Jam istirahat adalah hal paling di nantikan. Seakan itu adalah sebuah kemenangan dalam peperangan melawan rumus dan soal.
Anak anak mulai keluar dari kelas masing masing atau sekedar di dalam kelas menghabiskan waktunya dengan bergosip ria.
Sedangkan seorang cewek terus berjalan melewati koridor menuju salah satu kelas di lantai tiga. Semoga apa yang dia cari ada di kelas itu.
"Ngapain lo kesini" Seru Melinda tiba tiba yang membuat Tasya yang baru saja menginjakkan kaki di lantai 3 langsung berjingkrak kaget.
"Napa sewot sih. Ini kan sekolah bebas dong gue kemana" sahut Tasya mengabaikan Melinda dan satu cacing parasit di sampingnya.
Melinda dan welda secara kompak menghalangi langkah Tasya, gadis itu menatap malas ke arah melinda.
"Iya Iya gue tau lo kakak kelas gue. Tapi bukan berarti lo larang gue lewat kan?" ucap Tasya.
"Ini area kelas gue dan lo gak boleh ke sini" balas Melinda.
"Oh ya?" Tasya menantang "Eh buk guru mau kemana?" Ucap Tasya sembari melihat ke belakang melinda membuat dua gadis di depan Tasya berbalik.
Tasya langsung melewati kedua orang tadi dengan berlari.
"Sialan tuh anak berani ngejebak gue" maki Melinda.
Tasya kembali berjalan menuju kelas Raja, dia bilang kemarin King satu kelas dengan nya kemungkinkan cowok bandel itu masih ada di kelas meskipun Tasya sendiri tidak yakin akan keputusan nya yang langsung mencari keberadaan King.
Tiba di kelas Raja semua anak anak di sana sudah tidak ada, Tasya menghembuskan nafas kecewa dia berbalik pergi ketika matanya tidak sengaja melihat sepasang kaki di lantai bagian pojok belakang bangku.
Tasya mendekati seketika hatinya senang melihat sosok cowok penyelamat nya sedang tiduran di sana dalam posisi bersandar.
Cewek itu tidak membangunkan cowok di depannya ia lebih memperhatikan wajah lelap dari pria di depannya ini.
"Udah puas liatin nya?" celetuk cowok dengan mata terpejam itu dan sekarang matanya terbuka lebar menatap Tasya yang syok.
"Ngapain lo ngintip orang lagi tidur. Gak punya kerjaan banget sih" Cowok itu berdiri meninggalkan Tasya yang langsung berseru.
"King! Nama kamu King. Iya kan?" Seru Tasya.
Cowok itu berbalik, sebelah alisnya terangkat "Oh sekarang udah tau nama gue ya" Ucapnya cuek.
Tasya mengangguk
"Terus lo mau apa lagi. Nama gue kan udah lo tau?" ucap King lagi.
Tasya menghela nafas apakah cowok ini memang sangat menyebalkan?
"Emang gak ada kata kata lain apa?" Tanya Tasya.
King terlihat berpikir sejenak lalu menatap Tasya "enggak" ucapnya.
Tasya memejamkan mata berusaha menahan kekesalan pada cowok angkuh di depannya ini
"Gue datang kesini tuh buat ketemu lo" jawab Tasya langsung tanpa embel embel.
"Oh" dan dua huruf itu menjadi jawab dari mulut King.
Tasya berdecak lidah. "Setidaknya ngomong kek. Lo nyari gue kenapa? Ada urusan apa? Jawaban lo cuman 'oh' doang kok kesel ya, kecewa gue jauh jauh kesini buat ketemu sama lo" ucap Tasya kesal kemudian melewati King yang berdiri tak jauh darinya.
"Heh. Gue kan gak pernah nyuruh lo buat nyari gue kali. Emang cewek tuh susah di tebak ya" Gumam King sembari menggelengkan kepala.
________
Bunyi bel panjang sangat nyaring memenuhi semua area sekolah. Anak anak berlari dan ada juga yang berjalan santai meski bel sudah di bunyikan.
Lagi lagi Tasya menunggu kelas sepi sebelum menghampiri Raja di tempat biasa.
"Balik duluan ya sya" Afika melambaikan tangan. Tasya tersenyum dan juga melambaikan tangan nya.
Sekarang dia sendirian di dalam kelas yang begitu sepi hingga kemudian menghampiri Raja.
"Lama banget sih" gerutu Raja tepat saat Tasya menutup pintu mobil.
"Jadi kalau gue lebih cepat datang terus anak anak lain tau, lo mau?" jawab Tasya masa bodo.
Raja mendengus sembari mulai mengemudikan mobil miliknya. Tak ada percakapan selama beberapa menit sampai Raja buka suara.
"Lo udah ketemu sama King?" katanya.
"Ck! Males gue bahas dia" sahut Tasya ketus. Raja tertawa.
"Ya iyalah. Satu sekolah aja nih gak ada yang mau dekat sama dia eh elo yang anak baru aja ngejar ngejar dia. Tau rasa kan gimana King perlakuin lo" Ejek Raja masih dengan tawa menyebalkan terdengar di telinga Tasya.
Tasya memalingkan wajah.
"Males ah debat sama lo. Bikin nguras tenaga sia sia" Jawab tasya dengan nada malas. Kembali Raja tertawa seakan melihat Tasya yang seperti ini membuatnya senang.
Tasya berdecak lidah.
Mobil tak lama berhenti keduanya turun berbarengan menuju ke dalam rumah.
"Kok sepi. Yang lain kemana?" Tasya langsung membuka kulkas mengambil air mineral.
"Mana gue tau" Sahut Raja yang juga merasa haus hingga merebut paksa botol besar di tangan tasya setelah gadis itu menuangkan isinya ke dalam gelas. Tasya memanyunkan bibirnya.
"Lapar nih. Enaknya mau makan apa ya?" Tasya membuka semua laci mencari makanan instan. "Lumayan ada mie" ucapnya sembari berjinjit menggapai makanan instan itu yang di simpan terlalu tinggi bagi tubuh Tasya yang pendek.
Raja hanya memperhatikan Tasya yang melompat lompat seperti kelinci hanya untuk mendapatkan makanan. Jengah karena gadis itu tak kunjung mendapatkan makanannya akhirnya Raja turun tangan menghampiri.
"Makanya jadi cewek itu jangan pendek pendek amat deh" makinya. Tasya menyingkir memberi jalan untuk Raja.
"Yee.. Siapa juga yang mau jadi pendek. Gue tuh gak pendek ini masih dalam pertumbuhan" Balas Tasya tidak terima di anggap pendek oleh cowok menyebalkan.
Raja mengambil dua bungkus mie instan "Sekalian dong masakin buat gue" perintahnya.
"Ck! Kalo mau juga gak usah ngatain orang pendek napa" gerutu Tasya sembari mulai memanaskan air.
"Emang pendek kok" sahut Raja tidak mau kalah.
Tasya berbalik mengahadap Raja "Lo cari masalah sama gue" sembari menaikkan lengan seragamnya menantang.
Raja melirik Tasya seperti mengintip hp teman lagi chat sama doi nya
"Lo pasti kalah" jawab Raja.
Cewek di depannya mencondongkan wajahnya dengan sebelah alis terangkat "Lo yakin?" ucapnya dengan kilatan jahil.
Raja mulai merasa aneh di tatap seperti itu.
"Udah masak aja sana" sahutnya mencoba mengalihkan pembicaraan. "Udah mendidih tuh, gosong entar airnya"
"Emang elo yang masak air aja bisa gosong" ejek Tasya tapi tetap melakukan apa yang Raja katakan.
Beberapa saat kemudian Tasya membagi mie kedalam dua makuk, satu miliknya satu lagi buat Raja. Tak butuh waktu lama bagi dua anak sekolah yang sedang kelaparan untuk menghabiskan satu mangkuk mie mereka masing-masing.
"Lo gak mau nyoba hilangin phobia aneh yang lo punya" celetuk Tasya tiba tiba.
Raja menatap nya "Gak usah sok peduli" kemudian berdiri "oh ya tolong beresin ya, sekalian" lanjut nya.
"Emang gue pambokat lo" teriak Tasya tapi sekali lagi tetap melakukan apa yang Raja katakan.
_____
To be continue
Jangan lupa bahagia dan juga tinggalkan jejak di kolom komem ya.
Salam sayang dari
SILAN