Namanya?

1027 Words
Happy reading!! ___ Suasana kantin selalu ribut saat jam istirahat. Semua siswa saling berkerumun mengantri dan balapan untuk berebut meja. Tawa dan celotehan para siswa di area itu sudah biasa. Memekakkan telinga. "Fika!" teriak Tasya menghampiri teman kelasnya itu yang sudah duduk di salah satu meja. "Oh Tasya sini sini" Afika melambaikan tangan dan menunjuk kursi kosong di sampingnya. Tasya tersenyum berjalan menghampiri lalu duduk di samping Afika. Mereka saling berbincang sambil menikmati makanan yang mereka beli. "Sya. Lo dari mana kok telat" Tanya Afika sembari menyeruput juice nya. "Cari cowok yang kemarin" Jawab Tasya seadanya. "Jadi gimana? Ketemu?" Tanya Afika yang langsung dapat gelengan kepala dari Tasya. "Ya gak ketemu lah Sya. Tuh anak kan bandel pasti bolos kelas lagi deh. Tampilan nya aja acak kadul macam itu" Ejek Afika. Tasya menghembuskan nafas rendah "Ya gue cuman mau ngucapin makasih sama dia Fik. Coba kalo kemarin dia gak nolong Gue pasti pasti sekarang gue lagi baring di rumah sakit" Afika hanya menggelengkan kepala pelan hingga tiba tiba kursi kosong di depan mereka terdengar berderit. Kedua gadis itu menoleh. "Nyari gue?" Ucap cowok itu yang kini sudah duduk di hadapi mereka. "Nah sya. Ini orang nya gak di cari nongol kan" seru Afika yang langsung dapat injakan di  kaki kirinya dari Tasya. Tasya nyengir, ia memang mencari cowok yang ada di depannya ini tapi bukan berarti secara gamblang langsung di ucapkan di depan orangnya. "Jadi kenapa lo cari Gue. Ada masalah?" tanya cowok itu lagi. Afika berdiri dari duduknya "Gue duluan Sya ada yang mau gue ambil di perpus" Afika menepuk bahu Tasya pelan sebelum pergi meninggalkan Tasya dan cowok bandel di satu meja. Cowok itu masih menatap Tasya menunggu jawaban dari pertanyaannya. "Kemarin makasih sudah bantu dari pot itu" Ucap Tasya pada akhirnya. Alis cowok itu terangkat sebelah. "Cuman itu lo cari gue?" katanya. Tasya menjeda nafasnya. "Kirain ada yang penting" cowok itu berdiri dari duduknya "oh ya kemarin itu gue gak sengaja kalo lo gak berdiri di tempat pendaratan gue mungkin itu pot udah mendarat di kepala lo kan" dan berbalik meninggalkan Tasya. Tasya langsung berdiri. "Siapa nama Lo" Teriak Tasya. Cowok itu berhenti melangkah untuk menatap Tasya. Beberapa siswa di sana melihat hal itu dan saling berbisik. "Lo mau tau?" Tasya mengangguk dan cowok itu tersenyum miring. "Cari tau aja sendiri" ujarnya dengan songong dan benar benar pergi. Tasya berdecak lidah "Sebegitu susahnya kah kasi tau nama doang?" gerutu Tasya jengkel. Tapi jujur Tasya sangat penasaran dengan cowok bandel itu. ____ "Pulang bareng gue ya!" seru Dika yang udah merangkul pundak Tasya. Tasya melepaskan rangkulan Dika di pundaknya. "Sorry Dik. Bukannya gak mau tapi gue masih ada sedikit tugas tambahan" Tolak Tasya dengan senyum tulus. "Woy Dika! Maju duluan lo ya!" teriak Adam di ikuti Tio dan Raja di belakang mereka. Tasya dan Dika berbalik. Bibir cowok itu berdecak kesal. "Ngapain sih ganggu aja. Tasya kan teman kita juga" Jawab Dika. Tio dan Adam kompak menarik leher Dika dan menarik cowok itu menjauh meninggalkan Raja dan Tasya berdua. Tasya mendengus lalu berjalan lebih dulu mengabaikan Raja di belakangnya. "Anak anak bilang lo nyariin tuh anak yang ngedorong lo dari pot ya?" ucap Raja yang berhasil membuat Tasya berbalik menatapnya. "Emang kenapa? Gak ada urusannya sama lo kan?" ucapnya sinis. "Eh gue tanya baik baik ya! Lo kok nyolot sih jadi orang!" sahut Raja. Ujung hidung tasya berkedut. Dia tidak mau debat dengan cowok menyebalkan macam Raja, sudah cukup di rumah saja ia terus berdebat dengan lelaki di depan nya ini. Gadis itu berbalik meninggalkan Raja dan cowok itu mengikuti nya. "Lo balik duluan sana gue mau balikin buku ke perpus" ucap Tasya tanpa sedikitpun peduli dengan jawaban Raja setuju atau tidak. Raja hanya mampu berkacak pinggang menatap gadis cerewet yang tinggal satu atap dengannya itu mulai berjalan menjauh hingga hilang di salah satu lorong. "Heran deh. Mama kok mau ya nerima anak yang judesnya kayak gitu tinggal di rumah?" gumam nya tak habis pikir. Raja turun ke arah parkiran, ketiga temannya sudah turun lebih dulu mengambil motor mereka. Sejak ada Tasya Raja tidak pernah datang ke sekolah menggunakan motor dengan alasan phobianya kambuh lagi. Cowok itu menunggu Tasya di dalam mobilnya. Tak lama cewek itu datang masuk ke mobil dan duduk di samping Raja. Mobil pun melaju. "Raja lo tau nama cowok itu siapa?" Tanya Tasya tiba tiba. Raja hanya melirik Tasya dan fokus ke jalan lagi. "Ya tau lah dia satu kelas sama gue kali" "Serius?!" "Kenapa? Lo jatuh cinta sama dia karena udah nolongin lo dari pot kemarin?" ucap Raja menatap Tasya sekilas dengan wajah datarnya. "Apaan sih sensi aja kayak cewek pms. Gue cuman nanya kalo gak mau kasi tau yaudah" Raja berdecak lidah lebih memilih diam sampai Tasya kembali bersuara. "Lagian nih ya. Gue cuman tanya doang nama dia siapa bukan berarti gue langsung cinta sama dia di kira gue cewek apaan" Tasya mendengus. Mobil yang di kendarai Raja berhenti, cowok itu menatap Tasya dengan begitu dekat tapi tak sampai bersentuhan. "Lo tau nama gue kan?" tanya Raja. "Ya tau lah cowok nyebelin yang pernah gue kenal ya cuman lo doang" jawab Tasya dengan nada ketus balas menatap Raja. "Kalo tau nama gue lo tau nama dia" dan cowok itu keluar dari dalam mobilnya sebelum menutup pintu Raja kembali bicara "Cuman beda bahasa doang" katanya. 'Beda bahasa?' Tasya langsung memutar otaknya. Apa Iya semua orang di sekolah itu suka main tebak tebakan?. Seketika Tasya tersadar jika mereka sudah sampai di rumah. Gadis itu berlari mengejar Raja dia tidak bisa berpikir seperti ini. Beda bahasa maksudnya gimana? Bahasa di dunia ini kan sangat banyak. "Raja kalo ngomong jangan setengah setengah dong!" teriak Tasya. "Pikir aja sendiri!" Tukas Raja bodo amat. Tasya berlari menghalangi dan berdiri di pintu kamar Raja "Eh ngapain malah di sana sih. Kamar lo itu yang ini" Raja Menunjuk kamar sebelahnya. Tasya menggeleng. "Kasi tau yang bener gue gak suka main tebak tebakan" ucap Tasya. Raja berkacak pinggang menatap cewek di depannya itu. "Apa pentingnya sih lo tau nama dia?" "Dan apa susahnya sih lo kasi tau gue nama dia" Sahut Tasya tidak mau kalah. "Cih! Minggir gue mau masuk" "Gak sebelum lo kasi tau" "Keras kepala banget sih nih cewek" Geram Raja. Ingin dia menarik cewek di depannya ini dan meleparkan ke luar jendela tapi ia tidak bisa. "Jadi siapa namanya?" tanya Tasya lagi. "Namanya King. Puas kan! sekarang minggir gue mau masuk" Raja menarik tas punggung gadis itu hingga Tasya pun memilih menyingkir membiarkan Raja masuk ke dalam kamarnya. "King?" gumam Tasya dengan senyum puas mengetahui cowok penyelamat hidupnya. _______ To be continue  selamat menikmati karyaku semoga terhibur (⌒▽⌒)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD