26- Luapan Amarah

1204 Words

Jakarta, 10 Mei 2016   Tari turun dari motor Akbar dengan perlahan. Dengan senyum mengembang, ia menatap wajah Akbar dari samping. Akbar yang hari itu mengenakan jaket denimnya hanya membalas Tari dengan senyum tipis. Sorot matanya hanya menyorotkan tatapan datar. Tak bisa diprediksi sedikitpun.   "Makasih, ya," kata Tari. Gadis itu menyampirkan slingbag-nya ke pundak kirinya dan melempar senyum untuk Akbar. Tak ada balasan. Akbar yang masih duduk di atas motornya, tiba-tiba turun dan memarkir motornya. Pemuda itu mendekati Tari dengan menunduk. Hal yang tidak pernah dilakukan Akbar sebelumnya. Tentu saja Tari kebingungan melihat sikap acak Akbar sore itu. Namun ia hanya menatap Akbar dengan senyum yang tak pernah lepas.   "Kenapa?" tanya Tari dengan alis bertaut. Ia bingung, k

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD