Chapter 8

3410 Words

Vivian POV Aku memukul samsak berkali-kali, melampiaskan segala luapan emosiku. Sekalian melatih kemampuan bertinju ku di gym milik Abang yang terletak di samping ruang kerjanya. Jika kalian berpikir aku akan menangis tersedu-sedu, maka kalian salah. Air mataku bukan sesuatu yang mudah kukeluarkan. Harga diriku terlalu berharga untuk dijatuhkan dengan menangis seperti seorang gadis kecil. Aku sudah dewasa, wanita tangguh yang berpikir dengan logika, dan sesekali menyerah pada keinginan hati. Namun, tidak pernah membiarkan sebuah luka menjatuhkanku. Aku bisa mengatasinya, kembali bangkit setelah terluka, membiarkan luka itu sembuh sambil berusaha memperteguh mentalku. Seorang Prima yang bahkan tidak bisa menghargai dirinya sendiri, tidak layak kupertahankan. Sekali lagi aku memukul seku

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD