Sejak tadi Luna hanya memandang Arvin dari sisi jembatan. Entah Arvin menyadari atau tidak, tentu saja Luna tak membiarkan Arvin sendiri di tengah suasana hatinya yang memburuk. 'Dia mau ngapain, sih?' gerutu Luna. Pupil Luna membola saat Arvin mulai menaiki sisi jembatan yang terbuat dari teralis kokoh itu. Entah apa yang terjadi nanti, Luna hanya tak mau terjadi hal buruk pada Arvin. Mencegahnya untuk tenang pun percuma, Arvin sudah hilang akal dan takkan mau mendengarkannya. Luna segera berlari, jantungnya berdegup kencang saat Arvin hampir berdiri melewati dinding pembatas jembatan. Segera, dia menarik pinggang pria itu, mengepalkan jemarinya hanya untuk memukul keras sisi tengkuknya. "Ahk!" Setidaknya saat ini Arvin jatuh, tenggelam dalam pelukan Luna yang menyelamatkannya. Tak a