Chapter 9

2048 Words

Vivian POV Untuk kedua kalinya, aku menginjakkan kaki ke rumah Prima. Seperti biasanya, tempat ini selalu berantakan dan si pemilik sendiri seperti tidak peduli. "Ehehe ... gak kotor-kotor amat kok, Vi." Prima cengar-cengir. Seolah-olah tidak ada ulat berwarna merah yang tengah menggeliat di atas meja makan. "Ini baru seminggu sejak aku membersihkannya, Prima," balasku. Walau jujur saja, aku merasa sedikit takjub melihat betapa mengerikannya meja makan itu. Sisa makan malam kami saat itu masih ada di sana. Dalam keadaan membusuk dipenuhi oleh beberapa ekor ulat kaki seribu, kecoa, lalat dan jamur. "Kalau lo nggak mau bereskan nggak apa-apa kok. Dibiarin aja," balas Prima enteng. "Tentu akan kubereskan, Prima sayang. Mana mungkin kubiarkan kamu tinggal di tempat sejorok ini." Aku lang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD