Ares bagai tersihir dengan seluruh kendali mantra yang ada pada Luna. Dia hanya bisa mengikuti langkah Luna yang menggamit lengannya meninggalkan Reyhan di beranda. Luna adalah gadis yang ceria. Mungkinkah dia bisa peka dan menyadari hati Ares dan tak menyakiti pemuda itu? Sayangnya, di hati Luna hanya terukir nama Arvin seorang.
Luna mengajak Ares duduk di taman depan rumah Reyhan. Suasana begitu tenang. Lampu taman yang terang membuat Ares menikmati keindahan wajah Luna yang ada di hadapannya. Pantulan cahaya itu menghiasi raut polos dan bahagia adiknya Windy itu.
"Kenapa? Kayaknya kamu bahagia banget. Ada yang bisa kubantu?" tanya Ares.
Luna tersenyum. Dia segera menggenggam jemari Ares dan membuat Ares gugup. Benar kata Fandy, ini pertama kalinya Ares jatuh cinta. Berarti dia harus
