang selama ini gadis cantik itu pendam  akhir nya terbalaskan. Ditaman dekat rumah Rebecca kedua sejoli ini sedang asyik duduk berdua sambil memperhatikan langit yang saat itu sangat cerah .. langit itu seperti ikut merasakan kebahagiaan mereka berdua. Pemuda tampan yang bernama Dylan itu sedang memandangi kekasihnya dan terus menerus mengecup tangan mungil kekasih cantik nya yang sedang dia genggam saat ini . Sedangkan Rebecca sejak tadi terus saja memandangi gelang yang Dylan berikan yang katanya sebagai simbol jadian mereka sekaligus simbol cinta mereka . "Kenapa dilihat terus  gelang nya sayang ?" Ucap Dylan lembut Rebecca hanya memandang Dylan sambil terus menampil kan senyum nya .  "Aku ngerasa bahagia banget sayang , setelah sekian lama aku menantikan hal ini terjadi ! aku tidak menyangka kamu bisa suka sama aku... aku fikir kamu hanya menganggap aku adik kamu doang mengingat kamu yang sangat berteman baik dengan kak Abian .  Rasanya masih seperti mimpi tau nggak sih ." Terang Rebecca dengan nada serius namun dengan  mimik wajah yang membuat siapa pun gemas pada nya .   Dylan terkekeh sekaligus gemas dengan tingkah gadis kesayangan nya itu ....  "Aku juga merasakan hal yang sama sayang , aku sudah lama menantikan hal ini sejak pertemuan pertama kita aku sudah memperhatikanmu tapi aku fikir kita tidak akan bertemu lagi namun ternyata takdir sangat berpihak kepadaku karena ada pertemuan-pertemuan selanjutnya bisa nuntun dan bikin aku makin dekat dengan kamu, aku juga sempat berfikir kalau mungkin perasaan ku ini hanya perasaan sayang kakak ke adik sahabat nya saja namun semua itu salah karena perasaan ini adalah cinta ." Jawab Dylan Rebecca hanya tertawa menanggapi ucapan Dylan namun tidak bisa di pungkiri kalau dia juga malu mendengar penuturan kekasih nya itu . "Awas yah sayang jangan sampai hilang gelangnya pokok nya kamu harus pakai terus gelang ini sampai kapan pun ..." Sahut Dylan lagi Rebecca mengangguk tanda mengerti. "gelang ini akan aku simpan dan jaga baik-baik nggak akan aku lepas sebagai tanda cinta dan sayang kamu ke aku . ini juga kan sebagai simbol cinta kita " Dylan pun mengangguk sambil terus mengecup jemari kekasihnya itu. "kalau kamu nngak pakai atau kamu buang , tanda apa sayang ?" Tanya Dylan lembut "itu tandanya kamu udah nyakitin aku dan pastinya kamu melakukan halmyang buat aku sangat kecewa " Jawab Rebecca sambil menunduk "Sayang lihat aku , aku janji sama kamu aku tidak akan pernah kecewain atau bahkan nyakitin kamu . tapi janji satu hal sama aku jangan pernah tinggalin aku karena aku sangat mencintaimu. " Ucap Dylan Rebecca menatap Dylan sambil menganggukkan kepalanya. "Aku juga mencintaimu " Jawab Rebecca dengan mata yang mengeluarkan air mata Flashback End Rebecca terus berlari dengan linglung yang ada dipikirannya saat ini pergi sejauh-jauhnya dari kantor devan. Dia rasanya sudah sangat-sangat membeci devan. " Sayang!! Stop! Jangan pergi dulu. Aku bisa menjelaskan semuanya sayang. Ini tidak seperti apa yang kamu lihat. Tunggu sayang !!!!! " Teriak Dylan sambil terus berlari mengejar Rebecca. "Menjelaskan apa lagi? Ternyata ini yang kamu lakukankan selama ini ? ini yang ngebuat kamu akhir-akhir ini nggak ada waktu buat aku? Kenapa Dylan? Kenapa kamu lakuin ini semua sama aku ? semua omongan dan kesetiaan kamu palsu, kata cinta yang selama ini kamu ucapkan hanya di bibir saja. Seminggu ini aku berusaha terus meyakinkan diriku kalau perasaan nggak enak yang aku rasain belakangan ini hanya ketakutan aku saja karena kamu juga tahu kalau hatiku itu hanya sepenuhnya untuk kamu. Tapi apa yang aku dapat? Penghianatan kamu! Kamu sudah berhasil membuat aku kecewa dan membenci kamu" Ucap Rebecca disertai derai air mata yang dari tadi tidak berhenti menetes. "Sayang Please......" Ucap Dylan yang dipotong Rebecca tegas "Aku nggak bisa lagi ! hal yang paling aku benci dalam menjalani suatu hubungan adalah penghianatan dan kebohongan Dylan! Aku fikir beberapa hari ini kamu sibuk karena kerjaan kamu tapi ternyata kamu malah sibuk berduan dengan mantan kekasih kamu atau apa kalian sudah merajut jalinan kasih kalian kembali ?" Tanya Rebecca dengan senyum miris. "TIDAK ! kamu ngomong apa sayang ini tidak seperti yang kamu bicarakan. Please kamu dengarin penjalasan aku dulu " Jawab Dylan sambil meraih tangan Rebecca. "Sudahlah ! aku sudah tidak mau mendengarkannya lagi dan anggap saja kita tidak pernah saling kenal. Mulai hari ini dan detik ini kita tidak ada hubungan apa-apa lagi. Selamat tinggal Dylan dan terima kasih untuk 3 tahun ini , terima kasih udah pernah ada dihidup aku dan pernah sayang sama aku meskipun akhir dari hubungan kita yang aku mau bukan seperti ini tapi aku akan mencoba ikhlas karena ternyata bahagia kamu bukan aku . posisi aku 3 tahun terakhir yang ada di hidup kamu tidak ada apa-apanya di bandingkan madeline yang kamu cintai dulu. Semoga kamu bahagia " Ucap Rebecca berjalan sambil menyentak kasar tangan Dylan Dylan terdiam dan masih syok mendengar kata-kata yang keluar dari mulut sang kekasih atau mngkin mantan kekasih saat ini. Ketika bunyi pintu yang tertutup menyadarkannya dari keterkejutannya. Sedangkan Rebecca terus berlari tanpa mengetahui jauh dibelakangnya Dylan terus berlari mengikutinya yang entah mengapa berlari dengan sangat kencang hingga Dylan melihat belakang tubuh Rebecca yang telah menaiki taksi tanpa menoleh kebelakang sedikitpun. "SAYANG !!! tunggu aku bisa jelasin !! jangan pergi! Maafin aku sayang!!!" teriak Dylan sambil berlari mengejar taksi yang Rebecca tumpangi. Demi Tuhan ini adalah penyesalan terbesar yang pernah Dylan lakukan, Dylan merasa sangat teramat bodoh karena sudah menyakiti wanita yang sangat mencintainya demi perasaan nyaman sesaat yang ia rasakan terhadap Madeline sang mantan kekasih. Dylan akhirnya memilih untuk kembali keruangannya lebih dulu dan membiarkan Rebecca untuk menenangkan dirinya. Dylan berfikir Rebecca tidak benar-benar mengatakan itu..Rebecca tidak mungkin meninggalkannya. Dylan sudah tidak peduli dengan penampilannya saat ini, bagaimana tidak penampilannya saat ini bukan seperti Ceo karena kemeja yang sudah acak-acakan dan rambut yang berantakan bahkan pandangan semua karyawannya mengarah kepadanya Dylan sungguh tidak peduli yang dia fikirkan saat ini hanya kekasihnya Rebecca yang akan pergi meninggalkannya. Hal itu tidak boleh terjadi , sampai kapanpun Rebecca harus terus berada disisinya dan menjadi miliknya. Dylan melangkah dengan dengan gontai menuju ruangannya yang ternyata masih ada madeline menunggunya. Melihat Madeline berjalan melenggang mendekatinya sambil tersenyum ada perasasaan geram yang Dylan rasakan ,Madeline mendekat dan melingkarkan tangannya di leher Dylan. "Sudahlah sayang biarkan saja dia pergi " Ucap Madeline dengan nada menggoda. Dengan geram Dylan menepis keras tangan Madeline yang melingkari lehernya. Membuat perempuan itu kaget sambil meringis kesakitan. "Madeline, bisakah kamu pergi dari ruanganku sekarang ? jangan pernah kamu muncul dihadapan aku lagi " geram Dylan tegas "kenapa? Aku tau kamu masih mencintintai aku Dylan . Buktinya kehadiran aku kembali bisa menggoyahkan hati kamu untuk dia dan itu tandanya kamu belum bisa melupakan hubungan kita dulu " Ucap Madeline dengan nada yang menantang. "TIDAK! Aku sudah tidak mencintai kamu lagi . perasaan yang aku rasakan kemarin hanya perasaan rindu sesaat itu bukan cinta dan satu hal yang kamu harus tahu sekarang hati aku sudah tidak ada nama kamu lagi didalamnya . Perasaan aku ke kamu sudah hilang sejak kamu memutuskan pergi dari hidupku dan Rebecca datang menawarkan cinta yang lebih indah dari yang kamu kasih ke aku sebelumnya . Aku sangat mencintainya ! " Jawab Dylan dengan nada tegas "Hahahah, Dylan...Dylan apakah kamu