Chapter 3

1053 Words
Happy reading..! ______ "Kamu bisa lihat saya?" Pertanyaan yang sama sudah 50 kali Rena dengar dalam waktu kurang dari dua jam. Dengan sok jual mahal Rena mencoba mengabaikan pertanyaan itu. Sudah cukup dan terlalu banyak masalah arwah penasaran yang ia bantu dan tadi saja baru selesai satu dan sekarang malah nambah satu lagi. "Aku tau kamu bisa lihat saya" sosok itu menghadang langkah Rena. Gadis itu memutar bola matanya jengah. "Terus kalo aku bisa lihat kamu memang kenapa?" Dan Rena menembus bayangan arwah di depannya. "Artinya kamu bisa bantu aku menemukan masalah ku" Sontak Rena langsung menatap sosok pria di belakangnya. Entah dia setan atau arwah. Tapi lebih membingungkan dia bisa menapak tanah. Makannya tadi Rena marah marah mengira yang lewat di depannya adalah manusia. Jika dia tau ternyata adalah arwah ia tadi lebih baik pura pura tidak tau saja. Rena duduk di tepi tempat tidur nya. "Aku capek kamu gak usah ganggu aku lagi aku juga gak bisa bantu kamu" "Please. Cuman kamu yang bisa liat aku sejak kecelakaan beberapa hari lalu. Kamu mungkin bisa bantu aku, aku tidak bisa tenang kayak gini terus" mohon arwah itu. "Siapa nama kamu?" tanya Rena. "Namaku Vino. Umurku baru 25 tahun" Rena mengerutkan dahinya. "Itu kamu tau nama sama umurmu. Kamu bisa cari identitas mu sendiri dong" ketusnya. "Hh.. Kalo aku bisa ngapain aku minta tolong sama cewek kayak kamu mending minta tolong sama polisi tapi kan mereka gak bisa liat aku yang kayak gini" ucap Vino pasrah. Rena berdiri dari duduknya menatap kedua bola mata Vino tanpa rasa takut "Apa yang terakhir kamu lihat atau setidaknya yang kamu ingat sebelum kamu jadi kayak gini?" Vino terlihat berpikir tapi dia tidak bisa mengingat hal selain usia dan namanya. Cowok itu menggeleng. "Gak tau" ucap Vino polos. Rena menghembuskan nafas dan kembali ke atas tempat tidurnya. "Jadi setelah kecelakaan kamu cuman muter muter di jalan itu doang. Gak capek? Gak mau cari ke tempat lain?" "Mau nya begitu tapi aku gak bisa ninggalin tempat pertama aku bangun jadi kayak gini" Vino ikut duduk di samping Rena. "Nama lengkap kamu siapa?" tanya Rena yang sudah seperti sedang mewawancarai Vino. Vino menggeleng lagi "Aku gak tau" ucapnya. Rena menghela nafas lagi "Yaudah deh nanti aku pikir pikir soal masalah kamu ini. Tapi ngantri ya soalnya masih ada arwah gadis cilik juga belum selesai di ungkap" ucap Rena yang sudah bosan dengan hal seperti ini. Rena hanya ingin kehidupan nya kembali normal suatu saat nanti agar tidak berurusan dengan hal hal seperti ini lagi. Vino tersenyum bahagia, akhirnya setelah dua minggu cuman berdiri di sana ada juga orang yang mau membantunya. _____ Pagi hari nya Rena sudah berangkat ke sekolah dan tepat di depan gerbang arwah gadis 12 tahun itu mulai mengikutinya lagi. "Siapa dia?" tanya gadis hantu itu saat melihat vino ikut di samping Rena. "Sama sepertimu" sahut Rena kaku. Vino hanya tersenyum tipis ke arah gadis hantu itu yang di balas dengan tatapan dingin. Vino jadi kikuk sendiri sambil mengikuti langkah Rena. Seperti hari hari biasa nya. Siswa siswi yang takut dengan keberadaan Rena langsung menyingkir namun Arham satu satunya siswa yang masih ngotot mau dekat dengan Rena. Tapi hari ini Arham tidak di ikuti lagi oleh makhluk putih, sepertinya cowok itu sudah membuang kotak