MICHAEL JONES POV
Aku bisa gila bila terus seperti ini. Queen Madison benar-benar membuat otakku seakan hampir pecah, karena senyuman wanita itu laksana matahari dan aku adalah bumi yang mengelilinginya.
Kapan aku pernah merasakan hal gila seperti ini? Bahkan wanita pengkhianat bersama si wanita penghianat itu, aku tak mempunyai perasaan menggebu dan kuakui hanya Queen pemenangnya.
Katakanlah aku pria bodoh yang lupa dengan pikiran logis, akibat ketakutan akan sebuah kata kehilangan. Ejek saja aku sesuka hatimu, tapi itu tak akan membuatku berhenti mencari jejaknya ke seluruh penjuru kota Texas.
Walaupun aku sudah sampai ke kondominium miliknya, lalu membayar penjaga bangunan kumuh itu dan masuk ke dalam hunian tersebut agar bisa memastikannya sendiri jika Queen memang tak berada di sana, tetap saja aku tak penat untuk memacu mobil sportku ke segala tempat demi dirinya.
Malam nanti Filemon dan Greg juga sudah mengatur siasat untuk membantuku mencarinya di bar tempat Queen bekerja, dan itu sudah cukup membantu di antara serentetan usaha yang aku lakukan sampai di pukul lima sore ini.
Bip bip bip bip bip bip bip bip
"Bagaimana? Sudah kau temukan?" tanyaku saat mengangkat telepon dari Filemon, sembari terus saja fokus menatap satu demi satu pengunjung di Gladys Porter Zoo.
Jangan tanyakan kenapa aku bisa sampai terdampar di sebuah kebun binatang? Karena mungkin otakku sudah rusak seperti seekor binatang akibat aroma tubuh Queen yang mengiurkan.
"Aku tidak bisa mendapatkan jadwal pertama dengannya, Mike. Seseorang lebih dulu mendapatkan jackpot sepuluh jam bersama Queen, dan Madam Marimar sepertinya sudah menerima uang yang tidak sedikit dari orang itu," jawab Filemon.
"s**t! Ini tidak boleh terjadi, Filemon! Dia wanitaku!" dan aku mengumpat pada sahabatku, tentang rasa kesal yang tiba-tiba saja begitu menggunung dalam dadaku.
"Sebaiknya kau pergi dan temui sendiri mucikari gempal itu, Brother. Remas p******a besarnya sampai dia berteriak dan telanjangi saja jika memang dia berulah denganmu, karena menurut Greg itu adalah senjata ampun untuk mendapatkan apa yang kau inginkan," kekeh Filemon yang semakin membuatku naik pitam.
"Apa kau sudah gila, hah?! Aku membayarmu juga walau pun kita menggunakan metode sahabat ketika sedang bekerja, Bodoh! Apa harus aku yang melakukan hal menjijikan itu?! Atau kau sudah bosan bekerja denganku, sampai harus mengabaikan perintahku pada Elisabeth Mayer dan juga hal ini?!" tegasku semakin menaikkan intonasi suaraku.
Terdengar tawa keras di ujung telepon dari pita suara Filemon dan aku sedikit merasa lucu juga dengan tingkah konyolnya.
"Come on, Mike. Kau harus mencobanya sendiri, jika ingin memiliki wanita itu seutuhnya. Bukankah sudah kukatakan, jika dia adalah tipe wanita yang tidak mudah untuk kau taklukan? Mereka adalah wanita liar yang tak cukup hanya dengan limpahan materi, Mike. Mereka sudah terbiasa dengan kepuasan yang diberikan oleh banyak pria," ujar Filemon ketika derai tawanya sudah mereda, "Sehingga aku sangat bahagia saat mengetahui hubunganmu dengan Elisabeth Mayer sudah sejauh itu, tapi kau malah membuatku pusing dengan si penari telanjang itu sekarang. Jadi lakukanlah apa yang kukatakan barusan dan pergilah ke tempat Madam Marimar berada, lalu coba bujuk dia dengan uangmu. Itu mungkin akan berhasil, karena dia juga sama gilanya dengan Queen jika sudah berbicara tentang uang," dan ia kembali berceloteh panjang lebar seperti seorang wanita.
"Ck! Walaupun berpredikat sebagai wanita binal? Mereka tetaplah seorang manusia yang terlahir dengan hati dan perasaan, Filemon. Mereka pasti memiliki rasa cinta untuk seseorang, dan itulah yang kurasakan ketika bersama dengan Queen," lirihku kemudian, "Aku mencintai dia dan Queen membalas ucapanku dengan tulus, Filemon. Hanya saja Elis membuat kekacauan dengan mengirimkan sejumlah pesan yang berisi berita kehamilan palsunya, sehingga Queen meninggalkanku seperti sekarang ini dan kau pasti sudah paham mengapa dia melakukannya, kan?" dan mengutarakan semua pendapatanku.
"Ya, bisa jadi karena dia sudah ingin berubah menjadi wanita baik dan bahagia bersamamu, Mike. Tapi aku tetap pada prinsipku, bahwa aku tidak boleh jatuh cinta pada seorang wanita malam. Aku tidak suka milikku sudah pernah dibagikan ke banyak pria, dan maaf bila ucapanku ini menyinggung perasaanmu," Filemon membalas ucapanku dengan pemikiran yang sama tentang filosofi wanita jalang.
Aku pun tak dapat berbuat banyak selain berkata, "Terserah kau saja. Aku pamit dan akan mencoba peruntungan dengan menemui Madam gempal itu sekarang. Klik," kemudian mengakhiri sambungan telepon tersebut.
Setelahnya tubuhku berbalik dan bersiap untuk menenui Madam Marimar, namun seseorang membuat langkahku terhenti.
"Kemana saja kau, hah?! Kenapa mengabaikanku? Apa kau mulai berpikir untuk mencampakkan aku di saat batang kemaluanmu sudah puas masuk keluar di lubang kewanitaanku?!"
PLAK
"Aku hamil, Michael Jones! Aku tidak sedang bercanda! Bulan lalu aku sudah melepaskan alat kontrasepsi itu dari lenganku, dan mari kita buktikan jika kau masih saja menganggapku penipu!"
Dia mengatakan barisan kata-kata yang membuatku tercengang, bahkan tamparan keras yang ia berikan, berhasil membuat duniaku semakin runtuh.
"Elis, kau--"
"Apa? Kau ingin tau dari mana aku mengetahui kenapa kau bisa berada di tempat aneh seperti ini? Heh," ujarnya memotong ocehanku, "Tentu saja dengan menggunakan aplikasi GPS yang ada dalam ponselku ini, Bodoh! Kau sendiri yang membuat aplikasi ini di ponselku, bukan? Lalu kenapa kau terkejut seperti itu? Apa aku melewatkan sesuatu tentang tubuhmu yang mulai kau bagi untuk wanita lain?! Jika jawabannya adalah ya? Maka aku akan membunuhnya seperti yang sering kukatakan! Kau mengerti?!" lalu neradang dengan ocehan yang semakin banyak, dan terdengar sangat kasar.
"Ya, Tuhan! Apalagi ini? Bagaimana dengan cintaku pada Queen? Apa benar Elisabeth sialan ini melepas alat kontrasepsi yang sudah kami pasang saat beberapa minggu menjadi sepasang kekasih? Tapi kenapa dia melakukannya? Apa Filemon atau Greg sudah membocorkan tujuanku mendekati dia?" batinku bertanya, lalu melupakan sejenak amukannya tadi.
Sialnya kedua tanganku lebih dulu berada dalam cengkeraman dua orang lelaki berbadan tegap dan berkulit hitam, yang memakai pakaian berjenis lateks.
"Elis! Apa yang kau lakukan, hah?!" lalu aku pun segera menyadari ketika mereka menyeretku keluar dari Gladys Porter Zoo.
"Daddy yang memerintahkan mereka untuk menemaniku mencarimu, Mike. Jadi jelaskan di depan Daddy jika kau ingin leluasa bergerak!" ujar Elisabeth, menjelaskan pertanyaanku.
Dengan demikian lengkap sudah rasa kesal yang aku dapatkan dari seorang Jhonson Mayer atas perbuatannya padaku, sehingga aku pun bertekad akan mengikuti bola panas yang dia lemparkan.
"Tunggu saja kau pria tua b******k! Aku akan membuat kau menyesal dan memohon padaku! s**t!"
????????????
To be continue...