yakin setelah kejadian ini di masih ingin tetap bertahan di samping kamu ? aku berani bertaruh kalau hubungan kalian tidak akan berlanjut " Ucap Medeline  dengan nada mengejek sambil berjalan keluar dari ruangan Dylan. Setelah Medeline pergi meninggalkannya Dylan yang sejak tadi tidak bergerak dan terus memikirkan ucapan wanita itu merasa sangat takut . ia sangat takut kehilangan cintanya, perasaan sakit ini lebih parah dibandingkan kepergian Madeline dulu. Dylan mencoba menghubungi ponsel kekasihnya itu berharap rebecca akan mengangkatnya dan mau mendengar penjelasannya namun harapannya sia-sia ketika Rebecca selalu menolak setiap panggilannya dan di akhiri ponsel Rebecca yang mati. Dylan sangat takut Rebecca benar-benar pergi meninggalkannya. Dia merasa sangat teramat menyesal kenapa hal ini bisa terulang kembali namun kali ini kekasihnya pergi karena kesalahannnya, karena kebimbangan sesaat hatinya. " Maafkan aku sayaaanggggg......" Lirih Dylan, menyesal sambil memandangi fotonya dan Rebecca yang ia taruh di meja kerjanya. Air mata Dylan turun perlahan, dia merasa benar-benar takut dan tidak tau apa yang akan terjadi pada dirinya jika nanti Rebecca tidak mau memaafkannya dan pergi dari hidupnya. Dylan yakin kalau hal itu terjadi maka hidupnya akan kembali kosong .Dylan mulai terisak dan membayangkan bagaimana tatapan kecewa Rebecca dan hancurnya wanita itu tadi , Dylan benar-benar bisa melihat tatapan kebencian dimata gadisnya itu. Dylan tidak ingin berlama-lama lagi , dia harus pergi menyusul Rebecca sebelum semuanya terlambat . Seperti orang gila, Dylan memacu mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata dia menghiraukan umpatan pengemudi lain yang ada difikirannya saat ini bagaimana cara dia meyakinkan Rebecca kalau semua tidak seperti apa yang gadis itu lihat. Dylan tidak ingin kehilangan Rebecca seperti dia ditinggalkan oleh Madeline dulu perasaanya dengan Rebecca lebih besar dari itu. Seperti kesetanan aku terus mengemudikan mobilku, tidak peduli bagaimana nanti reaksi abian dan kedua orang tua Rebecca kepadanya karena sudah mengecewakan mereka dan mengingkari janjinya untuk membahagiakan Rebecca dan malah menyakitinya. Dylan hanya ingin bertemu dengan kekasihnya itu meski ia tahu nanti Abian akan menghabisinya sungguh Dylan sangat ingin melihat Rebecca . Sesampainya Dylan di pekarangan rumah Rebecca dia berlari tanpa menutup pintu mobilnya terlebih dahulu . "Rebecca....Sayang.. keluar.. Please dengerin penjelasan aku dulu." Terian Dylan yang masih belum ada tanggapan dan tanda-tanda adanya orang di dalam rumah. "Aku tahu kamu di dalam sayang...kamu harus dengerin aku dulu. Oke kalau kamu tidak mau ketemu aku sekarang aku akan datang lagi besok,besok dan besoknya lagi .Kamu harus ingat satu hal sayang kamu tidak akan pernah bisa pergi dan ninggalin aku" Ucap Dylan lirih dengan mata berkaca-kaca sambil terduduk lesu di depan pintu rumah sang kekasih. Dylan merasa menjadi orang sangat teramat bodoh ! Bisa - bisa nya dia terbawa perasaan begitu saja dengan mantan kekasih nya yang sudah meninggal kan diri nya dulu di saat dia saat ini sudah memiliki kekasih . Dylan tidak tau gimana diri nya nanti jika Rebecca memutus kan untuk benar - benar meninggal kan diri nya . Apa kah dia bisa hidup tanpa Rebecca ? Dylan sudah mulai terbiasa dengan kehadian wanita itu di hidup nya selama 3 tahun terakhir ini ! " Ya Allah apa tidak ada kesempatan lagi aku bisa menerima maaf nya ? " Ucap Dylan dalam hati yang terus - menerus merutuki diri nya sendiri . Disaat Dylan masih terus terisak di depan rumah sang kekasih dan menyesali perbuatan nya tanpa diduga pintu rumah Rebecca terbuka....... Menurut kalian apa kah ini awal kertakan hubungan mereka berdua ?  Apa Rebecca bisa memaafkan Dylan begitu saja karena cinta nya yang besar pada lelaki itu ?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD