Cleon pov
Aku sudah tidak tahan lagi, setelah merasakan bibir manisnya aku langsung menandai lehernya dengan taringku. Luc sudah melolong bahagia disana, akhirnya kami bisa menemui mate kami dan langsung menandainya.
Yang kulihat ia pingsan saat kami menandainya. Sepertinya itu terlalu sakit untuknya. Tanpa berpikir panjang aku segera membawanya keluar menuju pack house, aku tak akan melepaskannya sekalipun karena ia milikku. Yang sudah ku tahu adalah dia merupakan keponakan dari Mr. Dakota dan aku akan membujuknya untuk memintakan restu pada orangtua mate-ku, tapi itu nanti.
Dengan teleportasi, akhirnya kami sampai di pack house dengan dia digendonganku. Semua maid langsung menyambut kami memberikan ruang dan mempersiapkan semua keperluan mate-ku Luna mereka.
"Tidurlah yang nyenyak." Aku mengecup keningnya lama. Aroma harumnya terus saja menggodaku agar aku terus berada didekatnya. Aku akan menyentuhnya nanti setelah kami resmi menikah.
"Alpha." Aku menoleh saat mendengar suara itu, suara Beta-ku terdengar dari luar kamar. Segera aku keluar dan menemukan Beta-ku, Deon anak dari Beta sebelumnya.
"Ada apa?"
"Saya harap Anda tidak lupa jika tengah malam ini para Alpha dari pack lain akan berkumpul di hutan kegelapan." Aku baru ingat jika akan ada perkumpulan itu.
"Aku akan kesana. Katakan pada Gamma perketat penjagaan pack selama kita pergi."
"Baik Alpha."
Wajah cantiknya masih nampak pulas dalam tidur, membuat siapapun tidak tega membangunkannya termasuk aku. Walaupun Luc sedari tadi terus berisik dengan semua ucapannya yang ingin sekali menampakkan diri didepan mate kami dan bermanja dipangkuannya.
Melihat dari kondisinya yang baik-baik saja membuatku lega. Setidaknya aku bisa merasa dia tidak melalui hal yang berat secara fisik, kulitnya lembut seperti bayi dan layaknya putri raja yang tidak pernah melakukan sesuatu. Mendengar masa lalu Mommy aku menjadi sedikit khawatir jika mate-ku mungkin saja mendapatkan hal yang lebih buruk dalam hidupnya.
'Alpha, sebentar lagi tengah malam akan tiba. Saya sudah menyiapkan semuanya.'
Mindlink dari Deon menyentakku, ternyata sudah beberapa jam aku memperhatikan mate-ku. Saat melihat jam dinding yang berada di atas pintu walk in closet aku tahu ini saatnya aku meninggalkan mate-ku disini.
'Aku akan segera turun.'
Luc mengambil alih saat kami baru saja keluar dari gerbang packhouse untuk mempercepat perjalanan menuju ke hutan kegelapan.
Dunia werewolf memanglah besar, masih banyak pack pack besar menguasai dunia manusia meski pun manusia itu tidak menyadarinya. Dan pack yang aku pimpin merupakan satu-satunya pack besar di negara ini, karena dari pack inilah calon raja manusia serigala berada. Penerus tahta werewolf di zaman yang begitu canggih.
Setibanya kami ditengah hutan, sudah berkumpul para Alpha juga Beta dari pack lainnya. Selama tiga bulan sekali kami akan melakukan pertemuan ini, selain untuk mempererat persaudaraan disini kami juga dapat merasakan kebebasan dari alam guna menghilangkan penat sedikit.
Semuanya berjalan lancar hingga matahari mulai memancarkan sinarnya. "Ku rasa perkumpulan kita harus usai sekarang, matahari sudah kembali."
Ucapan Alpha dari Silvermoon dibenarkan oleh yang lain, begitu pun aku yang sudah kembali rindu dengan mate-ku.
'Alpha! Luna menjerit histeris! Dia baru saja siuman.'
"Aku setuju, aku pun harus kembali ke pack." Luc kembali mengambil alih dan berlari cepat menuju pack house dengan perasaan yang tidak bisa ku bedakan karena tercampur.
"Ada apa ini?" Setibanya aku di pintu utama, Delta-ku sudah menanti.
"Hamba tidak tahu Alpha. Saat pagi hari saya berkeliling pack house tiba-tiba saya mendengar suara jeritan dari kamar Anda. Dan disana Luna terus menjerit dan menangis meminta semua jendela ditutupi." Aku mengerutkan kening tak paham. Tetapi tidak membiarkan waktu terbuang begitu saja, karena kakiku melangkah dengan cepat ke kamar utama.
Ku dorong pintu hingga terdengar suara nyaring, disana ada beberapa pelayan wanita yang sedang menutup semua sumber cahaya dikamar ini. Dan mataku langsung menangkap tubuh yang bergetar karena tangis di pojok sebelah kiri tubuhku.
Aku berjalan perlahan mendekatinya, dan memeluknya erat dari belakang. Ia berteriak dan berusaha untuk melepaskan diri dengan berontak memukul lenganku.
"Hei hei Sweetheart, tenanglah." Bisikku pelan yang sepertinya sedikit membantunya untuk tenang hingga ia tidak berontak lagi.
Ku balikkan tubuhnya agar kami saling menatap di ruang gelap ini. Wajah cantik yang dipenuhi air mata itu menatapku dengan mata terkejut. "A-anda.."
"Mengapa kau menangis hmm??" Ku usap pipinya yang bersimbah air mata. Tetapi air matanya kembali mengalir.
"Kenapa Anda menculik saya? Apa salah saya?" Ia terus menangis terisak di hadapanku semakin membuat diriku bingung.
"Sstt.. jangan menangis seperti ini. Kau menyakiti hatiku." Aku terus menghapus air matanya. Ia menggeleng pelan dan menatapku penuh permohonan.
"Tuan, saya bukan anak Mr. Dakota jika Anda sengaja menculik saya untuk mendapatkan hartanya. Saya hanyalah keponakan yang tidak berarti, tolong lepaskan saya. Kembalikan saya ke tempat saya semula." Aku tidak mau mendengar semua ucapannya hingga dengan geram aku menyesap kembali bibir manis yang sekarang terasa asin karena air mata. Tidak memperdulikan lagi apakah disini ada pelayan atau ada Beta-ku.
Aku hanya ingin dia tahu apa yang aku mau sebenarnya. "Aku tidak memerlukan harta itu, aku hanya ingin dirimu dan kau sudah menjadi milikku sejak pertama kali kita bertemu. Dan aku tidak akan pernah mengembalikanmu atau memberikan dirimu pada siapapun karena kau adalah milikku."
Nafas terengahnya terus menerpa wajahku dan aku menyukai ini. Di usap pipinya penuh sayang tanpa penolakan darinya. "Aku tidak bisa Tuan, aku belum cukup umur untuk menikah dan aku tidak mencintaimu. Aku pun tidak tahu apapun tentang mu begitupun Anda, ini tidak benar. Anda harus mengembalikan saya ke rumah Mr. Dakota."
Rahangku mengeras, Luc sudah mengamuk minta keluar sekarang. Aku merasa tidak terima dengan penolakannya, tapi jika aku berbuat kasar ia semakin tidak mau denganku. Aku memejamkan mata menahan emosi. "Honey dengarkan aku," aku merangkum wajah cantiknya dengan tanganku berharap dengan ini ia bisa membaca semua perasaan dari mataku saat mata kami saling mengunci. "Jika itu yang kau khawatirkan, aku tidak masalah. Selama disini kita bisa saling mengenal, aku sudah mencintaimu dan merupakan hal mudah untukku agar kau mencintaiku. Tetapi hal itu akan terjadi jika kau mau membuka hatimu dan menerima semua ini."
Ku dekat kan wajah kami hingga kening kami bertemu. "Aku merasa bahagia saat bertemu denganmu, aku senang karena bisa menemukan tujuan hidupku. Dan jika memang benar kau tidak berarti bagi Mr. Dakota dan keluarganya maka itu akan lebih baik lagi."
Kecupan singkat ini kembali membuat getaran dalam hatiku. "Karena dengan itu hidup bahagia sudah menanti kita tanpa ada sentuhan dari siapapun."
Vote and Comment guys!!!
TheHalfsoul❤