hitam yang Rena maksud kemarin. Cengiran menyebalkan khas Arham menyambut kedatangan Rena namun Rena malah melewati Arham begitu saja. "Indigo aku sudah buang kotak itu lalu sekarang bagaimana?" tanya Arham antusias. "Dia tidak ada. Kamu sendiri sekarang" jawab Rena ketus. Arham mengambil bangku kosong di samping Rena lalu mendudukinya. "Wah keren. Ternyata kotak hitam itu menyeramkan juga untung kamu cepat kasi tau aku" "Sama sama" Jawab Rena sembari mengeluarkan buku dari tasnya. Arham terkekeh pelan. "Jutek banget sih jadi orang" "Dia pacarmu?" tanya Vino tiba tiba. "Bukan!" seru Rena. "Ha?" tanya Arham bingung "iya iya kamu gak jutek kok" lanjutnya. Rena menatap Arham "Bukan kamu tapi dia" Rena menunjuk Vino. Arham yang tidak bisa melihat Vino hanya mangguk mangguk. "Hantu lagi ya?" gumam cowok itu. Vino tertawa pelan saat Rena menatap tajam kearahnya. "Apa? Aku hanya ketawa" ucap Vino apa adanya. Gadis hantu di samping Vino langsung memukul kepala Vino. Cowok itu mengaduh. "Untung masih bocah coba kalo bukan udah aku pites deh nih anak" gerutu Vino tak berani membalas. "Kamu jangan ambil jatahku. Aku lebih duluan ketemu Rena dari pada kamu" ucap Gadis hantu itu dengan sinis. "Iya tau tau. Gak usah di perjelas lah ya kalo kamu lebih duluan mati dari pada aku" "Apa kamu bilang" Gadis itu menjambak rambut Vino. Kali ini Rena yang menahan tawanya melihat gadis hantu dan Vino bertengkar. Seperti ini kah kira kira kalo hantu ketemu hantu dan mereka bertengkar? "Kamu kenapa senyum senyum kek gitu. Aku ganteng ya?" Celetuk Arham tiba-tiba membuat Rena mendengus. "kepedean banget sih ni orang. Sana pergi! kelas kamu bukan di sini kan. bentar lagi sudah bel masuk tuh" ucap Rena. "Aku di usir?" tanya Arham. "Bodo amat!" Seru Rena kesal tanpa melihat Arham secuil pun. Arham mulai berdiri meninggalkan kelas Rena dan menuju kelasnya sendiri. Lalu Rena melihat Vino dan gadis hantu kini malah terlihat akur. Mereka bercerita yang tidak terlalu Rena pedulikan soal apa yang mereka ceritakan. Hingga jam sekolah usai Rena mengambil motor matic nya menuju danau tempat terakhir gadis hantu itu tewas tenggelam. Rena mulai bertanya ke penduduk sekitar namun sebagian besar orang orang sudah tidak ingat kejadiannya terlebih daerah tepian danau juga di bangun tempat wisata yang membuat Rena sulit untuk melihat reka kejadian lewat batinnya. 10 tahun bukan waktu yang sebentar. Mungkin Rena akan cepat menemukan identitas para arwah jika mereka meninggal sebelum waktu lima tahun. Dan gadis hantu ini sudah 10 tahun meninggal. Kemungkinan besar keluarga nya sudah pindah ke tempat yang lebih jauh. Rena terus menggali informasi layaknya detektif. Hampir setiap warga di sana yang Rena jumpai ia tempati bertanya sampai akhirnya dia menemukan satu warga yang ternyata masih ingat meskipun tidak sedetail yang Rena inginkan namun setidaknya itu cukup membantu. Entah sebenarnya masalah apa yang belum gadis hantu ini selesaikan. Dia baru 12 tahun seharusnya tidak terlalu banyak berpikir atau menyimpan rahasia. Tapi semua orang memang tidak bisa di tebak. ________ Ini cerita genre horor pertama yang aku buat. Rada ngeri sih soalnya yang di bahas hantu hantu gitu. Tapi buat nantangin diri sendiri biar jadi berani akhirnya jadi deh ceritanya.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD