Saat keduanya sudah berhenti, barulah Angga melepas pegangan tangannya dari tangan Fiona, ia berbalik menatap tunangannya itu.
"Kau tahu...aku membuat lelucon di mana-mana, karena kamu menghilang tanpa kabar begitu saja, bisakah kamu tidak seperti ini lagi Putra?" ucap Fiona yang merasa ia sangat merindukan tunangannya itu. Dan saat Fiona akan memeluk Angga, segera saja lelaki itu menolaknya.
"Kenapa?" tanya Fiona yang penasaran.
"Ini di tempat umum Fi..." ucap Angga yang merasa ia tengah diawasi. Memang benar saat itu Aara tengah menatap keduanya dari dalam cafe, tubuhnya gemetar, kakinya seolah tanpa tulang penyangga, apa yang ia khawatirkan pada sahabatnya tadi ternyata tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang ia alami saat itu. Namun Aara menguatkan perasaan dan tubuhnya, k
