"Akbar!" Akbar menatap ke sebrang jalan. Ia sedang berada di depan lampu lalu lintas untuk menunggu lampu penanda pejalan kaki menyala, saat suara seorang perempuan memanggilnya. Akbar melambaikan tangannya ke perempuan itu, dan tersenyum lebar. Perempuan itu bergegas menyebrang jalan begitu lampu merah menyala. Dengan cepat ia sudah berada di sebrang jalan, padahal usianya sudah tidak muda lagi. Ia segera menghampiri Akbar. Senyumnya melekuk. "Ibu dari tadi bingung kafe yang mana." Perempuan itu adalah ibu Akbar. Sengaja ingin menjenguk putra bontotnya itu. Datang jauh-jauh dari Bandung ke Jakarta. Lalu ibu Akbar itu menatap ke kafe tempat yang baru saja ditinggalkan Akbar itu. Matanya menembus jendela kaca besar, lalu menangkap seorang gadis yang tengah duduk sendirian d