Our Mate
Cleon pov
"Bagaimana jika aku ikut denganmu?" Aku sungguh malas berdebat dengannya.
"Bisakah kau tidak banyak bicara?" Ketusku. Tapi yang kudapat wajah kesalnya.
"Hey pria kesepian, aku ini sebagai saudari kembarmu sangat perhatian padamu. Setidaknya berterimakasihlah, aku hanya tidak ingin kau menjadi bahan gosip karena tidak pernah memiliki teman kencan." Aku mendengus tak suka, selalu saja berkata begitu.
"Mommy lihatlah kelakuan anak perempuanmu ini. Ia sama sekali tidak bisa membuatku senang sedikit." Aduku pada mommy yang tengah mengecat kukunya.
"Ck Clare biarkan kakakmu pergi sendiri, dia sudah terbiasa." Kembali aku tak habis pikir dengan ucapan mommy. Begitulah jika dia tak ingin digangu.
"Lebih baik, kau lihat adik-adikmu ditaman Clare. Mommy belum selesai mengecat kuku, bisakah kau bantu mommy kali ini?" Aku tahu tak akan ada seorang pun yang akan menolak mommy apalagi dengan wajah cantiknya yang luarbiasa.
"Aku pulang."
"Aku juga pulang."
"Kalian kenapa cepat pulang?" Begitulah mommy, kedua adik kembarku Cello dan Zello baru saja kembali dari arena latihan, bukannya mommy senang anak-anaknya pulang cepat ia malah menyuruh anaknya pulang terlambat seperti aku dulu.
"Bukankah kami memang pulang jam segini mom?" Dengan cepat mommy melihat jam di dinding.
"Ah benar, yasudah kembali ke kamar bersihkan diri makan dan beristirahatlah."
"Siap mommy."
"Oke mommy."
Walaupun aku sibuk membaca buku tentang bisnis tapi kegiatan kecil di istana ini tak luput dari pandanganku meskipun itu kegiatan kecil seperti barusan.
"Mommy!!! Lihatlah gaunku kotor karena disiram air kotor oleh Key."
"Mom, Rambutku bau!! Feylisha sangat jahat padaku."
Oh astaga jangan salahkan aku jika istana besar ini begitu ramai. Salahkan saja daddy yang begitu mencintai mommy hingga menyetujui keinginan mommy untuk memiliki anak yang banyak.
"Princess-princess mommy biasakah kalian tidak menangis dan berteriak? Bukankah kalian seorang puteri yang harus menjaga tingkah laku kalian?" Dan mereka tak bersuara. Sudah ku bilang tak akan ada yang bisa menolak permintaan mommy meskipun ia berkata begitu pelan.
Seorang King dikerajaan werewolf inipun begitu tunduk dan patuh pada wanita yang selalu ku panggil mommy ini. Karena dialah seorang Luna Natasha Adelia Xanders sang Queen dikerajaan ini, ibuku dan mate dari Alpha King Alvaro Marshel Xanders.
"Nah begini lebih baik, mommy ingin tahu apakah kedua princess mommy ini sudah benar-benar menjadi seorang puteri yang mandiri?" Kedua gadis kecil bergaun sama beda warna itu pun mengangguk antusias. Aku yakin mommy akan melakukan pembodohan lagi.
"Wah benarkah?" Bisa kulihat dari kursi ini mata mommy terlihat berbinar.
"Tentu mommy." Jawab mereka berdua bersamaan.
"Mommy tidak bisa percaya tanpa adanya bukti honey. Bisakah kalian membuktikannya untuk mommy?" Kedua makhluk mungil itu mengangguk lagi.
"Kalau begitu apakah kalian bisa pergi ke kamar lalu membersihkan diri tanpa banyak bicara? Rewqi dan Jeslyn akan memantau kalian." Betulkan apa yang ku perkirakan? Dan setelah kedua makhluk itu pergi mommy kembali sibuk mengecat kukunya.
Aku tidak tahu keberuntungan apa yang daddy miliki karena mommy menjadi mate-nya. Mendengar kisah hidup mommy dan kehidupan pernikahan mereka sedikit membuatku takjub, apalagi perjuangan mommy saat pertama kali mengandung itu terdengar mengharukan karena mommy begitu untukku dan Clare.
Aku Cleon Arsenio Xanders adalah putera pertama dari King Alpha Mars sekaligus kakak kembar Claretta Emery Xanders, Ya kami kembar. Aku pun punya empat orang adik yang kembar pula.
Ialah Cello Gabriel Xanders dan Zello Mikhael Xanders yang terpaut usia 6 tahun dariku dan Clare. Mereka kembar yang berjenis kelamin sama yaitu laki-laki tidak sepertiku dan Clare.
Lalu Feylisha Rosalin Xanders dan Keylisha Violin Xanders yang terpaut jarak 10 tahun dari Cello dan Zello.
Fyi, Clare sudah lama menikah dengan sejak ia lulus sekolah menengah atas.
"Apakah kamu tidak ingin kembali ke pack house?" Apakah itu semacam pengusiran?
"Aku akan pulang." Setelah aku mengecup pipinya aku pergi meninggalkan istana.
Ponselku bergetar dengan cepat kulihat siapa yang menghubungi, ternyata sebuah alarm pengingat.
Aku harus bersiap-siap menuju rumah salah satu kolega bisnisku yang mengadakan jamuan besar makan malam dengan para pembisnis. Tak butuh waktu lama bagiku untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Hingga aku langsung melesat ke tempat tujuan.
Dirumah mewah bernuansa putih ini mobil-mobil mewah terjajar rapi dihalamannya dan menurutku rumah ini terlalu terang karena lampunya ditempatkan disemua tempat tak terkecuali begitu menyilaukan mata. Aku masuk setelah menyebutkan nama di pintu masuk rumah ini tadi. Dan rumah ini tampak aneh karena didalamnya terdapat tirai hitam besar penutup semua dinding rumah ini. Walau tirai tersebut diangkat keatas tetap saja begitu kontras dengan cat dinding rumah yang putih bersih.
"Mr.Xanders." Penilaianku terhenti karena panggilan suara itu.
Dengan senyum formal aku kembali menyapanya, Mr.Dakota pemilik rumah ini.
"Mari saya antar menuju ruang jamuannya." Aku mengangguk dan mengikutinya.
'Mate! Mate!'
Ada apa lagi ini.
'Mate!'
Aku melihat berkeliling ruang tamu ini, sepi tak ada apapun.
'Mate! Mate! Mate!'
'Luc apakah ada mate kita disini?' Tanyaku sedikit memggeram.
'Iya ada mate kita disini. Cari mate kita Cleon!! Aku ingin menemuinya!'
Sungguh suara Luc membuat kepalaku berdenyut, tapi aku masih bingung dengan keadaan ini. Di Aula besar rumah ini tak ada satupun gadis yang ku rasa adalah mateku.
'Apa kau keliru Luc? aku tidak merasakan seorang pun yang menjadi mate kita disini. Tidak mungkin jika ia seorang pelayan kan? atau istri dari kolega kita?' Tanyaku bertubi-tubi.
'Bukan bukan mereka Cleon, aku yakin benar jika aku tak keliru ada mate kita disini. Aku yakin dia terkurung dirumah besar ini.'
'Apa kau yakin?'
'Ya ya'
Aku menghela nafas gusar, kenapa aku merasa putus asa.
"Silahkan duduk tuan-tuan dan nyonya-nyonya." Sesuai instruksi dari pemilik rumah aku pun memilih duduk disalah satu kursi yang tersedia di meja makan super besar ini.
"Sebelumnya kuucapkan terimakasih karena kalian menyempatkan hadir dalam jamuan makan malam yang sengaja ku adakan untuk meramaikan rumahku juga menyambut kedatangan puteraku. Semoga kalian suka dengan hidangan yang kami suguhkan." Dan para pelayan dengan sigap menaruh semua makanan dihadapan para tamu.
Ku akui jamuan ini cukup berkesan apalagi melihat banyaknya tamu yang hadir, ini bisa menjadi ajang promosi perusahaan. Kulihat disana ada seorang pemuda yang cukup tampan, sepertinya ia pewaris keluarga Dakota yang kaya raya ini, keluarganya pun begitu harmonis dan bahagia. Ia menyapa tamu-tamu yang lain dengan ramahnya.
Setelah makanan pembuka dan inti kini makanan penutup dihidangkan dengan obrolan ringan. Sesekali aku menimpali obrolan para pebisnis ini, tapi perhatianku lebih tertarik dengan keanehan rumah ini hingga aku mencium aroma manis buah cherry merah.
Dan aku melihatnya!
Mata indah itu yang mengintip kami dari lantai dua rumah ini.
'Mate! Mate!'
Vote and Comment guys!!!
TheHalfsoul❤