Chapter 8

2020 Words
"Maaf den Dylan lagi cari siapa yah  ?" Ucap Bibi asisten rumah tangga Rebecca yang sudah sangat lama berkerja di keluarga  Rebecca .  " Rebecca nya ada bik ? bilang sama Rebecca kalau aku mau bicara sama dia, bilang kalau ini penting banget  " Balas Dylan cepat namun terdengar seperti menuntut . Dylan saat ini sangat butuh bertemu dengan Rebecca untuk menjelas kan semua nya dia tidak ingin hubungan mereka hancur begitu saja . "Maaf den Dylan , tapi non Rebecca sekeluarga lagi nggak ada dirumah saat ini " Ucap Bik Sum dengan nada pelan  karena bukan nya asisten rumah tangga Rebecca ini tidak tau apa yang terjadi antara majikan nya dengan pacar majikan nya ini mengingat bagaimana kondisi Rebecca sewaktu datang di rumah tadi ...  "Hah ! pergi ? Mereka kemana bik? " Tanya Dylan kaget pasal nya mengapa dia tidak tau sama sekali perihal pergi nya sang kekasih . meskipun Dylan sadar kalau tidak mungkin Rebecca memberitahu nya di saat keadaan hubungan mereka yang seperti ini .  "Tuan Devanio beserta nyonya lagi kebandara untuk mengantar non Rebecca dan den Abian yang mau keluar negeri karena yang bik Sum dengar-dengar non Rebecca sangat ingin pergi dari negara ini .Bik Sum juga bingung alasannya apa den tapi yang bik sum tau keadaan non Rebecca sangat berantakan dan terus menangis di pelukan den Abian . bik sum jadi ikutan sedih liat nya ...." Jawab Bik Sum dengan nada serius seraya mengingat kejadian sebelum keberangkatan Rebecca tadi .  "Apa? Rebecca ninggalin aku ? ! Tidak.....itu tidak mungkin...Rebecca tidak mungkin pergi ninggalin aku. Mereka pergi kemana bik ? " Ucap Dylan lirih dengan mata yang sudah berkaca-kaca namun Dylan mencoba untuk menahan air mata nya agar tidak terjatuh .  "Bik Sum juga kurang tahu den yang bibi tahu kayaknya non Rebecca dan Abian bakalan tinggal lama disana den karena bibik tadi lihat non Rebecca bawa koper gede banget kayak orang yang bakalan pergi dan nggak akan kembali dalam waktu lama den " Terang Bik Sum jujur seraya melihat keadaan Dylan saat ini yang sama hancur nya dengan kedaan majikan nya tadi .  "Ya udah bik kalau begitu Dylan pulang dulu yah kalau ada kabar tentang Rebecca kabarin Dylan yah bik , Dylan mohon sama bibik " Ucap Dylan dengan nada yang menyiratkan kesedihan yang begitu dalam dan berharap asisten rumah tangga Rebecca ini membantu nya . " Pasti den, bibik pasti akan langsung hubungin den Dylan kalau bibik sudah tau dimana keberadaan non Rebecca  " Ucap Bik Sum yang merasa sangat kasihan dengan penampilan Dylan saat ini. Setelah mendengar kepergian Rebecca yang begitu mendadak ,Dylan akhirnya masuk kedalam mobilnya dan menangis seraya terus meratapi kesalahan yang sudah dia lakukan pada gadis nya itu. Di dalam mobil Dylan benar-benar merasa frustasi, menyesal dan mungkin sebentar lagi akan gila. Dylan sudah mnyadari satu hal kalau perasaan yang dia rasakan sekarang kepada Rebecca lebih besar dan dalam dibandingkan perasaannya dulu ke Madeline dimana saat bersama Madelline lelaki itu hanya menutamakan nafsu nya saja tanpa memikir kan kebahagian nya  . Kedatangan Madeline kembali membuat hatinya hanya sempat merasakan kebimbangan sesaat dan itu bukan lagi cinta karena cintanya hanya Rebecca tapi sekarang...dia tidak tau lagi harus berbuat seperti apa. Cintanya sudah pergi membawa sebagian hatinya bahkan dia sendiri tidak tau apa kah Rebecca akan kembali lagi .  Setelah sekian lama Dylan menangis dan merutuki kebodohannya akhirnya dia memutuskan untuk pulang terlebih dahulu sambil memikirkan cara untuk mencari keberadaan Rebecca karena sampai kapan pun Dylan tidak akan menyerah untuk mendapat kan cinta nya lagi meskipun itu harus menguras tenaga dan waktu nya.  Disisi lain Rebecca sedang menunggu jadwal keberangkatannya yang akan take off. Rebecca sudah memutuskan untuk pergi sejauh-jauhnya dari mantan kekasihnya itu. Laki-laki yang menyakitinya begitu dalam namun sialnya masih begitu Rebecca cintai. "Aku akan benar-benar pergi Dylan. Melupakanmu dan semua pengkhianatan yang kamu lakukan. Aku sangat berharap kita tidak akan pernah bertemu lagi" Lirih Rebecca Flashback On Setelah sampai rumah , Rebecca dengan cepat menaiki kamarnya karena takut orang tuanya curiga dengan penampilannya sekarang yang bisa dikatakan hancur, tapi Rebecca tidak menyadari kalau ada Abian yang sedang duduk di ruang tv sedang memperhatikannya. Rebecca pun menutup pintu kamarnya dan menangis. Rebecca merasa sangat kecewa terhadap kekasihnya itu bagaimana bisa orang yang begitu dia percaya tega menyakitinya seperti ini. Tidak pernah terlintas sedikitpun di benaknya Lelaki yang berada di sampingnya tiga tahun terakhir ini dengan tega menghancurkan semua harapannya. "dek.. kak Bian boleh masuk nggak ? " Ucap Bian lembut sambil membuka pintu kamar Rebecca yang ternyata tidak di tutup oleh gadis itu. "Kak bian.. kenapa dia tega ngelakuin ini semua sama aku? Apa salah aku kak ? " jawab Rebecca yang langsung memeluk Abian dan terisak di pelukan Abian. Abian hanya membalas pelukan adiknya dan mengelus punggung Rebecca agar gadis itu tenang terlebih dahulu. Abian tahu hal seperti ini akan terjadi pada hubungan Rebecca karena usia Dylan dan Rebecca yang berbeda membuat Abian berfikir ini hanya permasalahan adiknya yang mungkin lagi labil. Tak cukup lama setelah itu tangisan Rebecca perlahan-lahan meredah. "Ada apa dek ? Dylan Ngapain adik kakak ini ?Astaga lihat mata kamu yang sudah tak terlihat ini akibat kamu yang terus menerus menangis " Tanya Abian Panik Rebecca hanya menggelengkan kepalanya. Rebecca tidak ingin karena masalah hubungannya dengan Dylan memuat persahabatan sang kakak dan Dylan ikut hancur. Rebecca tidak ingin itu terjadi, biarkanlah dia yang menghadapi ini sendiri. "Rebecca.. Tatap mata kakak. Jawab kakak dengan jujur! atau sekarang kakak yang akan tanyakan sendiri pada Dylan. Mau? " Ancam Abian sambil merogoh sakunya dan ingin mengambil ponselnya. "JANGAN!" teriak Rebecca. "Jangan kak Rebecca mohon. Rebecca tidak ingin mendengar suaranya lagi" lanjut Rebecca lirih dengan mata yang kembali meneteskan air matanya. "Ya udah, kalau kamu nggak mau kakak nelfon Dylan sekarang kamu tanya kakak kenapa kamu seperti ini? Apa yang terjadi antara kalian berdua?" Tanya Abian tegas "Dylan udah nyakitin aku kak, dia udah khianatin aku." Jawab Rebecca yang menjelaskannya dengan terseguk karena air matanya. "Hah! Kok bisa? Dia selingkuh sama siapa dek ? " Tanya Abian dengan nada yang sedikit di tinggikan. "Apa kakak mengenal Madeline ? Dylan masih mencintainya kak. Aku tidak sanggup bertahan di sisi orang yang hatinya berada ditempat lain. Aku mau pergi kak.. aku mau pergi dari sini." pinta Rebecca lagi dengan terisak. "Sial! Udah lah dek cowok kayak dia nggak pantas kamu tangisin. Mau pergi mana kamu ? sama siapa ? jangan aneh-aneh lah dek kamu disini aja , biar kakak yang kasih Dylan pelajaran." Ucap Abian dengan nada tegas "Nggak usah kak! aku juga udah nggak ada hubungan apa-apa sama dia. Aku mau ke paris kak aku mau stay aja disana kalau bisa kakak yang nemenin aku disana. aku udah nggak bisa disini lagi karena kalau semakin aku disini aku malah semakin sakit hati kak, aku benar- benar mau belajar hidup tanpa Dylan kak . tolong aku " pinta Rebecca lirih sambil mememeluk Abian "Hmmm, kalau itu memang kemauan kamu kakak nggak bisa nolak dan kakak tetap akan nemenin kamu kemanapun kamu pergi. Kita kasih tahu mama dan papa dulu" Pasrah Abian sambil mengelus kepala adiknya yang masih ada didalam pelukannya yang hanya di balas anggukan singkat oleh sang adik. "Sekarang kita turun dulu makan siang" Ajak Abian. Keduanya pun berjalan menuju meja makan. Dimeja makan " Akhirnya kalian turun juga sayang! Ayo kita makan dulu! sambil tunggu papa kalian ganti baju. Papa pulang cepat hari ini" Ucap Mama Rebecca. Rebecca dan kakaknya pun akhirya duduk saling berhadapan. Di mana Abian yang sesekali melirik adiknya dengan wajah kasihan. Tak lama setelah itu Devanio, papa Rebecca pun pulang. Semuanya menyantap makan siang dengan biasanya. Hening tanpa ada yang percakapan yang terlontar dari bibir masing-masing. "Mah.. pah... Aku dan Becca mau ke Paris mau kerumah nenek" Ujar Abian mantap setelah menyelesaikan makan siangnya. "Loh kenapa mendadak? Kapan berangkatnya? " Tanya Papa Rebecca dengan nada terkejut. "Nggak apa-apa kok pah, Rebecca dan kak bian cuman mau jalan-jalan ke rumah nenek mau cari suasana dan teman baru" ucap Rebecca dengan tertawa palsunya. "Iya, mah.. pah.. Rencananya kita mau berangkat malam ini." Ucap Abian menimpali ucapan adiknya. "Okay.. kalau itu memang pilihan kalian, papa akan hubungi nenek kalian disana. Dan untuk kamu Abian jaga adik kamu baik-baik". Ujar Papa Rebecca tegas. "Yeaay.. terima kasih banyak pah " Ucap Rebecca sangat senang langsung mendekati Devanio dan mencium pipi kanan papahnya. "Ya sudah Rebecca mau ke kamar dulu untuk packing yah. Kakak juga jangan lupa packing " Ucap Rebecca sambil berjalan menuju tangga yang mengarah ke kamarnya. "Iya.. bawel." Balas Abian sambil berjalan mendahului Rebecca sambil mengelus sayang kepala adiknya. "Ayo.. biar mama bantu sayang" Ujar Maura sambil berdiri dan mengikuti Rebecca dari belakang. Flashback OFF Rebecca kembali meneteskan air matanya dan saat itu pula terdengar suara panggilan untuk penumpang sudah terdengar, Rebecca menggenggam tangan kakaknya yaitu Abian mulai beranjak melangkahkan kakinya. Dia akan pergi sejauh mungkin, meninggalkan New york dan meninggalkan lelaki yang menyakiti hatinya namun sangat dia cintai itu === Di rumah Dylan tidak berhenti marah-marah dan mengamuk kepada kenalannya yang dia tugaskan untuk mencari tahu dimana keberadaan Rebecca sebenarnya melalui panggilan. Sambil duduk dia menumpuhkan kepalanya. "Kemana kamu sayang? kenapa kamu pergi ninggalin aku? Kamu salah paham. Apa kamu udah benar-benar nggak percaya lagi sama aku? Kemanapun kamu aku akan menemukanmu . kamu harus tetap jadi milik aku" Ujar Dylan lirih dengan tatapan kosong namun menyiratkan kerinduan. Penampilan Dylan saat ini bukan seperti dia yang seperti biasa tampilannya sangat acak-acakan dan dia sudah tidak memperhatikan makannya bahkan dia melewati makan siangnya. == Gadis cantik yang sudah beberapa jam yang lalu sampai di kota tujuannya sedang duduk di depan jendela kamarnya sambil mmenikmati pemandangan kota Paris. Rebecca sangat bersyukur memiliki kakak sebaik Abian yang selalu ada di sampingnya. ceklek. Pintu kamar Rebecca terbuka dan menampakkan sang kakak yang memandang adiknya dengan iba. Abian benar-benar tahu perasaan yang adiknya itu rasakan ia juga merasa begitu marah kepada sahabatnya itu yang dengan tega menyakiti adik kesayangannya. Meskipun Abian juga tau betapa besar cinta sahabatnya untuk adiknya meskipun Abian tidak bisa pungkiri dan tidak habis pikir kalau ke datangan Madeline bisa menggoyahkan hati sahabatnya itu. Saat ini adiknya terluka karena sahabatnya itu, kesalahan yang di buat sahabatnya itu membuat hatinya di penuhi oleh amarah. " Dek, kita makan yuk..." Ajak Abian sambil mengelus kepala Rebecca sayang. Rebecca hanya menggelengkan kepalanya. "Nanti kak" Jawab Rebecca. "Kak.. kalau nanti Dylan menghubungi kakak jangan memberitahu dia kalau aku ada disini." pinta Rebecca pelan sambil menatap kakaknya dengan pandangan memohon. Abian menganggukkan kepalanya mengikuti permintaan adiknya. Karena menurut Abian hal yang paling penting saat ini adalah kebahagiaan Rebecca. Dia tidak ingin Rebecca jatuh sakit hanya karena memikirkan sahabat brengseknya itu. "Tentu adikku sayang " Ucap Abian sambil memeluk adiknya. "Makasih banyak kak , karena selalu ada disamping Becca". Ucap Rebecca lirih. Abian berpikir kalau tidak ada salahnya ia memberikan Dylan sedikit pelajaran sambil mengetahui kesungguhan Dylan terhadap Rebecca. NEW YORK Dylan masih terus berusaha mencari informasi kemana Rebecca berada, Dylan sudah datang ke rumah Rebecca berkali-kali tetapi kedua orang tua Rebecca benar-benar tidak mau memberitahunya. Dylan bisa melihat jelas tatap kebencian yang Papa Rebecca layangkan kepadanya tatapan yang awalnya menyiratkan kasih sayang itu kini berubah akibat ulah Dylan yang sudah menyakiti hati Rebecca.   Lily, mama Dylan pun tidak tega melihat keadaan anaknya saat ini. Dylan sosok yang selama ini hangat kini berubah menjadi sosok yang dingin dan jarang senyum, para karyawannya selalu merasakan ketakutan ketika berhadapan dengan pria itu, namun tanpa mereka ketahui di saat Dylan sedang sendiri dia selalu tertunduk dan terisak. Dylan merasakan sesak yang begitu menyakitkan. Kepergian Rebecca benar-benar membuatnya sakit. "Aku tidak mau tau, kamu harus segera tau di mana keberadaan Rebecca!" teriak Dylan frustasi. "Jangan kamu menghubungi aku lagi kalau kamu belum menemukan Rebecca!" lanjutnya marah dengan orang yang berada di panggilannya. Kenalan Dylan yang selama ini mencari keberadaan Rebecca masih belum menemukan titik terang. Anak buah papa Dylan yang selalu bisa di andalkan pun belum mendapatkan hasil. Papa Rebecca sangat pintar menyembunyikan keberadaan anaknya. "Kamu dimana sayang?" Ucap Dylan lirih. "Tolong maafin Aku.." lanjutnya. "Aku tahu aku salah... aku bodoh... aku sangat bodoh sayang. Kembalilah, kumohon.. hatiku sangat sakit sayang tanpa kehadiran kamu disini. Aku sudah terbiasa dengan keberadaan mu selalu di sampingku." Ucap Dylan pelan sambil memegang dadanya yang terasa sesak. Suara Dylan bergetar, air matanya menetes seraya memandangi foto sang kekasih. ia sangat merindukan kekasihnya sampai rasanya ia ingin seorang mencabut jatungnya untuk mengurangi rasa sakitnya. "Ya Tuhan... aku begitu merindukannya. Aku benar-benar merindukannya" Dylan kemudian meraih foto Rebecca dan memeluk foto itu seolah-olah foto itu adalah Rebecca kekasihnya. Apa kah Rebecca akan kembali dan menemui Dylan ? kalian mau nya gimana nih ? 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD