47. My Baby, Arvin

1003 Words

Membolos. Luna hanya ingin menemani Arvin saja yang saat ini pasti tak ada keinginan untuk sekolah. Mereka berjalan, mengabsen tiap inchi aspal jalan dengan langkah gontai. Sejak tadi Arvin berada di sisinya, entah apa yang dia pikirkan saat ini. Tujuannya adalah komplek perumahan di mana tercipta neraka yang dia huni sejak kecil. Setelah menaiki bus, langkah mereka terpatri di persimpangan. Arvin tak yakin apa dia harus menemui orangtuanya atau tidak. "Kak Arvin istirahat aja hari ini. Kalau ada apa-apa, jangan lupa kabarin aku," pinta Luna. Arvin menarik napas panjang, menghelanya. Setelah itu, dia tersenyum tipis sambil mengusap kepala Luna. Gadis itu mengisi durasi beberapa detik dengan lamunan, memandangi bibir plum pria itu yang tersenyum untuknya. 'Senyumnya manis banget, asta

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD